Della bangun tepat jam 05.25 pagi seperti biasa. Della merenggangkan ototnya sejenak, lalu bergerak ke kamar mandi sekedar mencuci wajah dan menyikat gigi.
Setelah itu, Della turun ke bawah menuju dapur bergerak hendak membuat sarapan. Sambil bersenandung kecil Della mempersiapkan peralatannya dan bahan makanan.
Della membuka kulkas, mencoba berpikir sarapan apa yang akan dimasak, Della menekan-nekan jari telunjuknya di dagu tanda sedang berpikir sekaligus mengamati isi kulkas.
"Aha!" Pekik Della sambil menaikkan jari telunjuknya ke udara tanda mendapat ide. Della mengambil udang yang ada dikulkas, hari ini Della akan membuat nasi goreng seafood .
Oke! Makanan yang cukup sederhana tetapi digilai banyak orang, right?
Sambil bersenandung Della tetap memfokuskan diri pada masakannya.
"Selesai," pekik Della kegirangan sendiri.Dilihatnya jam yang melingkar di tangannya, pukul 05.50, setelah itu Della tergerak membuat dua gelas susu lalu diletakkannya di meja makan.
Sebenarnya Della kurang yakin membuatkan Alby susu, teringat dari kemarin-kemarin Alby selalu menolaknya. Namun, lagi dan lagi. Mungkin ini salah satu cara meluluhkan hati alby, pikir Della.
Kita harus melakukan 1001 cara untuk mendapatkan yang kita mau bukan??Setelah semuanya selesai, Della pun naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap siap kesekolah. Dan, jangan lupakan sekolah baru itu. Meskipun lagi dan lagi Della harus menyesuaikan diri dilingkungan baru, karena kemungkinan besar Della adalah orang yang sulit membaur di lingkungan baru.
Tapi apa pedulinya? Toh selama ini Della tak mempunyai sahabat barang satu pun. Teman? Banyak. Tetapi teman itu hanya sekedar datang jika butuh.
Sebelum Della menuju kekamarnya, Della berhenti sejenak didepan pintu kamar Alby. Della menimbang- nimbang, membangunkan Alby atau tidak. Mengingat selama ini Della tidak tau apapun mengenai suaminya itu, termasuk jam bangun pagi Alby.
Della memutuskan untuk melihat Alby sejenak. Della membuka pintu kamar Alby perlahan lalu menyembulkan kepalanya dibalik pintu, mengamati kamar Alby yang luar biasa rapi dan wangi khas pria.
Della melihat kesisi tempat tidur king size Alby dan tak mendapati sang empunya disana. Lalu melirik kearah lain. Namun tak menemukan juga.
Hingga Della mendengarkan suara air dari kamar mandi, dan tepat saat itu Della memutuskan Alby sudah bangun dan sedang mandi.Dengan perlahan Della menutup pintu kamar Alby kembali, dan berjalan menuju kamarnya, bersiap-siap.
Setelah 30 menit, Della bersiap turun kebawah untuk sarapan. Tepat pada saat itu pula, Alby keluar dari kamarnya.
Della memberikan senyumnya, "Alby, sarapannya udah siap," buka Della percakapan pagi ini.
Namun Alby tak peduli dan langsung turun kebawah, bahkan sekarang Della bertanya dalam hati. Apakah Alby melihatnya tersenyum atau tidak? Karena Alby tak sedikit pun melirik Della.
"Suami kulkas!" gumam Della pelan karena dihiraukan oleh Alby.
Della duduk berhadapan dengan Alby dimeja makan, Della kikuk harus melakukan apa karna Alby tak kunjung juga membuka suara.
"Alby, nasi nya mau gue ambilin?" tanya Della.
"Gak usah. Gue bisa ambil sendiri!" Balas Alby sarkastik.
Sabar Dell, Della membatin sambil mengusap dadanya tak sadar.
Alby mengerutkan kening sembari menatap tangan Della yang mengusap dada. Lantas Della juga mengerutkan kening, melihat Alby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...