Hari ini adalah hari sabtu, dan kebetulan yang menyenangkan untuk Della, karena guru sedang mengadakan rapat dan terpaksa sekolah diliburkan. Yah, memang menyenangkan. Kecuali untuk anak- anak yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
Maka, dipastikan Della sekarang berada dirumah dan sedang nangkring cantik ditepi kolam renang rumah mereka.
Della teringat kejadian dua hari lalu, Yang membuat Della senang tak dapat menahan senyum. Kejadian itu pada saat jam istirahat tepatnya dikantin. Pada saat dirinya Clara Dan juga Elsa sedang sibuk mencari tempat duduk.
Hingga, mereka berjalan kearah sekitar meja Alby dan teman- temannya. Della jelas jelas mendengar percakapan teman-teman Alby pada saat itu.
"Eh, itu anak baru yang lagi berdiri sama Clara bukan?" Yang Della tau itu adalah Risky.
"Iya. Eh gila! Pantesan aja tuh kemarin anak-anak pada heboh ngomongin tuh si-anak baru, ternyata aslinya bening gini. Gila!" Dan untuk ini si playboy tak terkalahkan Paul, yang Della ketahui dari Elsa.
"Please Ul, kali ini lo gak lagi ngincer tu anak baru, buat jadi pacar lo yang ke seribu kalinya kan?" Tebakan Risky sepertinya benar. Karena saat ini Paul memasang senyum nakalnya.
"Lo tau aja deh Ki. Lo emang kawan gue yang paaaaallliiing pengertian," Paul mengedipkan mata kanannya ke Risky. Membuat Risky ingin muntah saat itu juga, lalu melemparkan muntahannya kewajah Paul.
"Gue gak tau Ul, kalo lo sekarang mulai beralih ke cowok," balas Risky jengkel.
Dan pada saat itu juga Paul menabok kepala Risky.
"Aduh!! sakit bego!" Risky mengaduh mengusap kepalanya akibat tabokan Paul.
"Lagian, lo ngapain coba ngomong yang aneh-aneh. Amit amit jabang bayi ya dewa!" Risky menggetokkan kepalan tangannya ke meja lalu kedahinya. "Lagian selagi masih ada inceran, kenapa gak dimangsa aja coba?"
Risky memutar bola matanya jengkel, "terserah lo!"
Alby yang sedari tadi diam, kesal mendengarkan pembicaraan Paul dan Risky. "Lo cari yang lain aja Ul, ngapain coba harus tuh sianak baru?"
"Dih! Apa salahnya coba? Lagian lo juga tumben ngelarang gue," ucap Paul terheran, karena tidak biasanya Alby melarangnya berkencan dengan siapa pun.Ya iyalah gue ngelarang, dia istri gue! Batin alby geram. Tapi eh, apa tadi? Istri? Astaga lupakan itu. "Lagian tuh si-anak baru masih polos-polosnya, baru juga masuk disini. Jangan lo gangguin." Alby mulai memerintah.
"Liat nanti deh", Paul sepertinya memberi keringanan.
Awas aja lo ul, kalo sempet lo sentuh si Della! Alby kembali membatin jengkel, ingin rasanya Alby mencakar-cakar wajah Paul.
"Tobat kali Ul, Tuhan itu paling benci sama orang kayak lo ini," oh, kali ini sang penceramah Joshua angkat bicara.
Seketika Alby, Risky dan Paul memutar bola matanya bosan, saat sang murid Tuhan yang tersesat ini memulai ceramahnya.
Della masih tersenyum membayangkan itu, karena diam-diam Alby mencoba melindunginya.
Dan Della merasa ada terselip sedikit perhatian disitu. Walau hanya sedikit.Sebenarnya tadi Della ingin berenang, karena cuaca dipagi ini juga bersahabat. Namun diurungkannya karna tiba-tiba sifat malasnya kambuh.
Lagi pula, beberapa hari ini ada yang mengganggu pikiran Della. Alby. Yang mengganggu pikiran Della adalah Alby.
Entah mengapa Della sering melihat Alby akhir-akhir ini melamun. Seperti semalam pulang sekolah, Della melihat Alby duduk di tepi kolam renang rumah mereka dengan kaki yang diceburkan kedalam air. Disitu, Della sempat melihat ekspresi Alby yang terlihat dari ruang makan mereka yang transparan kaca, Della jelas-jelas melihat wajah datar Alby namun sendu dan tatapan matanya yang kosong, walau Della hanya melihat dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...