Pemenggal Kepala

148 15 4
                                    


Waktu itu jam sebelas malam tepatnya. Saya dan dua orang lain sedang melakukan ronda malam. Sembari menanti waktu Subuh tiba, kami mulai mendiskusikan tentang rumor kampung kami.

Di mana setiap hari Jumat minggu ke dua setiap bulannya, atau bisa dibilang tepat hari ini, saat jam satu tengah malam, akan selalu ada satu warga yang hilang. Hilang tanpa jejak, bahkan tanpa jeritan. Yang makin mengerikan adalah tiba-tiba esok harinya warga yang hilang tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa dan hanya kepalanya saja yang menyisa, sudah terpenggal.

"Benar atuh rumor itu, makanya kita memutuskan untuk ngadain ronda bergilir tiap malam. Tapi anehnya lagi, tetap aja gak ketemu pelakunya. Saya jadi takut, ih. Sampai merinding kulit saya," kata pak Indra sambil menggosok tengkuknya yang terasa dingin.

"Tenang, pak. Saya pemegang sabuk hitam pencak silat Madura masih di sini kok, pak Indra. Jangan khawatir. Kalau saya nemuin itu orang, saya pukul habis-habisan sampai patah semua tulangnya, benar kan, pak Adi?" sambung Joko dengan sombong sambil menepuk dada layaknya seorang jagoan.

Aku hanya diam tidak menjawab ocehan keduanya. Aku tidak ingin mereka curiga dan akhirnya tahu bahwa salah satu dari mereka adalah target selanjutnya. Atau mungkin mereka berdua sekaligus. Aku masih belum memikirkannya. Mungkin sambil menunggu waktu tiba aku akan pertimbangkan.

***

Author : Ahmad Sulton Ghozali | AhmadSulton_G

H I T A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang