Hari sudah sangat sore ketika Adell duduk termenung di ruang kelasnya. Pelajaran telah usai sejam yang lalu tapi ia tak punya niat untuk beranjak dari duduknya. Matanya sekarang sibuk melihat segerombolan anak cowok ke lapangan upacara bendera. Main bola, pikir Adell bersiap menunggu semua cowok itu memulai permainan. Matanya teralihkan ketika seorang cowok masuk kelas. Adell langsung kelabakan, ia panik tapi begitu melihat si cowok hanya mengambil buku di laci ia agak tenang. Lelaki itu melempar senyum ramah pada Adell. Itu Roby, salah satu cowok keren di sekolah. Uh.... seksi banget, batin Adell dengan wajah berseri-seri.
Roby keluar dan tak lama kemudian digantikan oleh cowok acak kaut yang punya tampang lumayan ganteng Lah. Kalau mau dibandingkan, ini cowok agak-agak mirip Tom Cruise kejepit pintu. Adell langsung pasang tampang males semales-malesnya.
"Mau apa kamu?" tanya Adell.
"Pake sok anggun nih cewek, aku bawain baju ganti nih. Yuk buruan ke toilet, aku temenin."
Adell mendelik sewot. "Apaan sih?"
"Baunya keciuman, Dell. Ga malu tadi ada Roby?"
Adell langsung kehilangan kata-kata, lidahnya kelu. Pikirannya benar-benar kacau balau. Roby tahu tentangnya, tahu tentang hari ini. Adell serasa ingin membuka jendela dan terjun dari lantai 3 ini. Tapi tak bisa, jendelanya di tralis dengan kokoh. Cowok itu mendekatinya sambil menutup hidung, diletakknya tas jinjing yang gembung diatas meja.
"Aku bawain bangkunya , cepetan. Mumpung sepi." Cowok itu mulai tak tahan baunya. "Cepetan Dell, kakakmu udah nunggu di rumah. Ini bau banget. Jangan lama-lama deh." Gerutu si cowok mulai tak tahan.
Adell nurut juga, tapi tampangnya seperti orang habis kalah judi yang semua harta bendanya udah habis. Cowok tadi membawa bangku Adell ke toilet cowok untuk dibersihkan. Begitu selesai ia kembalikan lagi ke kelas. Si Adell sudah keluar dari toilet dengan pakaian lengkap dan harum tapi masih dengan tampang orang kalah judi.
"Udah, jangan di pikirin. Kakakmu masak semur ayam lho." Cowok itu berusaha menghibur. Tapi melihat tak ada perubahan ekspresi ia diam saja.
Mereka jalan keluar dari gedung sekolah tanpa ngomong apa-apa. Bahkan sampai di parkiran pun tetap saja mereka diam. Sepanjang jalan juga diam. Kakaknya Adell sampai heran begitu melihat adik kesayangannya wajahnya lusuh yang sekarang mirip pemulung. Ardian, kakaknya Adell udah nungguin di teras rumah.
Adell tak mau ngomong apa-apa, dia pokoknya mau masuk kamar terus teriak gila-gilaan. Kakaknya yang mau nanya aja langsung digebuk. Cowok tadi yang bantuin sampai sekarang, Miming namanya ga berani gangguin. Dia diem aja nontonin Ardian sesak napas gara-gara punggungnya digebuk kenceng-kenceng.
Begitu Adell masuk kamar barulah kedengeran suara singa kesundut obor. Miming masuk dan langsung duduk di meja makan. Ia beneran laper hari ini. Sekedar informasi aja, Miming ini numpang di rumah Ardian dan Adell. Dia diusir dari rumah gara-gara sering berantem sama orang sekomplek. Berhubung Ardian baik orangnya dan sering dibantuin sama Miming kalau lagi dipalakin preman akhirnya Miming tinggal bareng Ardian. Orang tua Ardian sama Adell juga setuju. Cuma, Adellnya aja yang tak setuju. Bukannya apa, Adell pernah dikejar-kejar preman tapi Miming tak mau bantuin. Ya Miming juga punya alasan tak mau bantuin Adell, Miming kan lagi ditangkep sama polisi gara-gara berantem sama anak SD.
Malamnya Adell duduk di depan tv sambil melototin artis sinetron kesayangannya. Malunya udah ilang, nguap barengan suaranya tadi. Tapi Miming belum lupa. Dia nyolek bahu Adell berkali-kali, minta diganti ke acara yang lain. Miming selain seneng berantem juga benci sinetron.
"Ming, kalau mau gangguin mending bang Ardi aja tuh!" Kata Adell ketus.
"Ye.... ganti dong, saban hari nonton beginian."
"Bodo amat, mending belajar sana. Gangguin aja."
Miming kesel, keluar juga jurus pamungkasnya. Ia berdiri seolah-olah hendak pergi. "Besok anak-anak sekelas pasti ngakak guling-guling denger cerita tadi sore."
Telinga Adell langsung panas. Ia berdiri dan langsung menarik rambut Miming. "Kalau berani bilang ke yang lain, aku tenggelemin kamu!"
Miming takut juga diancam begitu, belum lagi mata Adell serem banget waktu melotot.
