We Don't Talk Anymore

172 11 4
                                    


Kapan terakhir kali mereka bertukar pesan, menanyakan kabar satu sama lain? Satu bulan bahkan belum benar-benar berlalu dan kini kedua orang itu memutuskan untuk tidak berhubungan lagi. Saling melepas dan memilih untuk tidak kembali hadir di jalan hidup masing-masing.

Mencoba menyibukan diri dengan pekerjaan, hangout bersama teman, mencari kesenangan dengan orang lain. Hal itu bahkan tidak membantu sama sekali. Keduanya masih sama-sama saling memikirkan satu sama lain, bertanya-tanya apa yang sedang di lakukan, apakah dia baik-baik saja.

Entah mengapa jari-jarinya terlalu berat untuk menekan tombol kirim pada portal pesan setiap kata per kata sudah selesai di ketik. Seolah gravitasi tidak mengijinkan jari- jari itu melakukan perintah hati. Ketika hanya ingin menanyakan kabar saja menjadi sebuah permasalahan yang melibatkan otak dan hati.

Keinginan hati yang bertentangan dengan ego.

Menahan rindu bukanlah sebuah hal yang mudah. Dan ketika dua orang yang saling merindu justru memilih memendam perasaan masing-masing karena ego yang bahkan tidak mengijinkan untuk sekedar bertegur sapa. Menyisakan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab karena ego yang menguasai.

Miris sekali ketika sebuah kenangan indah yang telah dibuat bersama orang yang sudah lama menghabiskan waktu bersama-sama, kini hanya menjadi kenangan yang diharapkan bisa kembali di ulang. Sayangnya dunia bukan panggung pentas drama musikal yang tiap adegannya bisa kembali di ulang dan dipertontonkan di hari selanjutnya. Dunia bahkan tidak bisa memberikan kesempatan kedua untuk hal seperti itu. Dan semuanya tinggal penyesalan....

'We break up in a good way.'

Itulah kalimat yang selalu diutarakan ketika teman-temannya menanyakan kenapa mereka putus. Mencari-cari alasan ketika hati bahkan sedang menata diri sendiri karena kesedihan yang masih belum benar-benar hilang.

Berpisah secara baik-baik, katanya. Sebenarnya apapun masalahnya, apapun alasannya, berakhirnya sebuah hubungan tidak pernah bisa di katakan baik-baik. Karna pada dasarnya perpisahan itu sendiri membuat dua orang yang tadinya memahami satu sama lain kembali menjadi dua orang asing yang seolah-olah sebelumnya belum pernah bertemu sama sekali. Dan hal itu tidak bisa dikatakan baik.

Benar kalau cinta itu merupakan sebuah perasaan yang rumit. Karena ketika hati masih bergejolak saat mendengar namanya. Ketika hati yang terdalam masih menginginkan satu sama lain. Ketika kata move on bahkan masih belum bisa di terima, otak bahkan memilih untuk menampik semua itu dan meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja. Perasaan cinta... serumit itu. Serumit hati yang harus menelan semua kepahitan karena otak yang tidak mau bekerja sama.

-----------------------------------------------------------

'Reunion class '14

Place : Diamond Hotel

Time : 8 p.m.

Don't be late! ;)'

-----------------------------------------------------------

Pria itu menarik dasi hitam dari lemarinya dan berdiri di depan cermin sambil mengenakan dasi. Membenarkan kemeja abu-abu nya dan menarik jas hitam yang menggantung. Hal terakhir yang dilakukan sebelum pria itu benar-benar siap adalah mengenakan sepatu yang berwarna senada dengan dasi dan jas nya. Hitam.

Pria itu mengunci pintu apartemennya dan melangkah pergi, sesekali mengecek arloji di tangannya.

Pesta reuni kelas yang sudah di rencanakan dari jauh-jauh hari ternyata datang juga dan ia akan bertemu dengan gadis itu kurang dari setengah jam lagi. Pertemuan pertama setelah perpisahan pahitnya.

We Don't Talk Anymore [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang