Terlambat.
Adalah satu hal biasa yang dialami Kirana selama hidupnya. Di hari pertamanya ia terlambat, ya, lagi. Ia pernah mengalaminya sebelumnya. Dan tak diambil pusing olehnya.
Ia memberanikan diri untuk membuka gerbang yang sudah tertutup rapat, hingga akhirnya ia mendapati perempuan tua mengenai jilbab berwarna biru tua.
"Kamu murid baru, nak?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut wanita tua yang ada dihadapannya. Kirana pun hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaannya.
Lalu wanita itu merangkul Kirana untuk masuk dan duduk di lobby sekolah.
"Kenapa telat? Ini hari pertama sekolah lho. Upacara juga sudah dimulai daritadi," ia berbicara dengan nada yang sangat lembut.
"Hm, iya, bu. Tadi mama saya harus nganter adek saya dulu, terus tadi macet juga." Jelas Kirana. Dan dibalas senyum oleh wanita itu.
Tak lama, seorang perempuan mengenai almameter berwarna hitam berjalan menuju lobby. Lalu wanita tua itu langsung beranjak bangun dari kursinya dan memanggil perempuan itu.
"Eh, Salma. Sini nak!" Teriaknya lembut terhadap perempuan itu.
"Kenapa bu?" Tanya perempuan itu.
"Ini, dia terlambat. Tolong antar dia ke samping lapangan ya, biar dia bisa ngikutin upacara juga, tapi jangan dibarisan. Tolong ya nak," kata guru itu.
Lalu perempuan yang disebut Salma tadi merangkul Kirana menuju samping lapangan.
"Kamu murid baru ya, dek?" Tanyanya di sela-sela perjalanan menuju lapangan. Kirana mengangguk yang artinya iya.
Saat sampai di samping lapangan, Kirana di suruh baris disana, seketika Kirana merasa malu karena harus baris disini. Ia merasa seperti anak nakal yang tidak mengikuti upacara berlanjut dan lalu ia harus dikeluarkan dari barisan.
***
Upacara berlanjut dengan hikmat. Hingga saatnya Kirana harus mencari kelasnya. Ia mencari namanya di papan nama yang besar di dekat aula.
Ia berada di kelas 10 ips3. Kelas itu berada di lantai paling atas, yaitu lantai empat. Lalu ia berjalan keluar dari beranda aula, ia mendongak keatas melihat ke lantai empat, tempatnya sangat tinggi. Sial, haruskah gue? Grutunya didalam hati.
Dengan enggan ia menaiki puluhan anak tangga itu. Hingga akhirnya ia berada di lantai empat, belum selesai pekerjaannya, ia harus mencari kelasnya, ia mengelilingi lantai ini, dan ia temukan kelasnya. Kelas yang paling pojok.
Pintu kelasnya tertutup. Kirana mengintip sedikit di jendela, kelas sudah dipenuhi murid dan dua osis yang berada di depan kelas, seperti sedang berbicara.
Kirana mengetuk pintu perlahan dan membuka pintu sedikit.
"Pagi," sapa Kirana. Suara itu pelan dan terdengar ragu.
Seorang perempuan menghampiri Kirana. "Kamu kenapa telat, dek?" Tanyanya ramah.
"Hm, iya, kak. Aku kesiangan," jawab Kirana sediki ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit (Kedua Belah Pihak yang Memikirkan Egonya Masing-Masing)
Teen FictionMari disimak... Kirana Adresia Orlinna Perempuan berusia 15 tahun yang tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Ia adalah perempuan yang sangat cuek dan dingin. Ia hanya hidup dalam dirinya dan khayalannya. Kirana sangat pendiam dan tidak mem...