"Makanya ganti, aku kan mau nonton."
Adell melunak, dari pada rahasia terbongkar akhirnya dia ngalah. Tapi sebelum itu terjadi si Ibu dateng ngambil remot tv dan duduk santai. Ibu langsung ganti ke siaran sinetron Turki. Kalau yang ini Miming ga berani ganggu. Mereka berdua kabur, gabung sama Ardian di teras sambil ngemil goreng pisang.
Besoknya Adell ketemu sama Roby di parkiran. Miming yang lagi sibuk ngelepas helm kaget ngeliat Roby biasa aja ke Adell. Roby malah terkesan ramah dan lupa sama bau kecepirit Adell.
"Satu kelompok!?" Miming denger dari jauh aja. "Mau dong! Kapan kita ngerjainnya?"
Suara Roby ga kedengeran tapi Miming bisa tahu Roby ngomong apa. Kejadian ini tak begitu membuat Miming kaget sih soalnya Adell sebenarnya cantik jadi Roby mau ngajakin Adell, hanya saja tingkahnya yang sedikit bar-bar membuat cowok-cowok satu sekolah rada-rada males deketinnya, kecuali cowok-cowok yang seneng disakitin, disakitin beneran loh, kayak ditendang atau di tonjok gitu. Anehnya ada saja cowok yang cinta mati dengan Adell, namanya Gombel. Tapi Adell sering kepleset nyebutnya Gembel. Tapi sungguh, Gombel gak gembel kok, pakaiannya jauh dari kata gembel, sekolah aja naik Ferari. Beneran nih Ferari. Semua barang yang dipakenya asli tanpa KW-KW-an. Gombel sering beliin sesuatu buat Adell tapi Adellnya selalu nolak. Dia tipe cewek yang tak mau disogok, apalagi pake jengkol sebakul. Tapi sebenernya sih masalahnya ada ditampang. Gombel punya tampang mirip ikan tongkol gosong.
Miming biasanya yang ngembat makanan atau apalah itu yang tak diterima Adell. Biasanya kalau sejenis parfum atau pakaian, dia jual atau paling bantet dia kasih ke Miu. Cewek pendek dengan lonceng di rambutnya. Ini beneran, diikat rambutnya ada loncengnya. Jadi kalau lagi jalan-jalan terus ada suara krincing-krincing lonceng berarti ada Miu. Kadang guru jadi males kalau nyuruh Miu maju ke depan kelas, soalnya bising sama suara lonceng Miu.
Ngomongin soal Miu. Tuh anak sekarang lagi nikung di gerbang sekolah dan hampir saja nabrak Roby dan Adell. Miming kaget bukan main. Dia tahunya Miu gak bisa bawa motor. Tapi hari ini dia bawa motor. Sambil nyengir dan hampir membuat motor anak-anak satu seklah tumbang dia parkir sembarangan. Adell misuh-misuh dan langsung diem begitu sadar ada Roby. Miu bilang terimakasih kenceng-kenceng.
"Eh, Ming!" Miu berlari-lari kecil, suara khas krincing-krincing lonceng di rambutnya membuat Miming agak tenang dari kaget hampir ditabrak tadi.
"Miu, sejak kapan bisa?"
Miu menoleh ke motornya. "Baru aja, mobilnya kejebak macet. Ada presiden lewat soalnya, yaudah aku minjem motor temen."
Belum juga Miming ngomong lagi, suara derum mobil Ferari diikuti suara lagu Ayu Ting Ting yang judulnya Alamat Palsu mengalun lembut. Miu udah gak sabaran nungguin apa yang bakalan terjadi.
Adell tampaknya tak sadar akan kehadiran Ferari hijau dangdut itu yang sudah parkir dengan lagu yang sudah dimatikan. Anak-anak satu sekolah seperti biasa senyum-senyum geli melihat si Gombel. Adell tampaknya sibuk ngomongin soal tugas kelompok dengan Roby.
"Taruhan yuk, Adell bakalan nendang atau nonjok?" kata Miu antusias banget.
"Yang salah ngapain nih?"
"Eum.... traktir bakso sampai besok."
Miming mulai berhitung. Cukup pikirnya. "Boleh, kalau dilihat dari gelagatnya Adell dan cara jalannya Gombel menu..." Miu langsung menyela.
"Kelamaan, tendang apa tonjok?"
"Tonjok."
"Yaudah, aku pilih tendang."
Tapi begitu Gombel ikut nimbrung bareng Adell dan Roby, Adell santai aja. Entah apa yang diomongin, tapi Adell tak terlalu risih walaupun wajah Adell beberapa kali menunjukkan kejijaiannya. Miu mulai kecewa dan hendak masuk ke kelas lewat gerbang belakang saja. Miming ga sadar sampai suara krincing lonceng Miu kedengeran.
Miming ikut Miu. Soalnya mereka satu kelas juga sih. Di gerbang belakang mereka ketemu sama Pak Hartiup. Miming sering manggilnya Pak Tiup. Miu malah manggilnya Pak Tup. Walaupun Pak Hartiup seneng dipanggil Pak Har biar kedengeran gahar, tapi mereka berdua tetep kukuh manggil dengan panggilan masing-masing sampai akhirnya Pak Har nyerah juga. Miming sama Miu segera menyapa Pak Har yang lagi menertibkan murid-muridnya yang memakai pakaian serampangan. Ia malah megangin gunting gede buat motong kain. Ini jaga-jaga kalau ketemu murid-murid yang pakai seragam yang terlalu kecil sampai keliatan perutnya atau yang pakai celana ketat sampai celana kolornya nimbul atau yang rambutnya gondrong. Yang seragamnya gak rapi juga kena. Pak Har emang seneng mendisiplinkan murid-muridnya biar jadi anak yang tahu aturan.
"Duh kalian berdua." Keluh Pak Har ketika Miming sama Miu nyalamin tangannya. Pak Har agak terharu melihat dua muridnya yang paling bandel pagi-pagi nyalamin sambil senyum ramah. Walaupun Pak Har agak risih dengan suara krincing lonceng Miu.
Ngomongin soal lonceng di rambut Miu, pernah ada cowok iseng nyolongnya buat ngerjain Miu. Miu segera laporan ke Miming dan yang terjadi adalah si cowok iseng gak masuk sekolah selama seminggu dan harus makan lewat selang selama seminggu penuh itu. Sebenarnya Miming mintanya baik-baik, tapi karena si cowok iseng ngeledekin dulu terus malah manggil temen-temennya buat ngeroyok dia, ya apa mau dikata. Polisi juga bilangnya kasusnya Cuma pembelaan korban. Miming lepas. Pernah ada juga yang ngeledekin Miu gara-gara lonceng itu, dia gak laporan ke Miming soalnya belum terlalu akrab. Miu ngebanting cewek yang ngeledekinnya dan semenjak itu tak ada yang mau ngomongin soal lonceng itu.
"Pak Tup disiplin banget kalau soal beginian ya." Komentar Miu. Miming manggut-manggut.
"Ini wajib, sudah aturannya begitu." Pak Har mulai kesel dipanggil Pak Tup.
"Kalau cewek yang pakai celana ketat ga boleh ya kan?" tanya Miu, kebetulan Miu pake celana yang tak ketat soalnya dia ga pede.
"Itu mengumbar aurat! Haram! Tidak diajarkan dalam agama. Nanti kalau memancing syahwat lelaki gimana? Kepala aja ditutup pakai kerudung, tapi celananya ketat. Pas diliat cowok-cowok kayak Miming ini malah marah. Dibilang gak sopan gak terima." Pak Har geleng-geleng kepala.
"Jangan gitu dong pak, gini-gini saya bisa jaga mata saya kok." Miming membela.
"Eh, mau masuk kelas nih." Tiba-tiba Miu nyeletuk.
"Sudah sana, bapak mau razia anak-anak nakal lainnya."
Miming sama Miu cepetan lari. Suara krincing lonceng terdengar dan membuat Pak Har kesal. Begitu sampai dikelas, di lantai 3, mereka buru-buru ke jendela mau ngeliat Pak Har. Ditunggunya sampai lonceng masuk berbunyi dan Pak Har mulai hendak berjalan masuk ke gedung sekolah. Belum juga selangkah Pak Har berjalan ia sudah jatuh tengkurap. Miming dan Miu berlari ke pojok kelas lalu ketawa ngakak diikuti oleh tatapan heran oleh seisi kelas. Anak-anak sekelas segera mengerumuni jendela begitu tahu Pak Har jatuh.
Pak Har ngomel sambil nahan malu. Anak kurang ajar! Batinnya kesal. Ternyata pas Miu lagi ngomong sama Pak Har, Miming sibuk ngiket kaki kanan Pak Har ke pagar sekolah. Habis istirahat atau mungkin nanti pas pelajaran mereka pasti dipanggil. prediksi Miming dan Miu bener. Pas lagi suntuk-suntuknya belajar matematika, Pak Har dengan muka merah padam berdiri di ambang pintu manggil mereka berdua.
Bu Tin, yang udah tau tabiat dua murid paling bandel itu mahfum saja dan dengan ikhlas menyerahkannya ke Pak Har. Anak-anak sekelas pada ketawa-ketawa tapi begitu dipelototin Pak Har pada mingkem semua. Begitu di luar kelas keduanya dijewer sampai ke ruang guru buat dikasih wejangan. Kayaknya Pak Har tak bosan memberi wejangan pada dua murid bandelnya ini.
Lonceng istirahat berbunyi ketika Pak Har berhenti untuk minum teh manisnya, capek dia ngomong terus.
"Sudah, sana kalian. Nanti ga keburu makan."
Miming dan Miu dengan senyum nakal hendak keluar dari ruang guru, berhenti lagi karena Pak Har manggil lagi.
"Pulang sekolah bantuin bapak beresin kebun bapak di rumah."
Keduanya mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
HumorKita pernah suka dengan orang yang terlalu dekat dengan kita. Tapi, terkadang saat kita terlalu memandang jauh ke yang lain, yang dekatpun tak pernah terlihat. Walau hanya sedetik.