Adinda, Raffi dan Olivia semakin dekat dalam 2 bulan terakhir, hingga...
"Raf! Raffi!" teriak salah satu gadis yang sekelas dengannya. Raffi-yang saat itu sedang bermain tenis meja dan dilihat Olivia dan Adinda, menoleh ke sumber suara.
"Raf...ituh... hosh..." Zhara, gadis yang memanggil Raffi, mengatur nafasnya."Atur dulu nafas lo, kalo udah baru ngomong," kata Raffi sambil melanjutkan permainannya. Zhara mengatur nafasnya setelah berlari cukup jauh.
"Raf, lo dapet salam dari adek kelas," kata Zhara kemudian.
"Oh... Wa'alaikum salam," Adinda dan Olivia sudah tidak terkejut, karena Raffi masuk deretan cowok terpopuler di Madrasah tempat dia belajar.
"Bukan cuma itu aja," Zhara menggantungkan kalimatnya.
"Apa? I love you, kak, juga?" jawab Raffi sambil menirukan gaya fans-fansnya yang mengatakan rasa kekagumannya pada dirinya.
"Bukan! Dia minta pin BBM lo," kata Zhara.
"Gak perlu," jawab Raffi singkat.
"Dan dia tau kalo lo nolak dia, dia bilang dia nggak bakal nyerah kalo dia belum dapetin lo." tanpa Zhara ketahui ada 1 gadis yang hatinya terasa tertohok dengan perkataannya. Raffi menghentikan permainannya, dan berbalik ke arah Zhara.
"Gue gak peduli." jawab Raffi penuh penekanan di setiap katanya."Whatever, tapi perlu gue tekenin disini kalo dia mungkin aja bakal ngancurin hubungan lo sama Dinda," nasehat Zhara. "Itu, karena gue denger kalo lo deket sama Dinda." Zhara mengangkat bahunya cuek.
"Emang kalo deket harus ada something gitu?" munafik! Raffi munafik akan hal ini! Sebenarnya dia mulai ada perasaan pada Dinda, dia ingin selalu melindungi Dinda, dia ingin selalu ada saat Dinda sedih maupun senang, dan dia ingin semua itu terjadi bukan hanya angan-angan.
Namun apalah daya, Raffi masih takut kalau perasaannya ini hanya sesaat.Di lain sisi ada seorang gadis yang terluka akan kata-kata orang yang selama ini ia kagumi melebihi pengagumnya. Adinda sudah 2 kali merasa tertohok hari ini. Pertama Zhara yang berkata bahwa orang yang ia kagumi akan diperjuangkan oleh orang lain. Dia takut jika orang yang ia kagumi akan berpaling darinya.
Dan yang kedua adalah orang yang ia kagumi sendiri, Raffi. Dia menyadarkan Adinda jika mereka tidak ada hubungan apapun selain sahabat, ya, SAHABAT, hanya sampai titik itulah hubungannya dengan Raffi. Mungkin untuk kedepannya ia akan mundur dengan teratur dari hidup Raffi.
Adinda berlari meninggalakan kedua sahabatnya dan juga Zhara. Ia masih tidak percaya apa yang telah ia alami hari ini.
"Dinda...!" panggil Olivia, namun panggilannya tak dihiraukan Adinda.
Kenapa Dinda lari? Batin Raffi.
***
"Emang si Citra beneran pacaran sama Kakak ganteng?"
"Kakak ganteng sama citra? Maksud lo Kak Raffi?"
"Iya, katanya dia udah pacaran selama seminggu ini!"
Seminggu ini?! Batin Adinda. Adinda semakin penasaran akan percakapan yang di dengar di tempatnya saat ini, yaitu di kantin.
"Widihh parah banget!" seru gadis yang sedang makan mi ayam diaebelah meja Adinda.
"Tau tuh anak, nggak ngasih PJ* juga," sahut gadis yang berkacamata.
Telinga Adinda serasa terbakar mendengar itu semua. Tak ingin berlarut pada kekesalannya, ia memesan makanan di salah satu stand di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ta'aruf Denganmu
Romance"Aku juga suka sama kamu, tapi maaf untuk saat ini aku komitmen sama diriku sendiri buat gak pacaran dulu. Maaf kalo aku pernah ngecewain kamu," kata Adinda. 'Baiklah, kalo itu mau kamu aku hargai.' batin Raffi. "Oh iya gak papa lagian aku juga ang...