Tiga

1.2K 27 3
                                    

_Mulutmu memang mengatakan tidak tapi Tubuhmu mengatakan kalau kau menginginkanku_

*Ben pov

Sarapan pagi ini terasa berbeda dari biasanya, aku merasa sangat bahagia bisa setiap hari bersama orang yang sangat kucintai. Aku terus menatap wanita yang sedang menghidangkan makanan dimeja, pagi yang sungguh indah.

"Morning." Sebuah suara mengalihkan pandanganku. Ku tatap Ara yang baru saja turun bersamaan dengan Citra yang tampak tidak peduli pada 'mantan sahabatnya'.

"Sarapan sudah siap." Ucap miranda sumringah. Aku masih menatap lekat gadis yang baru saja duduk, tubuhnya terbalut dress warna biru muda yanh sangat pas ditubuhnya, rambutnya degelung ke atas menampilkan leher jenjangnya, wajahnya diberi make up natural yang membuat dia terlihat tambah mempesona.

Penampilan Ara sedikit menggangu pemandanganku. Aku jadi teringat kejadian kemarin bagaimana bisa aku bisa berbuat seintim itu dengannya, Ara juga tidak terlihat terlalu peduli dengan apa yang kulakukan kemarin.
Seharusnya aku tidak bertindak ceroboh seperti kemarin bagaimanapun Ara akan menjadi anak tiriku. Kedengaran lucu memang menyebut Ara sebagai anakku tapi memang kenyataannya seperti itu.

Aku menghembuskan nafas pelan menatap Ara yang duduk tepat didepanku. Aku akui kemarin aku cukup gila merasakan gairah yang tiba-tiba muncul saat bersentuhan dengan kulit Ara. Untung saja kemarin aku masih bisa mengedalikan nafsuku kalau tidak...mungkin kami berdua sudah berakhir diranjang tanpa sehelai benanh pun.

Kau memang brengsek Ben, bisa-bisanya kau berpikiran mesum terhadap calon anak tirimu.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, aku tidak mau sampai berpikiran yang 'iya iya' bahkan sekarang pun celana ku sudah tersa sesak karna pikiranku tadi.

"Apa acaramu akhir minggu ini ?" Mendengar pertanyaan Miranda membuat lamunanku buyar. Ku tatap dia tidak lupa dengan senyum tulusku penuh cinta.

"Aku harus mengerjakan beberapa pekerjaan kantor di rumah." Jawabku lembut.

"Sepertinya aku akan mengunjungi butik sudah seminggu aku tidak memantau para pegawaiku." Ucap Miranda sambil menatapku. Kulihat Ara dan Citra tampak tidak peduli dengan obrolan kami, mereka masih fokus menghabiskan sarapan.

"Aku akan pergi berkencan." Ucap Citra

*Ara pov

Ciihhhh....silahkan nikmati acara kencanmu sebelum aku merusak semuanya.

Akhir minggu ini aku berniat ingin mengunjungi Ayah. Tapi tunggu dulu.Ibu dan Citra akan pergi itu berarti Ben akan dirumah sendiri, oh... tentu itu kesempatan bagus untuk mendekati Ben tanpa ada gangguan. Maafkan aku Ayah minggu ini aku tidak jadi mengunjungimu.

"Aku banyak tugas kuliah sepertinya aku tidak akan pergi kemana-mana." Ucapku. Mereka melanjutkan sarapan dalam diam.

¤¤¤

Ibu dan Citra sudah pergi sejak satu jam yang lalu. Aku berjalan menuju ruangan kerja Ben, sepertinya sekarang saat yang tepat. Ku buka pintu perlahan kulihat dia sedang serius mengecek dokumen-dokumen yang berserakan di meja kerjanya. Dia menatapku dingin tapi aku tidak peduli. Aku berjalan mendekatinya.

"Ada perlu apa ? Kenapa tidak mengetuk pintu dulu ?" Tanya Ben. Aku berjalan mendekatinya lalu duduk di meja kerjanya sambil menyilangkan kakiku.

"Apa maumu ? Cepat katakan aku masih banyak pekerjaan." Ucapnya lagi sambil menatapku tajam.

"Ben....." panggilku dengan suara yang sangat menggoda "kau kan sangat kaya, bolehkah aku meminta sesuatu ?"lanjutku.

"Apa ?" Tanyanya dengan nada datar.

"Aku butuh kendaraan, belikan aku mobil."

*Ben pov

Whatt ? Dia sudah berani minta belikan mobil. Kutatap gadis didepanku dengan tajam, aku berdiri dari kursiku  kuletakkan kedua tanganku disisinya kanan dan kirinya lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya. Aku baru sadar kalau dia benar-benar cantik.

Kukira dia akan menolak tapi ternyata malah mengalungkan lengannya dileherku dan kurasakan dia memainkan rambut belakangku. Sial, kalau begini aku bisa lepas kendali lagi. Kucoba menghilangkan pikiran kotoranku.

"Apa imbalan yang aku dapat kalau aku membelikanmu mobil ?" Kulihat dia terdiam seperri sedang berpikir jawaban atas pertanyaanku.

"Kau sudah mendapatkan ibuku, apakah masih kurang ?" Jawabannya membuatku tertawa. Sekarang dia beralih memainkan kancing-kancing kemejaku yang tanpa kusadari ternyata 3 kancing teratas sudah terbuka. Kupejamkan mataku menikmati sentuhan tangan lembutnya yang bermain di dadaku, rasanya pertahananku akan runtuh.

"Brengsek, kau berniat menggodaku HAH ?" bentakku, dia malah membalas tatapan mataku. Dilihat dari jarak sedekat ini dia sungguh sangat mempesona apalagi bibir mungilnya sangat menggoda untuk dilumat. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, kulumat bibirnya kurasakan dia sedikit terkejut lama kelamaan dia membalas ciumanku dengan sama ganasnya. Kini kulingkarka tanganku dipinggangnya. Sangat pas. Ciumanku beralih keleher jenjangnya membuatnya sedikit mendesah.

*Ara pov

Sial. Rasanya aku ingin menamparnya tapi mengapa tubuhku malah berkata sebaliknya. Ciumannya sungguh nikmat, aku tidak ingin menyia-nyiakannya. Kubalas lumatannya dengan sama ganasnya, tanganku mencengkram erat rambutnya. Ciumannya turun keleherku membuatku desahanku keluar, kupejamkan mataku menikmati kegiatan ini. Kurasakan tangan Ben menyentuh pahaku dan semakin ke atas menyentuh pangkal pahaku. Tidak. Ini semua salah, seharusnya aku tidak boleh sampai seperti ini.

Kudorong tubuhnya lalu aku turun dari meja kerjanya sambil merapikan dress ku yang terbuka. Kulihat dia masih memandangiku dengan tatapan menggelap penuh gairah. Kurapikan rambutku yang sedikit berantakan karna ulahnya.

"Sepertinya kau harus memakai pakaian yang menutupi lehermu." Ucapan Ben membuatku mengerutkan kening, apa maksudnya ? Sedetik kemudian aku mulai sadar dengan ucapannya.

"Jangan bilang kau meninggalkan kiss mark ." Kataku sedikit panik. Dia malah tersenyum lalu mngecup bibirku sekilas membuatku melotot padanya.

"Aku memang melakukannya."jawabnya tanpa dosa. Brengsek.  Aku menhentakkan kakiku kesal dan berjalan pergi meninggalkan ruang kerja Ben. Dia malah tertawa bahagia seperti baru saja menang lotre.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Maaf baru bisa update sekarang. Kegiatanku padat banget, pas malem niatnya pengen lanjutin nulis malah ketiduran terus.
Aku usahain bisa update seminggu sekali.

Thanks for reading.......

Antara Cinta dan Dendam (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang