19 Agustus 2016 Malam - 1

317 16 0
                                    

Kencan kali kedua. Mungkin kali ketiga jika agenda membuat kue tadi pagi masuk dalam hitungan. Kinal dengan rambut poni dan baju baru miliknya, tampak gugup di samping Brandon yang tengah berkonsentrasi mengendalikan mobil.

"Nggak papa nih nggak ngabarin temen kamu itu dulu?"

"Namanya juga kejutan. Masa' bilang-bilang sih." Jawab Kinal.

"Ya siapa tahu aja dia lagi nggak ada di rumah."

"Ini kan udah hampir jam sepuluh malam, mana mungkin Veranda kelayapan. Nggak bakalan deh. Dia tuh kalau pergi paling jauh ke-"

"Oh, Keranda namanya?"

"Veranda!!!" teriak Kinal sembari melayangkan pukulan pada bahu sopirnya.

"Sorry deh sorry. Kirain namanya Keranda. Kalau namanya keranda kan serem juga ya."

Seisi ruang mobil pun pecah dengan suara tawa mereka berdua. Membuat hubungan mereka berdua tampak semakin menggembirakan saja,

"Tiga hari ini memang sengaja nggak hubungin Veranda dulu. Kata mamanya sih biar dia kangen gitu." Kinal mengerucutkan bibirnya.

"Tapi dia nelpon kamu nggak?"

"Nggak sih." Jawab Kinal tak semangat. Membayangkan layar ponsel yang memang tak memberikan kabar sejauh ini.

"Ya mungkin lagi sibuk." Hibur Brandon setelah melihat raut wajah Kinal yang tampak murung seketika.

Suasana mulai berubah. Hening tak bersuara. Yang ada hanyalah suara mobil berderu kencang menuju rumah Veranda. Sesekali suara klakson terdengar dari luar kaca mobil. Sampai kemudian bibir Kinal di luar kendali.

"Brandon,"

"Ya?"

"Makasih ya untuk hari ini. Ternyata kamu baik juga ya. " Ucap Kinal tersipu. 

SayupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang