Kiss Kiss

6.5K 632 27
                                    

Yoongi memasuki rumahnya dengan pikiran yang tidak tentu, aish kenapa dirinya menjadi berdebar saat bersama murid kurang ajarnya itu, saat dirinya dengan erat memeluk Jimin?

Err~ sepertinya dirinya membutuhkan air dingin untuk membasahi kepalanya yang sudah mulai berfikir yang tidak-tidak.

"Kenapa kekasihmu tidak kau ajak masuk?" sebuah suara menghentikan langkah Yoongi yang hendak menuju kamarnya.

"Huh?" respon Yoongi singkat menanggapi perkataan adik sepupunya tersebut.

"Itu, lelaki yang bertubuh pendek yang selalu tersenyum bodoh yang mengantarmu pulang tadi! Kenapa tidak Hyung ajak masuk?" Yoongi terdiam sebentar, lelaki pendek? Ah! Sepertinya dirinya tau siapa laki-laki yang dimaksud Jungkook adik sepupunya tersebut.

"Dia hanya muridku, dan kebetulan bertemu. Dia menawari tumpangan dan aku tak menolak. Kkeut!" Jungkook menganggukkan kepala nya mengerti. Setelahnya Yoongi berlalu meninggalkan Jungkook yang kembali fokus dengan acara menontonnya tersebut.

"Ah begitu! Aku fikir seleramu sudah berubah!" celetuk Jungkook lagi, membuat Yoongi yang akan membuka pintu kamarnya berhenti sebentar.

"Hey~ Anak kecil! Kenapa tidak kau urus saja bagaimana caranya membuat Kim Mingyu melihatmu lebih dari seorang sahabat?" tanya Yoongi dengan nada sarkastik. Membuat Jungkook memberenggut diatas sofa ruang tengah.

"Yak!" teriak Jungkook kesal sambil melempar bantal sofa ke arah Yoongi yang tentu saja tidak mengenainya.

Masa bodoh! Yoongi memasuki kamarnya dan meninggalkan Jungkook disana yang tengah kesal dan mengumpat tidak jelas.

.

.

.

.

Pagi hari yang cerah, secerah mata Jimin yang saat ini tengah memandang rok mini siswi-siswi Bangtan High School.

Ya... Jimin memang mencintai Min Yoongi si guru laki-laki nya yang manis dan cantik, tapi kalau untuk melihat dada dan paha wanita dirinya masih akan tetap tergiur.

Hey~

Dirinya adalah laki-laki normal –Sebelum bertemu dengan Min Yoongi pastinya. Cuci mata sedikit tidak masalah bukan? Toh para wanita itu sendiri yang dengan sukarela memakai pakaian pendek sehingga dirinya dengan 'tidak sengaja' melihatnya, kalau orang bilang yah 'Rezeki jangan ditolak'. Okelah terserah Park Mesum Jimin saja!

Sedang asik-asiknya Park Jimin mencuci mata –dan sesekali menggoda.

"Jimin-ah!"

Sebuah teriakan membuat dirinya berpaling menuju kearah orang yang memanggil namanya tersebut. Bola matanya memutar malas ketika dirinya mendapati sahabat sedari balitanya itu pun tengah melambai-lambai dengan cengiran lebarnya yang menyebalkan menurut Jimin –Tapi mematikan untuk siswi-siswi yang melihatnya.

"Park Jimin!" sahutnya lagi yang saat ini sudah berada dihadapan Jimin dan dengan reflek merangkul pundak Jimin yang memang lebih pendek darinya.

"Rambut baru eh?" tanya Taehyung, sedikit mengejek dari nada bicaranya. Jimin mendengus kesal mendengar ucapan Taehyung barusan. Pasalnya Jimin pernah bilang kepada Taehyung bahwa dirinya tidak akan mengganti warna rambutnya sampai dirinya bosan. Karna menurut dirinya sendiri pun rambut Orangenya sangat keren.

"Sudah bosan dengan Orange? Dan menjadi anak baik, Park Jimin?!" sahut Taehyung lagi karna Jimin sama sekali tidak menghiraukannya. Jimin malas membahas tentang perihal rambutnya tersebut. Mau kesal pun tidak bisa.

Iya.. Tidak bisa!

Dirinya tidak bisa kesal dengan guru cantiknya itu.

"Aku tidak ingin membahas rambutku!" sahut Jimin, Taehyung menggendikkan bahunya tak acuh. Lalu dirinya menatap kearah pandang Jimin yang sedari selalu menatap lurus kedepan tanpa sedikitpun menoleh kearahnya.

Songsaenim Saranghae!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang