Wonwoo pulang kuliah dan menuju distro tempat Mingyu bekerja, ia menenteng sekantong donat untuk Mingyu dan Hyuna."Selamat datang" Sambutan itu diberikan Hyuna.
Wonwoo tersenyum dan meletakan kantong donat di meja kassa.
"Mana Mingyu?" tanyanya.
"Toilet" jawab Hyuna.
Ia sedang melihat isi kantong itu.
"Kenapa kau membeli donat, aku sedang diet." tambahnya.
"Mana aku tau. dan lupakan diet! Kau sudah kurus" tukas Wonwoo.
"Dasar si pemerintah" cibir Hyuna.
"Aku serius nuna. Kau mau sekurus apa lagi? sapu lidi?" Cetusnya.
Hyuna hanya mengedikan bahu dan memakan donat dengan taburan almond di atasnya.
"Kau memakannya juga dasar bunglon" Cibir Wonwoo.
Bunglon itu kan suka berubah-ubah, biarlah Wonwoo mengartikannya seperti itu.
"sepertinya aku ketinggalan sesuatu" ujar Mingyu ketika melihat Wonwoo dan Hyuna sedang makan donat di bawah meja kassa.
"Kemarilah" ajak Hyuna.
Mingyu bergabung, dan Hyuna yang pertama menyuapinya. Wonwoo melihat itu dan sedikit sebal.
...
"Jeon aku akan menginap di rumah Seungcheol malam ini" ujar Mingyu ketika mereka berkemas setelah latihan di studio.
"tidak di rumahku?" timpal Hansol.
"aku tidak sudi" balas Mingyu.
Hansol terkekeh dan memeluk Mingyu.
"Kau jangan marah lagi man",ujarnya.
"sudahlah ayo pulang" ajak Wonwoo.
Ia sedikit mengucek kedua matanya, terlihat mengantuk.
Lalu mereka berpisah di perempatan. Mingyu dengan Seungcheol, hansol naik bus sendiri dan Wonwoo memilih naik taksi untuk sampai ke rumahnya.
Begitu sampai rumah ia disambut dengan senyum hangat sang ibu, beliau memeluk Wonwoo. Seharusnya Wonwoo senang tapi ia membenci pelukan itu ketika ibunya berbisik,
"Yongguk melamarku"
Maka Wonwoo mendorong ibunya.
"Lalu jawaban apa yang ibu berikan?" tanya Wonwoo
Wajahnya benar-benar menunjukan ketidaksukaan.
"Aku menerimanya. Mengertilah Wonwoo, ibumu butuh seseorang untuk hidup dan tua bersama, kau semakin besar dan menjadi dewasa kau akan menikah dan meninggalkan ibu" jelasnya.
Tapi Wonwoo tidak suka alasan egois ibunya itu.
"Aku ingin Ayah kembali. Tidak akan ada Ayah lain di rumah ini!"
"Kau tidak mengerti sayang"
"Apa yang tidak aku mengerti?! Ibu hanya hidup untuk diri Ibu sendiri! mengurus toko bunga dan berkencan dengan pengusaha!" bentak Wonwoo.
Ibunya diam. Ia sedikit terisak menahan tangis. Wonwoo jadi merasa bersalah.
"Maaf, tapi aku ingin menemui Ayah dan tinggal bersamanya" Kemudian Wonwoo meninggalkan ibunya yang tetap mengatakan betapa tidak mengertinya Wonwoo.
Wonwoo jadi ingin menangis juga kalau melihat ibunya menangis. Tapi ia laki-laki, tidak seharusnya ia sesensitif ini.
Maka ia menekan layar ponselnya dan menghubungi seseorang.