Ah mana ada yang tak marah jika sebuah kepercayaan tidak dibayar dengan tanggung jawab yang setimpal. Tentu pria tambun berambut mirip jamur tersebut akan marah mendengar perempuan - di balik telepon, mengelak dengan alasan –yang menurutnya, tak logis.
"Saya tidak mau tahu. Aku sudah bertaruh uang banyak kepadamu."
"Tapi, pak."
"Tidak perlu banyak alasan. Dua hari lagi tugasmu harus selesai."
Pria pemarah itu pergi begitu saja. Tak memberikan Veranda kesempatan lagi untuk berbicara.
Ingin rasanya gadis cantik tersebut menggunjing dengan sapaan yang kotor, tapi tenggorokannya memang sudah tercekat. Terlebih saat mendengar kata uang.
Uang
Uang
Dan uang.
Sebagian uang yang diterimanya memang sudah berubah menjadi barang kesukaannya. Terbukti dari polesan bedak sempurna dan merah bibirnya yang merona.
Terlebih kesepakatan tetaplah kesepakatan. Tidak ada alasan lagi baginya untuk dapat mengembalikan uang kepada pria tambun itu.
Sial Veranda di H-3 ulang tahun, harus dia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayup
FanfictionSebuah wansut untuk meramaikan ulang tahun Veranda sahaja. Tidaklah lebih.