Bab 8

1.5K 189 9
                                    

Eli terus menatap layar hologram yang baru saja menampilkan orang yang paling ditunggunya selama 4 minggu terakhir. Aru. Memang pemuda itu tidak bermaksud membuatnya menunggu sendirian di istana yang terasa kosong tanpa dirinya, dan ia memang selalu butuh petualangan.

Gadis itu tersenyum memandang langit-langit kamarnya. Biarlah. Sebentar lagi ia akan pulang. Sebentar lagi mereka bisa berbicara dan ia bisa menatap mata biru kehijauannya secara langsung lagi.

Eli bangkit berdiri, memutuskan untuk menunggu kedatangan Aru di gerbang depan. Gadis itu mulai berjalan menyusuri lorong istana dengan dinding marmer opal, gaun sutra birunya yang terbuat dari kain halus melambai di sekitar kakinya.

Aurelita.
Gadis paling cantik seantero dunia bawah laut. Putri dari Perdana Menteri, dan memiliki kecerdasan yang tidak bisa dibandingkan dengan gadis mana pun.

Sebegitu hebatnya orang-orang memuja Eli. Namun, gadis itu tidak begitu menyukai atensi yang diberikan masyarakat kepadanya. Ia bukan seorang putri, hanya gadis biasa yang kebetulan ayahnya adalah seorang Perdana Menteri.

Lorong-lorong panjang istana Thale terlihat indah dengan dinding yang terbuat dari batu opal putih berukiran rumit yang memancarkan cahaya beraneka warna. Lantainya terbuat dari kaca bening dengan kolam air berisi ikan-ikan beragam jenis dibaliknya.

Eli bersenandung, memandangi ikan-ikan di bawah kakinya. Dulu, sewaktu masih kecil ia pernah berkunjung ke lapisan kuba terluar untuk melihat migrasi ikan. Sayangnya, sekarang ia harus puas dengan ikan-ikan hias di bawah lantai.

Jendela-jendela lebar menunjukkan taman luar yang terang dengan cahaya matahari artifisial yang selalu membuat Eli bertanya-tanya seperti apa rasanya cahaya matahari sungguhan.

Ayahnya selalu berkata bahwa seharusnya ia merasa beruntung bisa tinggal di istana Ibukota dan mendapatkan hal-hal yang hanya bisa didapatkan bangsawan kelas atas.

Namun, Eli sungguh tidak peduli. Ia terkadang menginginkan kehidupan normal seperti gadis lainnya, tidak menghabiskan waktu di dalam istana megah ini tanpa berbuat apa-apa.

Setidaknya, ada Aru yang selalu bersamanya. Pemuda itu adalah segalanya bagi Eli. Gadis itu tidak tahu apakah pemuda itu menganggapnya sebagai seorang kekasih, sahabat, atau adik. Yang pasti, Aru menyayanginya, dan begitu pula dirinya.

Selama Aru ada di sampingnya, maka ia tidak peduli apa yang terjadi pada dunia.

Gadis itu mempercepat langkahnya, lensa kontak dengan sistem komunikasi di matanya menunjukkan 1 jam sebelum kedatangan Aru, dan sebuah pesan pendek yang baru dikirim.

ID : 140302
Kontak : Ayah

Aurelita,
Tolong kembali ke kamarmu segera. Pemberontak Non-Aqua merencanakan serangan lanjutan.

Eli merapatkan bibirnya. Kedatangan Aru bahkan membuatnya lupa akan hal yang selalu ditakutinya baru-baru ini, meneror seluruh kerajaan dan masyarakat.

Para pemberontak Non-Aqua.

Baru-baru ini, penduduk gelombang imigran kedua menyatakan diri mereka sebagai Non-Aqua dan berniat menghancurkan sistem monarki Aquatris yang sudah mengaturnya selama 50 tahun.

Mereka bilang, mereka tidak memiliki hak yang setara dengan gelombang imigran pertama dalam sistem pemerintahan.

Yang benar saja, itu memang bukan hak mereka.

Gadis itu berlari ke kamarnya, gaunnya berkibar di sela kakinya. Wajahnya yang cerah berubah menjadi pucat saat ia mengaktifkan mode bunker di dalam kamarnya.

Eli duduk menggulung dirinya di sudut ruangan. Ia berharap bisa memberitahu Aru tentang pemberontakan, tetapi mode bunker membuat semua sambungan komunikasi terputus.

AquatrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang