Seperti halnya sahabat. Dia akan tahu kemana kamu berada. Karena faktanya, apa yang diterka oleh Kinal adalah benar adanya. Sorotan lampu mobil mampu menangkap sosok Veranda setibanya mereka berdua di tebing angker tersebut. Tampak Veranda yang sedang duduk bersantai di atas kap mobil miliknya, menoleh pada sumber cahaya.
"Veranda!" Kinal teriak hebat setelah menarik tuas pintu mobil. Begitu juga dengan Veranda yang menyambut rengkuhan pelukan Kinal di depannya. "Kinal!"
"Ngapain di sini sendirian! Hari ini ulang tahunmu, bodoh!"
Belum sempat Veranda menjawab, dirinya sudah tercekat dengan adanya sosok Brandon di dalam mobil yang mengantarkan Kinal kepadanya. Membuat pikirnya sedikit terbuyarkan.
"Ayo pulang. Di sini sudah dingin. Lain kali kalau mau bunuh diri, pakai jaket dulu." canda Kinal sembari meraih tangan Veranda untuk menuntunnya ke dalam mobil. Sepertinya dia masih merahasiakan kejutan ulang tahun untuk sahabatnya tersebut. "Brandon, aku pulang bareng Veranda. Kamu kalau mau ikut ke rumah Veranda, nggak papa."
"Ya jelas ikutlah, aku kan sopirmu." Senyum Brandon.
"Biar aku yang nyetir." Pinta Kinal mengalihkan pandangannya kepada Veranda.
"Aku bingung." Kata Veranda lirih.
Veranda memberikan kunci mobil kepada Kinal begitu saja. Hingga melupakan bahwa ada jemari yang seharusnya dia sembunyikan.
"Eh, Ve. Tumben pakai cincin."
Silakan Veranda, jawab pertanyaan sahabatmu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayup
FanfictionSebuah wansut untuk meramaikan ulang tahun Veranda sahaja. Tidaklah lebih.