"Apalah arti mencinta jika hanya akan membuahkan luka, goresan tajam yang menyayat hati, menimbulkan darah yang mengalir deras dan sulit untuk di perban. Aku terluka di sini, tak seorangpun akan mengerti mengapa keluh kesah ini muncul tiba-tiba saja, bahkan aku sendiri pun kurang mengerti akan semua ini. Jika waktu bisa ku putar lagi, mungkin aku tak ingin mengenal dia, tapi semua telah terjadi, aku mengenal dia dan semua mengalir sejalan arus air, tapi saat ini setelah aku mengenal dia dan terluka oleh nya, justru aku ingin berkata bahwa aku tak kan pernah menyesali perkenalan ini.Ingat "Aku tak pernah menyesal mencintai mu, yang aku sesali mengapa tidak sejak dulu mencintaimu"
"Sabrinaaa.... Dilarang melamun disini!" sentak Ariana mengagetkan ku
"apaan sih" protesku mengerutkan kening dan menjauh dari ariana
"mulai kumat nih penyakitnya" Ariana mengejar langkahku dan mengikutiku menuju perpustakaan.Hari ini aku dan Ariana lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Aku dan Ariana semester empat, kami memang selalu bersama dari semester satu.Tak ada rahasia diantara kami apapun itu,karna kami saling terbuka satu sama lain. Usai dari perpustakaan, kami melangkah menuju parkiran,saat nya untuk pulang. Seperti biasa, aku pulang bersama Ariana yang kebetulan rumah kami satu arah.
"duh.." aku merintih kesakitan saat seorang pria dari arah berlawanan menubruk ku
"aku minta maaf,aku tidak melihat jalan" permintaan maaf dari pria itu yang terdengar tulus, membuat aku tak sungkan-sungkan untuk menerima maaf nya.
"Iya tidak apa-apa kok" sahut ku lalu aku dan ana melanjutkan langkah menuju parkiran.
"yang tadi itu kan anak baru pindahan dari Jakarta kan?" Ariana menanyakan sesuatu yang aku sendiri tidak mengetahuinya.
"sudah berapa lama kamu kenal aku?" balik ku bertanya
"Hmm.. dari kita kecil sih,memang kenapa sa?" tanya Ariana bingung dan wajah polosnya membuat aku hampir tertawa ngakak.
"Nah sudah kenal aku begitu lamanya tapi masih juga tidak tahu sifat aku sih,sejak kapan aku ingin tau info-info seperti itu temanku tercintaa?Jadi mana aku tau itu anak pindahan dari mana"Obrolanku dan Ariana terputus saat mobil ariana berhenti tepat di depan rumah ku. Aku turun malambaikan tangan berpisah dan meneriaki temanku untuk berhati-hati di jalan.
Hari demi hari berlalu hingga akhirnya aku berkenalan dengan pria yang menabrakku kala itu. "Wisnu" itu nama yang disandangnya dari lahir hingga saat ini. Awal perkenalan kami di perpustakaan, saat itu aku sibuk mencari-cari buku pedoman seminar,dan ternyata Wisnu yang melihat ku kebingungan langsung menghampiriku dan berbaik hati membantuku mencarinya.Setelah setengah jam mencari buku itu,kami -Aku dan Wisnu- mengakhiri perkenalan di kantin,sekalian makan siang dan pulang.
"sa?"panggil Wisnu
"dalem Wisnu?"
"Nanti malam ada acara tidak?"
"Tidak ada sih,ada apa memang?"
"Mau tidak kita liat film bareng?" Wisnu menghentikan mobilnya nya tepat di depan rumahku
"Film apa memang"tanyaku
"Make me shudder"
"Bagus tidak filmnya?" aku tak langsung mengiyakan ajakan Wisnu
"itu film tentang hantu tapi konyol kok,aku jamin kamu pasti suka deh" yakinnya
"Oke, nanti jemput aja aku dirumah"Malam itu kedekatan antara aku dan Wisnu semakin terlihat dan terasa,tak sedikit terdapat banyak persamaan antara kami.Semakin lama semua semakin berjalan mulus, aku dan Wisnu juga semakin dekat, saat itu tak ada apa-apa antara kami,seperti halnya pertemananku dan Ariana. Sesekali kami jalan-jalan bertiga bersama Ariana,terlihat kompak dan rasanya ingin menghabiskan waktu bertiga saja.Aku merasa hidupku lebih bahagia saat kehadiran Wisnu, penuh canda tawa adalah gaya kami saat ini,seperti tak ada masalah yang harus dipikirkan walaupun memang ada masalah, bukan tidak memikirkan tapi kami pura-pura saja tidak memikirkannya.
Sudah hampir tiga bulan ini hubungan aku dan wisnu semakin dekat, saat itu adalah saat-saat dimana aku mulai merasa nyaman berada disampingnya, merasa tenang akan sesuatu. Suatu malam saat kami jalan,tidak tau kenapa tiba-tiba saja Wisnu menggenggam erat tanganku,aku merasakan nyaman dan ketenangan saat itu. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi pada ku, tapi Aku rasa itu hanya sebatas perasaan kekagumanku atas sesuatu yang dimilikinya, ternyata aku salah. Yang aku tahu, sebuah kekaguman itu tak kan berlangsung lama, tapi perasaan ini semakin hari semakin bertambah dan semakin terasa aneh. Aku berusaha menutupi apa yang ku rasakan, hanya sahabatku Ariana yang tahu tentang semua ini.
"mungkin kamu mulai menyadari perasaanmu dengan Wisnu "Ucap Ariana memulainya.
"Entahlah aku bingung memahami perasaanku ini"Keesokan harinya, kami bertiga duduk di taman kampus mengerjakan tugas mata kuliah Administrasi Negara. Aku terlalu asik mengerjakannya, sementara itu Ariana dan Wisnu sibuk tertawa terbahak-bahak,entah apa yang mereka bicarakan tiba-tiba saja mereka tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba ponsel Wisnu berdering, sebuah panggilan dari seberang yang membuat Wisnu meletakkan jari nya di bibir kearah kami menandakan kami harus diam sesaat.
"Hallo?"
"Oh begitu,iya sayang nanti aku jemput kok" kelanjutan obrolan Ariana membuat aku dan Ariana membelalakkan mata dan benar-benar terdiam.
"aku pulang duluan ya?" lanjut Wisnu pamit pada kami saat ia telah menutup ponselnya.
"Emhh,iya.Hati-hati ya?"UcapkuSejak hari itu aku dan Ariana mengetahui bahwa ternyata Wisnu telah memiliki kekasih,aku tak tahu ternyata kedekatan aku dan Wisnu sebatas teman biasa saja dimatanya.Walaupun Wisnu telah memiliki Kekasih,namun perhatiannya padaku membuat aku bingung. Dia sosok pria yang menarik, kelembutan yang tersimpan didalam dirinya membuat aku merasa nyaman.Terutama saat aku membutuhkan teman untuk menemaniku mencari tugas,Wisnu pun tidak sungkan utnuk datang ke rumah dan menemaniku.Kini,aku semakin merasakan sesuatu yang aneh, yang mulai merasuki pikiranku tentang dia.Setiap hari aku selalu memikirkan Wisnu.Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dengan keadaan seperti ini, aku tahu dia memiliki seorang kekasih, dan aku juga tahu bahwa aku bukan lah apa-apa untuk nya.Hanya teman,ya hanya sekedar teman.
"Sa, kalau kamu suka sama dia, jujur saja lah sama dia walaupun kejujuran kamu tidak merubah status hubungannya, yang pentingkan kamu sudah mengungkapkannya.Benar bukan?"
Itu pesan Ariana yang membuat aku bimbang dan bingung harus mengatakannya atau tidak.Jika aku mengatakannya aku takut Wisnu malah menjauh dariku. Malam itu,aku merasakan lagi getaran didada yang membuat aku tak bisa melelapkan mata untuk tidur.Aku terus pandangi bulan dan bintang berharap mereka mau mengatakan sesuatu pada ku. Waktu terus berlalu hingga matahari terbit, aku masih duduk terdiam.Saat itu aku putuskan untuk mencari tahu sesuatu, kali ini aku akan melakukannya walaupun nantinya hatiku akan sakit.
"Wisnu?"ucapku membuka pembicaraan saat aku dan Wisnu di kantin.
"iya sa?"
"Kemarin yang telfon kamu itu kekasihmu ya?"
"Iya,hehehe.Kenapa sa?"
"sudah berapa lama kamu pacaran?"
"Hmmm.. sekitar tiga tahun mungkin"
"Wow..Kamu benar-benar sayang dia ya?" lanjut ku penasaran.
"bukan sayang lagi,dia itu segala-galanya untukku,apalagi keluarga ku dengan keluarganya sudah saling mengenal" Wisnu terlalu bersemangat mengungkapnya, membuat tenggorokan ku kering dan bibir ini menjadi kaku untuk bertanya lagi
"Sa?kok jadi diam?aku salah bicara ya?"sambung Wisnu melihatku terdiam.
"hehe tidak kok,aku hanya membayangkan betapa bahagianya kalian,aku ke toilet dulu ya"Tanpa berpikir panjang,aku langsung berdiri meninggalkan Wisnu.Dan ku katakan padanya bahwa aku ingin ke toilet.Akupun langsung menuju kelas dan duduk disamping Ariana.Aku bersandar di bahu Ariana, tak ada sepatah katapun keluar dari bibirku.Aku hanya bisa diam dan memikirkan kejadian saat di kantin.Entah kenapa dadaku terasa sesak seperti susah untuk bernafas,aku terus saja merintih di bahu Ariana sampai waktunya pulang.Sepanjang perjalanan pulang aku masih terdiam, Ariana pun tahu keadaanku tak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan yang akan di lontarkannya, karna itu dia pun hanya bisa diam mengikuti suasana yang terjadi.
Sejak kejadian itu lah aku mulai menahan rasa cintaku pada Wisnu,walaupun dia masih melontarkan perhatiannya pada ku namun aku berusaha biasa saja dan menganggap perhatian sebatas teman saja.Studi berakhir,kali ini Wisnu tidak membawa mobil,ternyata dia di jemput dengan seorang wanita cantik menggunakan motornya,sangat cantik menurut ku.Dari kejauhan terlihat Wisnu mendekati gadis itu,Wisnu mengambil alih mengendarai.Pandangan Ariana langsung beralih pada ku, aku tahu bahwa Ariana khawatir pada ku. Aku tersenyum, pura-pura santai menanggapi apa yang terjadi.
"ya Tuhan kuatkanlah aku"batinkuSakit.Hanya itu yang kurasakan saat ini.Entah mengapa aku merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam diri ku, aku merasa tak ada lagi yang bisa membuat aku seperti ini, merasa tenang saat didekatnya. Aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Hari-hari yang ku lalui mulai suram,rasa nya kesenangan ku telah direnggut begitu saja.Sebenarnya bukan dia yang salah, melainkan aku sendiri lah yang salah menempatkan perasaan ini dan terlalu mengharapnya. Harusnya aku terbangun dari mimpi indah itu saat aku mulai menyadari siapa aku dan siapa dia. Harusnya aku sadar bahwa mustahil aku bisa memiliki dia seutuhnya.Karna dia hanya menganggapku sebagai teman.