fin

1.7K 142 15
                                    

A/N: pure fiction.

<>-<>-<>-<>-<>

Malaikat itu ada, sama halnya dengan iblis. Yang perlu ditanyakan adalah keberadaan hybrid. Dalam momentum yang dianggap kemungkinan terjadinya nyaris tidak ada itu, nyatanya mereka benar-benar hidup. Mitos yang dibicarakan oleh kedua kaum itu memiliki pembuktian nyata setelah lahirnya seorang bayi laki-laki.

Walau keberadaannya yang diragukan; karena tidak seperti malaikat, ia tak bersayap putih lambang kesucian dan tidak juga seperti iblis, ia tak bertanduk dan berekor merah lambang kebringasan. Ia menyerupai manusia dengan kulit seputih salju dan perilaku sebringas harimau.

Dan akan kesalahannya karena 'ada', ia tak dapat tinggal di kedua dunia, oleh karena itu Tuhan kemudian mengirimnya ke dunia manusia, memberinya hadiah secuil memori yang tak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun juga.

Creature © mintswaega

Ia memandangi jalanan bagai rintik deras yang membasahi seragamnya tidak terasa, menyiagakan pistolnya di depan dada, matanya masih fokus mengawasi tetesan yang membiaskan cahaya lampu jalanan sepi di pinggiran Kota Seoul. Brigade kepolisian mengepung gedung tua yang diduga merupakan tempat transaksi narkoba skala besar oleh kelompok mafia international.

Mengayunkan tangannya kedepan sebagai simbol agar bawahannya mengikuti, ia melangkahkan kaki mendekati gedung setelah dikonfirmasi tidak ada seperangkat bom tertanam di sekitarnya atau sniper musuh yang sedang berjaga. Walau ia sendiri khawatir itu adalah bentuk jebakan yang lain mengingat begitu mudahnya tugasnya kali ini.

Anak tangga demi anak tangga dinaikinya sampai pada lantai terduga, ia disambut dengan angka 7 yang tercetak di salah satu tiangnya. Ia beserta bawahannya yang berjumlah cukup banyak itu mulai menelusuri lantai, hingga pada satu ruangan tertutup yang cukup mencurigakan, ia berhenti, mengisyaratkan para bawahannya untuk tenang.

Sang pimpinan kembali menyiagakan pistolnya di depan dada, mempersiapkan posisi untuk mendobrak. Kemudian suara keras hasil dari dobrakannya menggema ke seluruh gedung, membangunkan sesosok pria yang terduduk di sebrang ruangan.

Pria misterius itu menyeringai, "You're late."

"Tangkap dia."

<>-<>-<>-<>-<>

Bugh! Pukulan yang kesekian kalinya itu mengubah warna kulit pucat pria itu menjadi kemerahan, dan bekas pukulan yang berangsur berubah ungu.

"Jawab dengan jujur!" teriak sang pemukul, namun pria itu tetap menyombongkan seringainya.

Pukulan lain hendak mendarat di wajah pria itu, namun suara beroktaf rendah berisi larangan menghentikan laju kepal tangan yang lebih rendah jabatannya.

"Akan kuambil alih, kau boleh pergi."

Memberi hormat, ia mengucap tegas kepatuhannya, kemudian bergegas meninggalkan ruangan interogasi.

Namjoon-sang komandan-duduk bersebrangan dengan pria itu begitu suara pintu yang tertutup didengarnya.

"Jadi Min Yoongi...," Namjoon melipat tangannya di atas meja, "sebagai satu-satunya saksi yang kami temukan di lokasi, kau sangat keras kepala, tahukah kau kepolisian di kota ini bisa lebih kasar dalam menanganimu?"

Pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi, "Ingin kuceritakan suatu kisah?" tanyanya mengabaikan pernyataan sang komandan, "Commander."

"Silahkan."

"Dunia manusia, selain suatu alam tempat para manusia hidup, ada dua dunia yang lain," seringai kecil mengiasi wajah babak belur Yoongi, "neraka, tempat para iblis hidup berada di bawah kita, dan surga tempat para malaikat hidup berada di atas kita."

Creature {NamGi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang