"DIJODOHIN?!" gadis itu berseru tak senang.
Mama dan papa nya mengangguk.
"Sama sahabat kecil kamu, kok..""Siapa?" tanya gadis itu tak sabar.
"Ali" jawab papa nya.
Gadis itu --Prilly-- menghela napas pasrah.
"Emang dia masih inget aku, ma?" tanya Prilly yang mendapat anggukan."Udahlah! Cape ngomong sama kamu! Sampe berbusa juga gak di dengerin!" seru sang mama,lalu meninggalkan Prilly sendirian.
Sang papa ikut masuk kedalam kamar.
***
Prilly's pov
Aku menghembuskan napas kasar. Aku mengingat Ali, dan aku tidak yakin, Ali mengingatku. Kau tau kenapa? Pertemuan kami harus terpisahkan, karena ke-egoisan yang dimiliki Ali! Aku tidak bisa melakukan apa-apa, saat Ali memutuskan untuk pergi dari Bandung.
'Kalau emang dia gak inget gue, berarti dia emang udah berubah.' Pikir ku.
Aku menghembuskan napas kasar --lagi. Aku membuka iPhone yang tergeletak kasar di samping ku.
Aku membuka galeri, dan langsung di hadiahi banyak foto-foto. Baik foto selfie ku, maupun bersama Ali.
Ya, aku memiliki banyak foto dengan Ali. Dekomentasi. Itu kata mama saat aku menemukan foto itu di galeri ku. Dan kubiarkan hingga sekarang. Toh, mungkin berguna juga, kan?
Aku merasakan iPhone ku bergetar. Aku kembali membuka lock screen yang di tandai dengan wallpaper aku dengan Ali.
Telepon dari kak Maia. Kak Maia itu manager ku. Sebagai artis yang super sibuk, aku benar-benar membutuhkan manager, untuk mengatur jadwalku agar tidak bentrok. Dan, kak Maia setiap ingin mensetujui kontrak, akan bertanya dulu padaku, dan melihat jadwalku.
Ia orang yang berpengalaman, menurutku.
Aku menekan tombol hijau, dan menempelkan iPhone ku ke telinga.
"Halo kak?" sapa ku.
'Halo Prill? Jadi gimana? Kontrak film itu, diambil gak?' tanya kak Maia, membuatku berpikir keras. Kontrak film?
"Ooh! Nanti lihat kegiatan keluarga ku ya kak. Emang, syuting film nya kapan, kak?" tanya ku.
'Tanggal delapan belas nanti.' jawab kak Maia.
Aku sontak berpikir.
"Prilly gak bisa kak. Ada acara keluarga, dan bener-bener gak bisa di tinggal sama Prilly. Emang, gak bisa tanggal lain? Tanggal, dua puluh misalnya?" tanya ku.Terdengar suara grasak-grusuk kertas dari seberang. Aku menjamin, kak Maia sedang mengobrak-abrik kertas yang biasanya berisi jadwalku.
'Dua puluh? Kosong sih disini.. Yaudah, nanti coba kakak konfirmasi ya.. Soalnya kata mereka, mereka udah sreg sama pemeran utama perempuan nya itu, kamu. Tapi yaa, mereka gak maksa juga. Jadi nanti kakak coba ya.. Makasih Prill.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Matchmaking
Fanfiction"DIJODOHIN?!" gadis itu berseru tak senang. Mama dan papa nya mengangguk. "Sama sahabat kecil kamu, kok.." "Siapa?" "Aliando" *** "Gue tau lo gak inget gue. Dan gue mencoba untuk tegar. Lo bener-bener berubah." -Prilly "Emang lo siapa? Gue juga m...