Teras rumah yang biasanya sepi, kini bak beterbangan banyak ide milik Kinal. Sembari kedua matanya sibuk melihat langit-langit rumah dan terbayang akan rupa Veranda mengenakan topi ulang tahun.
Senyumnya merekah saat membayangkan rupa sahabatnya teroleskan kue, telur busuk, tepung, dan apapun yang bernilai kejutan. Untung saja tak ada yang menangkap basah lamunan tersebut. Bisa-bisa, Kinal akan dianggap gila oleh anggota keluarganya.
"Ya Rabb. Tiga hari lagi. Tapi ide kejutan ulang tahun Veranda nggak ada satupun yang nyangkut sampai sekarang."
Sejurus itu, diraihnya ponsel yang tergeletak di sampingnya.
"Mending nelpon Veranda aja deh, sekalian ngabisin bonusan."
Yaelah. Kangen ya kangen aja, nal.
Tut
Tut
Tut
"Halo."
"Hola, Veranda." Sapa ceria Kinal.
"Ada apa?"
"Nggak ada apa-apa sih. Hehehe. Lagi apa?"
"Lagi,"
"Ya?"
"Lagi, ngerjain tugas. Maaf, jangan ganggu dulu ya, Nal."
"Hm, Ya udah. Jangan lupa makan. Jaga kesehatan. Vitaminnya diminum. Jangan jajan sembarangan. Kalau ada perempatan belok kiri, kalau ada polisi tidur jangan dibangunin. Nanti kamu capek sendiri. Hehehehe." Canda Kinal dibalik mikrofon yang tidak dibalas apapun. Kecuali bunyi sambungan terputus.
Tut
Tut
Tut
"Halo, Ve?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayup
FanfictionSebuah wansut untuk meramaikan ulang tahun Veranda sahaja. Tidaklah lebih.