"Hoseok, hoseokkk!!!"
"Notice me please!"
Biar teriak di depan dia juga tetap gak di gubris. Hoseok marah pas gue bilang kalau gue suka Jimin. Tapi baru kali ini dia marah lama banget, gak kayak biasanya. Satu jam di getil langsung mau maafin gue. Lah ini udah gue getil berapa kali tetep aja nyuekin.
"Chaerin,"
"Gue serius."
Hoseok masih dengan pendirian yang sama. Gamau natep gue dan gamau ngomong empat mata sama gue.
"Serius apaan?"
"Perasaan...."
Jadi semua yang Hoseok ungkapin itu bener? Gue gamau bahas itu. Rasanya gue malu sendiri ngiget gituan.
Hoseok sahabat gue, dan gak lebih dari itu.
"Aduh! Ponsel gue ketinggalan di aula!" Gue langsung lari ngilangiin diri dari Hoseok.
Hobby gue kabur. Lebih tepatnya, Kabur dari kenyatan.
-----
Sekolah pagi pulangnya malam.
Pulang sekolah jam 5 bukannya pulang, malah bimbel.Belum sempat makan juga. Dan udah gapeduli sama perut yang dangdutan. Pft, laper iya, dapetnya malah makanan pelajaran untuk otak.
Selama bimbel berlangsung gue gafokus sama pelajaran di depan. Gue terfokus oleh pemandangan di depan gue, laki-laki yang sedang memegang jidatnya yang licin itu.
Terkadang ia memainkan rambutnya, gue juga tanpa sebab ngikutin Jimin.
Gue sampai enggak nulis apa yang guru bimbel gue terangkan, dan terus mandengin punggung belakang Jimin.
Dan gue baru sadar udah jam 9 malem. Biasanya Hoseok disamping gue nanyain jam berapa terus, sampai gue kesel sendiri. Tapi sekarang, meja samping gue kosong.
Hoseok gak masuk bimbel.
Gue yang ngeh langsung aja masukin buku dan peralatan yang lain ke tas bercorak zebra. Dan segera keluar dari kelas.
"Gabosen apa ngeliatin gue terus, Chae?"
Tangannya memblok gue buat keluar dari kelas. Matanya gaberenti ngebuat jantung gue meledak.
"Tapi pas gue tatapin gini malah gaberani natep"
"Jim, gue balik duluan ya. Anaknya jangan di tatapin terus nanti mabuk loh" Taehyung teman Jimin lansung capcus sambil ketawa-ketawa cekikikan sama Jungkook.
Yaudah saya diam saja, gamau ngomong. Kalau ngomong nanti saya gak bisa pulang dengan aman sentosa gara-gara terus Jimin tatap.
"Kalau diem lo gabakal pulang."
Lalu hidupku sekarang bagaimana?
"Mau lo apa Jim?"
"Serius nanya itu ke gue?"
Yaiyalah. Bego apa bodoh sih lo ah.
Gue membuang nafas sengaja.
"Gue mau lo gimana?"
Dengan senang hati culik gue juga bisa kali Jim.
"Tapi gue enggak ya"
Kebohongan yang sangat besar dari diri gue. Gue masih canggung buat ngomong sama makhluk sempurna kayak Jimin.
Dan kayaknya gue suka dia bukan karena cinta tapi kagum. Karena kagum, gue kehilangan rasa percaya diri gue di depannya.
"Hah- yaudah deh... Mana Hoseok? Tumben gak berduaan"
Kalau berduaan emang kenapa? Cemburu? Jeles? Halah.
"Tolong tangannya di kondisikan dulu ya" Jimin yang gasadar kalau tangannya masih memblokir jalan gue itu, langsung aja tersenyum kikuk tanpa dosa.
"Hoseok langsung pulang mungkin"
"Gak ngabarin lo? Kan lo pacarnya"
Rasanya gue ingin menertawai lelaki yang mudah di tipu didepan gue ini. Untung gue suka, coba deh kalau enggak. Haha
"Mau aja di bohongin Hoseok"
"Oyy"
"Lah woyy"
"AEYWOY""Hah-hah apa?" Entahlah gua gak tau Jimin mikir apaan, setelah gue ngomong gitu sampai dia ngelamun.
"OH-bagus deh!"
"Apanya?"
"Gue masih ada kesempatan dong!"
"Ayo pulang gue anterin!"
"Enggak makasih"
"Ayooo"
Sejak kapan lagi coba di goncengin Jimin kalau gak hari ini.
Maaf ya gue emang gatau diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyecontact+ park jimin [✔️]
FanficDimana ada lo, disitu mata kita bertemu. Started; 6 agustus 2016 Ended; 17 maret 2017