part1

847 37 2
                                    

"Kirana apa kamu sudah tw kalau nazar sebentar lagi akan bertunangan dg diandra?"tanya sahabatku dari solo,kota tempat tinggalku dulu
"Apa???"kagetku seketika mendengar berita itu...."kamu tdk salah kabar kan?"tanyaku meyakinkan
"Ku kira kamu sudah tw kabar ini,apa kamu memang benar sudah putus dg nazar?"ucapnya lagi padaku
Aku hanya bisa menggelengkan kepala,mengisyaratkan bahwa aku dan nazar belum pernah mengakhiri hub. Kami meski aku sudah pindah ke jakarta,
Sahabatku yunita hanya bisa merangkul diriku yg tertegun,diam dalam kecewa,
"Maafkan aku kiran,sudah membuatmu sedih dg berita ini,aku janji saat aku pulang nanti aku akan meminta kejelasan nazar soal kabar ini"ucap yunita lagi berusaha menghibur diriku

***

Sejak saat itu,aku memutuskan untuk tdk lagi mengingat semua tentang nazar,aku sudah mengubur dalam perasaanku bersama kenangan indah bersamanya,di jakarta aku memutuskan untuk lebih fokus lagi dg sekolahku,aku memutuskan untuk membuang jauh rasa ingin mengenal dan menjalin status pacaran atau apa itu dg pria manapun,hatiku terlalu sakit dan terlanjur sakit untuk kembali d hiasi rasa cinta lagi,
Ujian terakhir sudah aku lalui,setelah skripsi kini aku akan menjalani wisuda,aku akan mendapat gelar S1 sarjana kedokteran,sungguh bangga kedua orangtuaku saat mendapati diriku menjadi mahasiswi berprestasi dg nilai yg sangat memuaskan,aku mendapat beasiswa melanjutkan pendidikan S2 ku di negeri paman syam,kota penuh mimpi
Mak dan bapak belum bisa kasih keputusan untuk kelanjutan pendidikanku,selain mak dan bapak  bingung dg kehidupanku dsana,mak dan bapak juga khawatir dg diriku,siapa yg akan menyiapkan makanku,siapa yg akan merawatku dsana,mak dan bapak g mungkin ikut kesana,karna pekerjaan mereka d jakarta cukup banyak untuk d tinggal,maklum anak semata wayang,jadi mak dan bapak takut terjadi sesuatu padaku

"Ma...pa...udahlah toh kiran udah besar kan,kiran bisa kok jaga diri kiran sendiri dsana,mama papa gg perlu khawatir lagi,"ucapku meyakinkan kedua orangtuaku
"Tapi sayang mama takut kamu gg bisa atur waktu kamu dsana,ok mama tau kamu sudah bisa disiplin dsana,tapi kan sayang"bingung mak memegang tanganku
"Benar kata mama kamu kiran,papa setuju dg mama kamu,kamu itu anak kami satu2nya lho,jadi mana mungkin papa biarin kamu pergi jauh d negeri orang tanpa ada yg mendampingi?"tegas bapak juga membelah keputusan mak

Cinta KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang