12. Gladiolus

41K 1.2K 3
                                    

Sesuai janjinya, Bintang muncul di depan pintu apartemen mereka tepat pukul 11 siang. Kika yang membukakan pintu hampir jatuh terjengkang saat Bintang menyodorkan sebuket bunga dengan kecepatan kilat. Kika juga tercengang saat melihat mobil yang dibukakan pintunya oleh Bintang bukan Audi yang biasa mengantar-jemputnya ke rumah sakit, melainkan sebuah Hummer besar berwarna hitam.

"Beautiful flowers for my beautiful mrs. Girlfriend" kata Bintang saat menutup pintu mobil untuk bagian kemudi. Ia memakaikan Kika seat belt sebelum memakainya sendiri.

"Dasar gombal" kika terdengar menggerutu tapi Bintang bisa melihat mata gadis itu berbinar-binar senang. Jari-jari Kika bahkan dari tadi tidak berhenti mengelus kelopak-kelopak bunga tersebut. "Ini bunga apa?"

"Mmm?" Bintang fokus dengan kemudinya sampai tidak mendengar pertanyaan itu.

"Bi ini bunga apaa?" Ulang Kika. Lampu lalu lintas berwarna merah dan mobil berhenti.

"Oh.. itu. Namanya Gladiolus.." Sahutnya. Ia melirik lampu yang kini berubah hijau. Ia kembali menjalankan mobil. "Kenapa? Kamu ngga suka?" Tanyanya karena Kika tidak bersuara lagi.

"Suka kok. Cuma heran aja kenapa kamu nggak beli mawar"

"Kamu suka mawar?"

"Not particularly my favorite. Tapi cowok kan biasanya kalo ngasih bunga ya mawar"

"Well.. I'll give you one suatu saat nanti" bibir Kika mengerucut sebentar. Lalu ia tiba-tiba menoleh ke arah Bintang.

"Trus kenapa kamu pilih bunga ini?"

"It suits you" kika mengerutkan kening. Ia buru-buru membuka browser di ponselnya.

"In China, it is believed the gladiolus can help people who have passed away find the heavens" bacanya. Alisnya naik sebelah. "Kamu pengen aku mati dan cepet masuk surga?"

"Ng- nggak lah Ka. I mean, aku pasti berharap kamu masuk surga tapi matinya nggak." Bintang gelagapan. Ia tidak melihat arti bunga Gladiolus yang itu. Dan bukan itu maksudnya saat memberikan bunga itu pada Kika. "Co- coba kamu cari lagi"

Kika tertawa dalam hati. Tentu saja ia tau bukan itu maksud Bintang. Tapi ia merasa mengerjai laki-laki itu adalah kegiatan yang menyenangkan.

Ia membaca artikel lainnya yang menuliskan makna nama bunga yang tergeletak manis di pangkuannya itu.

"In spiritual circles, gladioluses are referred to as a ladder to heaven with their tall spires and blooms that grow from the bottom up" Bacanya lagi. "Yakin kamu nggak mengharapkan kematian aku?" Joke-nya kali ini membuat Bintang menepikan mobilnya.

"Masa sih?" Ia menggaruk belakang kepalanya yang pastinya tidak gatal.

"Hmm.. ada lagi" Bintang pasang kuping. Ia bersumpah akan menuntut toko bunga tempatnya membeli bunga sialan itu kalau sampai artinya yang sesungguhnya berbeda dengan yang diberi tahu pegawai toko tadi. "Victorian romantics believed the gladiolus flowers were capable of piercing someone's heart with their beauty causing infatuation.."

Bintang bengong.

"Oohh.. jadi maksud kamu, aku itu cantik banget sampe bikin kamu tergila-gila?" Kali ini yang merah bukan cuma ujung cuping telinganya saja. Tapi seluruh telinganya sudah merah.

Bukan itu maksud Bintang. Tapi nggak salah juga. Well, Kika memang benar-benar cantik. Bahkan sepertinya laki-laki buta sekalipun akan bilang kalau Kika cantik.

"Strength and honor. Itu maksudku" Bintang menutupi malunya dengan buru-buru menyetir kembali mobilnya.

Kika mendadak diam. Ia tidak pernah tau kesan Bintang terhadapnya. Dan lewat bunga Gladiolus ini laki-laki itu memberitahu perasaannya. Buat Kika yang tidak pernah merasa dimanis-manisin oleh laki-laki manapun, sejauh ini sikap Bintang padanya terasa sangat manis.

Membukakan pintu untuknya. Berjalan di jalan bagian luar. Memakaikan sabuk pengaman. Membuatkannya sarapan. Memberinya bunga yang memiliki arti.

How sweet.

Dan ditengah bubble-bubble kebahagiaannya, tiba-tiba sebuah pemikiran mulai memecahkan bubble-bubble itu.

Bintang pasti sudah sangat berpengalaman dengan yang namanya cewek. Lihat saja betapa dia dapat berperan menjadi gentlemen tanpa canggung.

Bagaimana dengan Clara cyntia? Apa perempuan itu juga merasakan diperlakukan seperti ini oleh bintang?

Mendadak Kika bad mood. Ia memencet tombol dibawah kursinya sehingga senderan car seat membuat 180 derajat dengan tempat duduknya. Gladiolus merah itu ia letakkan di kurai belakang. Ia merebahkan tubuh dan buang muka.

"Kamu mau tidur Ka?" Tanya Bintang yang bingung dengan perubahan sikap gadis itu.

"Aku ngantuk" tukasnya. Ia memejamkan mata. Mencoba menenangkan kekesalannya sampai akhirnya benar-benar tertidur.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang