H-1 Part 1

405 20 0
                                    

Sekitaran pukul sembilan pagi, Kinal belum bangkit dari kasur. Wajahnya pun masih terlihat kusut saat menghadapi kenyataan bahwa dia harus bangun sekarang. Sebelum bunda tercinta lebih marah lagi padanya. Neni Sukma memang terkenal dengan suaranya yang keras.

"Eh setan, jam segini belum bangun. Mo jadi apa lu?"

"Yaelah, nyak. Ntar dulu nape."

"Bijimane lu jadi aedoru kalau bangun aja musti dibangunin?"

"Sekalian aja nyak nanya, kalau sholat apa musti disholatin!"

"Astagfirullah. Dasar Lisan, makin kesini makin jebol aja lu."

"Yang penting ini belom jebol, nyak."

"Apaan?"

"Akang De Heya, moga tetep cleansheet, nyak."

"Udeh, cepetan bangun!"

Setelahnya Kinal bangkit. Melangkah malas menuju ruang makan dan mengambil beberapa lembar roti tawar. Konsentrasinya dalam menikmati sampai kemudian terpecah saat bel rumah berbunyi.

"Hai," sapa Tante Neni antusias.

"Hai juga, tante. Kinal ada?"

"Ada dong. Sinih masuk."

Laki-laki dengan perawakan tinggi tersebut langsung masuk ke dalam rumah. Dengan tampilan modis dan up to date - yang dia yakini terbaik, pasti Kinal akan terpukai olehnya. Pikir laki-laki tersebut memang selalu positif untuk dirinya sendiri.

"Buruan mandi, lu. Ada Brandon." Perintah Neni Sukma panik sembari menarik anaknya masuk ke kamar mandi.

"Yaelah, nyak. Apa urusannya."

"Ssttt!" sergah Tante Neni.

"Tapi kan,"

"Nggak ada lagi alesan. Kali ini lu harus nurut sama nyak, ya."

Neni Sukma tak kenal ampun.

SayupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang