*C'M ~4~

11.4K 364 7
                                    


Terserah padanya, aku tidak akan perduli, apapun yang terjadipadanya aku tidak akan pernah perduli pada mu lagi Justin!

Aku melangkah meninggalkan penginapannya, agar bisa menenangkan sedikit persaan ku. Kata-kata Justin tadi sungguh sangat menyakitkan, Keterlaluan! aku juga menerima tawaran selena karna aku kasihan pada Istrinya itu terlebih aku membutuhkan semua uang ini demi adik ku, kalau bukan karna itu aku tidak akan pernah mau menikah dengan cara seperti ini apa lagi bersama manusia kasar seperti Justin. Lagi pula anak yang akan ku lahirkan nanti, semua kebutuhan keamanan dan kenyamanan hidupnya akan terjamin bersama Selena. Apa lelaki kasar itu tidak bisa mengerti ?

Ku putuskan untuk berdiam diri di sebuah restoran yang tidak begitu jauh dari penginapan kami, sebagian tempat ini semakin menjulur kearah pantai dengan lantai kaca yang begitu tebal, beningnya kaca membuat kita dapat melihat air laut yang jernih menampakkan terumbu karang di bawahnya, seakan membuat kita mengapung diatasnya. Setidaknya disini aku bisa makan dan pastinya terhindar dari Justin. Biarkan saja pria itu mati kelaparan di kamarnya. Aku tidak akan menangis, sesakit apapun itu aku tidak akan pernah mau menangis hanya karna pria seperti Justin.

“Permisi Mau pesan Apa Nona ?" Suara pelayan restoran berhasil menyadarkanku. Pelayan itu menyodorkan menunya padaku.

“Crispy Chicken with Waffles And Hot Chocolate” jawab ku sesingkat mungkin memesan menu Breakfastnya sembari membalas senyum ramahnya.

Pelayan itu kembali meninggalkan ku. tidak lama setelah itu mataku menangkap sesosok Justin berjalan dengan cueknya masuk kedalam restoran ini dan duduk tidak terlalu jauh dari ku.

Sial!
Kenapa pria itu harus makan juga di tempat ini. Menyebalkan! Melihat pria itu membuat nafsu makanku menghilang.
Segera aku berdiri, menghampiri pelayan tadi dan memberinya uang tentu saja untuk membayar makanan yang terlanjur ku pesan tadi, setelah itu aku melangkah keluar dari restora itu melewati meja Justin tanpa menengok kearahnya sedikitpun.

-------------

"Aaaaaaahh"

Dan disinilah aku sekarang, di atas tebing yang tidak begitu sulit untuk aku dapat merangkak naik keatasnya, dengan beberapa batu karang yang cukup besar bertumpuk disini, merasakan  angin laut berhembus menerpa wajahku.
Tadi pagi sejak aku meninggalkan penginapan dan restoran pertamaku, aku kembali melangkah mencari tempat makan lain yang ku pastikan tidak akan ada Justin lagi disana, berdiam diri ditempat itu, menikmati sarapanku di temani alunan musik clasic yang di putar cafe kecil itu. Menjelang siang aku menghabiskan waktuku dengan berjalan-jalan menelusuri pulau ini, sampai aku merasa lelah dan beristirahat disini, aku duduk diatas batu-batu karang ini, dibawah terlihat ombak laut menyapu bibir pantai. Dari sini aku dapat berteriak sesuka hatiku berharap kepenatan dalam hati dan pikiranku segera menghilang.

"AAAAAAAAAA” sekuat tenaga aku berteriak dengan suaraku yang semakin nyaring, menarik nafas sejenak dan kembali berteriak mengeluarkan makian untuk Justin.
“Justin Sialaaaannn, Aku Sungguh Membenci Mu, DASAR KEPARAT!"

"KAU DENGAR ? AKU MEMBENCI MU JUSTIIINNNN SANGAT SANGAT MEMBENCIMU–"

"HEII!!” Aku terdiam sesaat mendengar suara lain yang ikut berteriak.
“Heii, Bisakah kau diam Nona"teriak suara itu lagi nada suaranya sedikit membentak, meski tidak tau siapa pemilik suara itu. Hal ini, membuatku langsung bungkam dan mencari sangpemilik suara namun tidak ada seorangpun di sekitarku.

"Aku dibawahmu Nona"

Mendengar itu tanpa menunggu lagi aku segera menundukan kepala ku mendapati sangpemilik suara berdiri tepat di bawahku, dan detik itu juga aku baru menyadari di bawah tebing ini membentuk sebuah goa.

CONTRACT MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang