Everything

684 38 7
                                    

- Everything about you –

Namja itu dengan segala kabut yang menyelimuti hatinya duduk di samping perapian, menghadap ke luar jendela. Syal rajut berwarna merah gelap membebat lehernya dengan sempurna, mencegah agar hanya sedikit saja dingin yang dapat menggerogotinya—walau sebenarnya di dalam hatinya hampir beku. Hampir membentuk bongkahan batu yang dingin dan keras.

Manik hazelnya mengikuti butiran salju yang jatuh perlahan-lahan dari langit yang diwarnai kepekatan di malam Natal tersebut. Langit itu bahkan menelan rakus penerang malam; bintang-bintang dan bulan. Keadaan langit itu sekilas tampak sama dengan namja berambut cokelat semak itu. Suram. Tak bercahaya.
Kini ia membiarkan lembaran-lembaran cerita lama melintas dibenaknya...

Flashback On
“Hei Joshua.. kau lihat namja yang memakai beanie diujung sana? Dia terlihat sangat manis bukan? Aku rasa aku menyukainya dari pertama kali aku melihatnya, rambut hitam legamnya dan kulitnya yang seputih susu terlihat sangat menggoda bukan? Aku tak mau tahu, ia harus menjadi pacarku apapun yang terjadi”, Joshua menatap sosok laki-laki yang ditunjuk temannya dengan malas. Temannya yang bernama ‘Seungcheol’ sudah terlalu sering berganti pacar, dan Joshua sudah terlalu jengah saat semua mantan pacar seungcheol menangis padanya karena seungcheol memutuskan mereka dengan mudah.

Mata hazel itu nampak terpaku pada objeknya. Sesosok namja yang terlihat sempurna seperti ucapan Seungcheol. Sesosok yang berbeda dari bayangan ia sebelum. Sungguh, namja itu nampak berbeda dari para target Seungcheol sebelumnya. Kacamatanya yang besar nampak menyembunyikan mata rubahnya. Sebuah getaran yang membuat detak jantung joshua tak beraturan. Rasa ingin memiliki namja itu sangat besar, biarlah sahabatnya merasa dikhianati setidaknya ia takkan membiarkan namja manis itu menjadi bahan permainan Seungcheol.

Seungcheol nampak memanggil Jihoon yang duduk disamping namja incarannya itu, ia bahkan menyuruh Jihoon untuk pindah ke mejanya tentu saja dengan namja manis itu juga. Seungcheol merasa sudah saatnya ia memulai aksinya setelah cukup lama ia menahan rencananya. Joshua nampak salah tingkah, bingung tentang apa yang harus ia lakukan setelah. Matanya nampak melirik seungcheol dengan geram. Ia tahu maksud Seungcheol. Dan tentu saja ia tak suka dengan maksud sahabatnya itu.

“aish, kenapa kau memanggilku huh! Kau kan bisa pindah ketempatku”jihoon mendudukan dirinya didepan seungcheol yang mendapatkan erang frustasi karena seungcheol berharap namja manis itu yang duduk didepannya bukan namja kecil itu.

“Aku Hong Jisoo, tapi kau bisa memanggilku Joshua”, Joshua malah tak perduli dengan Jihoon dan Sahabatnya itu. Ia malah  mengulurkan tangannya dihadapan namja manis itu yang sukses mendapatkan tatapan tajam dari Seungcheol.

mencuri start duluan rupanya’, setidaknya itu yang difikirkan oleh seungcheol.

“Jeon Wonwoo”, Wonwoo menyambut uluran tangan Joshua yang dibalas tatapan sweetdrop Seungcheol yang ia lihat diujung matanya.
Flashback Off

Ia tersenyum saat kenangan itu melintas dibenaknya. Pertemuan pertamanya dengan wonwoo yang akan selalu menjadi kenangan terindahnya. Masa-masa yang sangat ia rindukan kini. Kini ia memejamkan matanya, menyembunyikan kilau hazelnya yang meredup di balik kelopak matanya. Membuka lembaran kenangan berikutnya...

Flashback On
Udara kota seoul saat ini tengah menyentuh titik terendahnya. Seorang namja nampak menendang ban mobilnya dengan kesal. Asap nampak mengepul dari mulutnya. Hari ini adalah badai salju terburuk yang terjadi di seoul. Suhu kota benar-benar berada dalam titik terendahnya selama kurang lebih 30 tahun. Dan ia malah  terjebak dijalan yang tertutupi salju dengan ban mobilnya yang terjebak dalam lapisan salju yang nampak tebal. ia menggosok-gosoknya kedua tangannya sambil terbatuk-batuk selama sesaat. Sungguh, suhu rendah yang sangat ia benci.

Everything About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang