Chapter. 6
Setelah berpamitan pada bibi in, kim, dong joo dan jae ha pun berjalan keluar meninggalkan toko bibi in.
" Wah,,, hari ini bibi in benar - benar baik pada kita, lihatlah dia bahkan memberi kita daging dalam jumlah yang sangat banyak " ucap jae ha sambil membuka kantong plastik yang ada di genggamannya.
" Sebenarnya aku merasa tidak enak pada bibi in, selama ini setiap kali kita pergi belanja ke tokonya dia pasti memberikannya secara gratis " ucap kim dengan wajah sedikit murung.
" Aku juga tapi mau bagaimana lagi, kau kan tahu sendiri bagaimana sifat bibi in " ucap dong joo.
" Hmmm,,, bagaimana kalau kita memberikan sesuatu pada bibi in, maksudku semacam hadiah " ucap jae ha yang sudah menutup kembali kantongan yang ada di genggamannya.
" Aku rasa itu ide yang bagus " ucap dong joo dengan penuh semangat.
" Tapi kita akan memberikan apa pada bibi in ?!? " ucap kim.
" Bagaimana kalau kita belikan alat teraphy untuk bibi in, aku rasa dia pasti akan menyukainya " ucap jae ha.
" Kalian ini, apa kalian lupa kalau bibi in itu tidak suka menerima hadiah yang terlihat mahal meskipun harganya murah " ucap kim.
" Kau benar juga, terakhir kemarin kita membelikan dia mesin jahit malah di tolak olehnya " ucap jae ha.
" Bagaimana kalau kita membelikannya gingseng merah, bukankah bibi in sangat suka makan gingseng ? " ucap dong joo.
" Wah,,, kali ini ucapanmu sungguh masuk akal, ya sudah kalau begitu besok kita hubungi paman tao dan memintanya membawakan gingseng merah untuk kita " ucap jae ha.
Mendengar perkataan jae ha, kim pun langsung merentangkan kedua tangannya ke arah dong joo dan jae ha hingga langkah mereka terhenti.
" Ada apa kim ?!? " ucap jae ha kebingungan.
" Aku ada ide, bagaimana kalau kita minta paman tao langsung membawa gingseng itu ke tempat bibi in " ucap kim.
Jae ha dan dong joo saling bertetapan selama beberapa saat karena tidak mengerti maksud dari perkataan kim.
" Apa maksudmu kim ?!? "
" Kaliankan tahu semenjak kematian suami bibi in, dia selalu terlihat murung seperti saat kita tadi pergi ke tokonya " ucap kim.
" Tadi aku lihat dia baik - baik saja malah wajahnya terlihat berseri seri " ucap jae ha.
" Dari luar bibi in memang terlihat baik - baik saja tapi siapa yang tahu perasaannya yang sebenarnya " ucap kim.
" Lalu apa hubungannya dengan paman tao ?!? " tanya dong joo yang sedikit kebingungan.
" Wah... jangan bilang kalau kau ingin menjodohkan mereka berdua secara paman tao juga adalah seorang duda yang di tinggal mati oleh istrinya 5 tahun yang lalu " Ucap jae ha sambil menyipitkan kedua matanya.
Mendengar ucapan jae ha membuat kim dengan cepat menepisnya.
" Kau ini bicara apa?!? Bukan seperti itu maksudku " ucap kim yang merasa sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY I LOVE YOU
FanfictionIni adalah cerita ku yang kedua di wattpad dan cerita ini masih membahas soal hubungan percintaan antara Kimhan ( Kim ) dan Pie mindara ( Pie ) alasan aku mengangkat cerita tentang kim dan pie karena aku termasuk salah satu dari kesekian banyaknya f...