(5) Niell - For God's Sake

497 36 12
                                    



Mata hitam itu, menatap gue penuh selidik. Awal dia masuk ke ruangan gue, memang ekspresinya benar-benar terkejut, saat gue menyapanya dengan ramah. Kemungkinan, dia memang merasa aneh dengan sikap gue yang berubah-ubah dan mungkin saja dia akan berfikir kalau gue..

"Apa anda juga menderita penyakit D.I.D?"

Yap, benar kan tebakan gue?

"Kenapa kamu bisa berfikiran seperti itu?" Tanya gue.

"Sifat anda sangat aneh, dokter." Jawabnya, datar. "Berubah-ubah.. seperti punya kepribadian yang lain juga."

"Baiklah, akan aku jelaskan, kenapa aku bisa berubah-ubah seperti itu." Ucap gue. Dia menatap gue dengan pandangan datar, tapi terlihat penuh minat. "Aku hanya berpura-pura saat di depanmu. Sifatku ya seperti yang kamu lihat sekarang ini."

"Berpura-pura?" Tanyanya. "Untuk apa anda berpura-pura seperti itu?"

"Aku ingin membuatmu jengkel, siapa tahu pribadi maniakmu keluar."

"Huh?"

"Aku ingin melihat kepribadian maniakmu, Cassie. Dan itu, harus! Karena aku dokter yang akan menangani kasusmu. Aku harus tahu yang mana kamu dan yang mana dia." Jelas gue.

"Dan.. apa anda tidak berhasil melihatnya semalam?" Tanyanya, dengan tatapan penuh penasaran.

"Aku melihatnya," jawab gue. "..dia benar-benar maniak!"

"Bagaimana dia? Apa yang dilakukannya pada anda?"

"Dia terlihat menggemaskan dengan mata hijau gelapnya, terlihat menggairahkan dan panas, serta menggoda."

"Dokter?" Bentaknya, marah. "Apa yang anda katakan saat ini? Anda menyukai si maniak itu?"

Gue tertawa pelan, kemudian melanjutkan penjelasan, "Tidak. Aku hanya terlalu bergairah semalam karena tingkah Stacy, pribadi maniakmu itu."

"Aku tidak akan membiarkan anda menjadi dokterku lagi!" Ucapnya dingin, dengan tatapan tajamnya.

Gue kembali tertawa melihat ekspresi dingin dan tatapan tajamnya. "Tenanglah, Cassie. Aku tidak akan menyentuhmu ataupun pribadi maniakmu. Aku hanya bertugas untuk membantumu saja. Kamu tidak perlu khawatir, kamu bisa mempercayaiku!"

Dia diam dan suasana ruangan gue kembali hening.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya gue, memulai pembicaraan baru.

"Belum,"

"Kita masih bisa makan dulu sepertinya, sebelum aku mengantarmu ke apartemen. Bagaimana menurutmu?"

"Terserah.."

"Baiklah, aku akan ganti baju sebentar ya?" Gue beranjak dari kursi, sementara dia juga ikut beranjak. "Kamu mau kemana?" Tanya gue, heran.

"Mau keluar. Dokter mau ganti baju, kan? Sayang, aku benar-benar tidak berminat melihat anda telanjang di depanku, dokter."

Gue terkekeh, "Aku tidak akan mengganti baju di depanmu lagi sekarang. Kamu bisa menungguku disini!"

**

Kami berjalan menuju basement rumah sakit untuk mengambil mobil gue. Tapi kemudian, gadis di samping gue ini tiba-tiba membuka suaranya, saat kami melewati kantin rumah sakit.

"Kenapa kita tidak makan disana aja?" Tanyanya.

"Disitu hanya ada makanan rumah sakit. Hanya ada bubur dan sup. Kamu mau? Kalau kamu mau, aku bisa menemanimu makan dulu, sebelum kita pergi mencari makanan untukku di luar sana."

"Tidak. Aku juga tidak terlalu menyukai bubur dan sup. Aku kira di sana ada makanan lain selain makanan rumah sakit."

"Tidak ada."

Kami sekarang sudah masuk ke dalam basement, gue segera berjalan ke arah dimana keberadaan mobil gue. Tapi, ketika gue sudah akan membuka pintu mobil gue, gue menyadari kalau Cassie menghilang.

Kemana gadis itu?

Gue kembali meninggalkan mobil gue dan mencari keberadaan gadis itu ke tempat yang kami jalani tadi. Namun, gadis itu tidak ada di basement.

Apa dia gak ngikutin gue dari tadi?

Gue berbalik dan mendapatkan mata hijau gelap, tengah menatap gue penuh binar kekaguman.

Stacy?

"Hai.. sedang apa kamu disini?" Tanyanya.

"Stacy?" Tanya gue, balik.

Dia mengangguk-anggukan kepalanya, tersenyum sensual sama gue.

"Kamu sedang apa disini, hm?" Tanyanya.

"Aku sedang menjenguk adikku yang sedang sakit disini. Kamu sendiri sedang apa disini?"

"Aku?" Tanyanya. Gue mengangguk. "Aku.. aku tadi juga sedang menjenguk kakakku di sini."

"Oh.. rumah sakitnya sama dong. Berarti kita bisa ketemu tiap hari?" Tanya gue.

"Ya.. mungkin." Gumamnya dan gue hanya mengangguk, mengerti. "Oh iya.. aku mau nagih sesuatu nih sama kamu."

"Menagih? Nagih apaan?" Tanya gue, bingung.

"Ih, masa kamu lupa, sih? Itu.. yang malam itu kamu bilang, kamu bakal bermain denganku besok. Berarti hari ini, kan?"

Mampus gue.

"Huh? Oh.. janji yang kemarin itu?" Tanya gue, dia mengangguk semangat. "Bukannya kita sudah melakukannya?"

"Apa?" Tanyanya, bingung. "Aku gak merasa melakukan hal itu denganmu. Kamu berbohong, kan?"

"Kita sudah melakukannya, Stacy. Tiga ronde sekaligus. Kamu gak ingat?"

"Enggak. Itu pasti bukan denganku. Itu pasti dengan Cassie. Iya, kan?" Tanyanya.

"Denganmu, Stacy. Aku sangat mengingat tatapan tajammu saat kita melakukan itu." Kata gue, mencoba membuatnya percaya.

"Bisakah kita melakukannya lagi? Buatlah aku ingat sama sentuhanmu, Niell. Aku ingin merasakannya lagi kalau gitu."

"Aku tidak bisa sekarang, Stacy. Aku ada urusan penting, sekarang."

Gue mengambil langkah menjauh meninggalkannya, menuju mobil. Saat gue akan membuka pintu, seseorang menarik gue, membuka pintu mobil belakang gue dengan cepat, kemudian mendorong gue masuk ke dalam. Gue terkejut saat menatap Stacy yang melakukannya.

Dia sudah gila.

"Stacy, apa yang kamu lakukan?" Tanya gue, berusaha untuk beranjak keluar, namun lagi-lagi gue di dorong olehnya dan dia ikut masuk, menindih tubuh gue.

Seketika tubuh gue merasakan panas. For God's Sake! Apa gue juga menginginkan gadis ini? Ini gila. Ya Tuhan..

"Stacy, hentikan hal konyol ini! Kita tidak bisa melakukan itu disini. Ini gila!"

"Tubuhmu juga bergairah, Niell. Kalau kamu menolakku, pasti juniormu ini.." Stacy berkata sambil mengelus little N gue yang sudah teransang karena sentuhannya, dengan bergairah.

Oh God!

"Stacy.." lirih gue, parau.

"Kau benar-benar menginginkanku, Niell. Maka, lakukanlah denganku sekarang, Niell! Sungguh, aku sudah tidak tahan lagi. Please.."

***

Terbit 11 Desember 2015 - diperbaharui 18 Agustus 2016

Please, vomment?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 18, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dissociative Identity DisorderWhere stories live. Discover now