chapter 7

11.2K 500 1
                                    

Jam istirahat berbunyi, yang menandakan surga kenikamatan setiap siswa telah tiba. Della berjalan di koridor sekolah bersama Elsa. Iya, perkenalkan teman baru Della. Namanya Elsa.

Untuk pertama kalinya didalam sejarah, Della pergi kekantin bersama orang asing, sebenarnya Della tadi hendak menolak. Namun, Della berpikir lagi, mungkin ini saatnya dia mempercayai orang lain lagi setelah sekian lama menghindar.

Lagi pula, siapa yang akan ia mintai tolong jika tak mempunyai satu teman pun disini? Bahkan Alby saja tak peduli.

Risih. Satu kata yang dirasakan Della saat ini. Bagaimana tidak, jika sepanjang koridor banyak murid-murid yang menatapnya.

"Clara kemana, Sa? " tanya Della sekaligus menghindari rasa risih yang masih melingkupinya.

"Dikantin. Tadi sehabis dari toilet dia langsung ngacir ke kantin. Sialan, gak ngajak-ngajak lagi! Ugh!" Gerutu Elsa kesal.

Oh ya, perkenalkan satu lagi teman Della, namanya Clara. Sahabat dari Elsa.

Della menyerngit heran, karena melihat Elsa yang terlihat kesal tidak diajak membolos ke kantin. "Emang lo sama Clara sering bolos kekantin ya?" Kepo Della.

Elsa mengangguk lalu menyengir kuda kearah Della, "sebenernya gak sering banget sih, tapi kalo lagi bosen atau guru yang ngajar gak sesuai, ya mending ke kantin kan? Ketimbang tidur dikelas."

Della hanya mengangguk, "lagian kasian cacing gue kelaperan, kan gue gak tega," lanjut Elsa mendramatis.

"Cacing itu dibunuh kali Sa, bukan diternakin. Mau jadi apa badan lo, kalo semua vitamin udah diembat sama cacing duluan?"

Elsa menyengir lagi, "hehe, iya juga ya. Ihh... Della perhatian banget deh sama Elsa. Elsa saayyangg Della." Elsa merangkul pundak Della, sedangkan Della hanya geleng geleng kepala.

◾◾◾◾

Sementara itu, Alby , Joshua, Risky dan Paul sudah bertengger manis di kursi pojok kantin. Ya, yang enak itu emang yang selalu pojok pojok. Entah mengapa, coba tanya si pojok.

Bagi anak SMA Bunda Mulia, mungkin meja ini telah diklaim sebagai meja mereka. Terbukti, jika Alby dan ketiga temannya belum datang maka meja ini juga masih kosong.

Lagian siapa yang mau protes? Jelas jelas, ayah Risky lah yang punya sekolah ini, dilengkapi Alby sang murid terjenius disekolah, lalu ditambah Paul sang playboy tak terkalahkan dan ditutup dengan Joshua sang anak Tuhan.

Joshua emang gak ada matinya!!

Semua perempuan juga rela antri demi mereka. Serius.

"Ul, lo kenapa deh? " tanya Joshua yang melihat Paul hanya meniup-niup bakso, yang udah bisa dibilang gak panas lagi.

"Gue galau," jawab Paul sekenanya, lalu meniup baksonya lagi.

"Dimana-mana orang galau itu mukanya sedih, gak ada semangat. Nah elu, malah niupin bakso, emang lo galau kenapa coba? Lo baru putus lagi sama pacar lo?" Tanya Alby heran.

Paul mengangguk, "he'em."

"Orang kayak lo Ul, gak cocok banget galau."

"Bener tuh," Joshua menimpali perkataan Alby.

"Lagian, lo jomblo juga paling lama 12 jam. Apanya yang mau digalauin coba? Iya gak Ki?" Tanya Alby kepada Risky yang sedari tadi diam.

Ya, kalian harus tau, diantara Alby Joshua Risky dan Paul. Hanya Paul lah yang sering berganti-ganti pacar. Jika dihari itu Paul menembak pacarnya, maka dihari itu juga Paul memutuskannya.

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang