WS #15

13.9K 736 52
                                    

Hay readers, thanksnya koment nya. saya merasa senang karena masih ada yg menunggu cerita ini,

Buat yg koment "ceritanya bagus atau cerita ini selalu saya tunggu kelanjutannya", terimaksih atas pujiannya dan terima kasih juga sudah mau menunggu sekian lama kelanjutan cerita ini.

Buat yg koment "tambah konflik biar seru atau sisi nikahnya sama digo aja", Jadi begini, saya juga kefikiran untuk menambah konflik dalam cerita ini, dan saya sedang berusaha menambahkan konflik, takutnya juga kalau kebanyakan konflik ceritanya jadi tidak menarik, jadi biarkanlah satu persatu konfliknya muncul sendiri, yg koment sisi nikah ama digo? Hmm ntar2 aja lah ya, liat alurnya, bisa jadi juga orang di masa lalu sisi muncul, ya pokonya tergantung otaknya penulis mau ya gimana.

Yg koment lanjuuutt...
Ok fix ini di lanjutkan..

#Happy reading

#################

"Jadi.. maksud lo apa al? Gue nggak ngerti!",digo sudah terlalu frustasi dengan perkataan al yg rela mengorbankan keselamatan malik demi keegoisannya.

"Lo tinggal pilih dig, mau nyelamatin malik tapi kehilangan sisi, atau lo dapetin sisi tapi kehilangan malik?",al berkata dgn angkuhnya,

"Brengsek lo al?",digo hampir melayangkan kembali tinjunya, tetapi dgn cepat di tangkis al karena tenaga al yg hampir pulih.

"Lo lupa dig? Kalo sisi udah ngebatalin pernikahan lo, dan artinya lo harus mundur dan terima kenyataan kalo lo udah kalah dri gue",

"Emang ya dari dulu lo itu selalu kalah dari gue, gue heran, kenapa ya gue punya saudara loser?",sungguh sudah habis kesabaran digo, dengan sekali gerak, digo kembali melayangkan tinjunya ke wajah al yg sudah babak belur, mulai dri lebam hingga luka robek yg ada di wajah al adalah hasil karya bogeman mentah dari digo.

"CUKUP",

Saat digo kembali melayangkan tinjunya sekali lagi di ujung pelipis al, ada suara seorang perempuan menghentikan gerakannya, saat ia menoleh ke belakang, sisi sudah berdiri di ambang pintu melihat digo dan al.

"Aku nggak nyangka ya dig kamu tega sama al, al kan saudara kamu!!",ucap sisi setengah berteriak didepan digo sambil mencoba membantu al berdiri.

"Tapi si.. ini nggak seperti yg kamu lihat",

"Cukup ya dig, sekarang kamu pergi dari sini, aku nggak mau lihat kamu lagi",

"Tapi soal pernikahan kita?",

"Nggak akan pernah ada kita, semua sudah berakhir, karena aku sudah memilih untuk bersama al, ayah dari anak yg aku kandung",Sungguh saat itu betapa kecewa dan sakitnya digo mendengar ucapan sisi, sedangkan al tersenyum senang di dalam hatinya.

# # # # #

Dua hari setelah kejadian di apartment al, al memutuskan untuk segera melaksanakan pernikahannya dan sisi, hanya sebuah pesta sederhana yg di adakan di rumah orangtuanya al.

Kedua orang tua al yg semula heran karena awalnya sisi akan menikah dengan digo lalu pada nyatanya al lah yg akan menikah dengan sisi, alasan al hanya satu bahwa sisi sedang mengandung anaknya, dan karena alasan itulah orang tuanya merestui.

Untuk urusan malik, kedua orang tua al masih belum mengetahui bahwa malik adalah anak al, karena digo belum bercerita apapun tentang malik kepada orang tua mereka, dan al pun tak memikirkan perihal tentang malik.

Kedua orang tua al pernah bertanya kemanakah orang tua sisi, namun al beralasan bahwa ayah sisi sudah meninggal dan ibunya sudah sakit2an di kampung jadi tidak memungkinkan untuk hadir, dan pada kenyataannya memang benar begitu, al tidak berbohong.

Al dan sisi sepakat, ah tidak yg benar adalah sisi yg sengaja tidak memberitahukan hal ini pada ibunya dan al hanya menyetujuinya saja.

# # # #

Sisi yg sedari tadi duduk di depan cermin hanya bisa diam, sisi sudah siap dengan kebaya putih dan makeup di wajahnya, sisi sudah 100% bak bidadari tetapi didalam hati kecilnya ia merasa sedih harus kehilangan digo, tetapi ia tak boleh egois karena di dalam perutnya ada kehidupan baru yg harus bersama ayah kandungnya, walaupun sisi harus melepaskan kebahagiaannya demi calon buah hatinya.

Sebenarnya sisi mendengar semua pembicaraan al dan digo waktu di apartment al, sisi juga sempat meneteskan air mata saat itu, tetapi ia segera menepis kelemahannya, ia hanya tak ingin digo yg menanggung semuanya, di fikiran sisi bahwa anak yg di kandungnya saat ini ialah anak al, karena bagi sisi tidak mungkin itu anak digo karena mereka melakukannya hanya satu malam jadi mana mungkin dalam satu malam bisa hamil.

Sisi sedikit menoleh saat pintu kamar terbuka kemudian tertutup kembali dan terkunci"digo?",ucapnya tak bersuara.

Digo dengan penampilannya yg berantakan namun terkesan seksi, kemeja putih dengan dua kancing teratas yg terbuka serta bagian lengan kiri da. kanan yg sudah tergulung sampai ke siku, serta celana panjang berwarna hitam, dan rambut yg sedikit berantakan.

Digo berjalan mendekati sisi, sisi segera berdiri dari duduknya,jujur saja sisi sangat takut dan cemas apalagi di lihat dari penampilannya sepertinya digo sedang terpengaruh alkohol alias mabuk.

"Kamu mau apa?",sisi sedikit berteriak karena digo menatapnya dengan tatapan yg tak bisa di artikan.

Digo tersenyum menyeringai, "kamu fikir aku akan melakukan apa di dalam kamar yg terkunci dengan seorang wanita hmm?",ucap digo menyeringai,

"Ku mohon digo, kau sedang terpengaruh alkohol, sadarlah",ucap sisi dengan muka memelasnya, digo hanya tertawa,

"bukankah dulu waktu di villa kau yg duluan mengajakku, lalu sekarang mengapa kau menolak ha?",ucap digo yg berjalan mendekati sisi, sisi hanya menunduk,

Ya digo benar, sisi lah yg memulai kekacauan ini. Tapi sungguh malam itu sisi terlanjur sakit hati pada al, hingga ia tak tau harus melampiaskannya kepada siapa.

"Apakah aku hanya pelarianmu saja sisi?". Gotcha, ucapan digo bagaikan menampar hati sisi, "benarkah digo hanya pelarianku saja?",batin sisi.

"Mengapa kau diam ha?",teriak digo.

Digo semakin mendekat ke arah sisi, sisipun berusaha untuk berdiri, tetapi ujung kebaya sisi terinjak kakinya sendiri membuat sisi terjatuh ke lantai.

Sisi terdiam, sungguh bagian perutnya terasa sangat sakit, ia hanya bisa meringis menahan rasa sakit itu. Sedangkan digo dengan matanya yg berkabut memandangi sisi. Digo berjongkok dihadapan sisi.

"apa ada yg sakit?",tanya digo, sisi hanya menggeleng.

Tanpa rasa ragu digo langsung mengangkat sisi, saat sisi terangkat tiba tiba noda darah menghiasi kebaya putih sisi, digo yg setengah sadar langsung tersadar sepenuhnya saat melihat banyak noda darah di kebaya sisi.

Dengan cepat digo membawa sisi keluar dari kamar itu walaupun ia merasa kesusahan saat membawa sisi, sisi hanya bisa meringis dan berdoa di dalam hati "ya tuhan, selamatkan janin yg ada di dalam rahimku".

Salah seorang pelayan di rumah itu terkaget saat melihat digo menggendong sisi dengan kebayanya yg berlumur darah,

"ya allah gusti. Tuan, non sisi kenopo toh?",ucap bik narsih yg medok dengan logat jawanya mengejar digo.

"bik tlong bilang ke tuan dan nyonya besar saya mengantar sisi kerumah sakit, sisi pendarahan",teriak digo sebelum ia dan sisi masuk kedalam mobil yg disupiri mang ujang, bik narsih hanya mengangguk melihat kepergian tuan mudanya.

# # # #

Digo mondar mondir menunggu dengan khawatir di depan ruang unit gawat darurat, bagaimana perasaanya saat ini sungguh tak bisa di artikan, didalam sana sisi dan janinnya sedang berjuang untuk hidup, menurut digo ini semua adalah kesalahannya.

Seandainya saja ia tak mengikuti rencana gina, mungkin sisi tak akan seperti ini, "bodoh, bodoh, bodoh",rutuknya dalam hati. Jika janin itu tidak selamat, digo tak akan memaafkan dirinya sendiri.

Saat digo sedang bertarung dengan fikirannya sendiri tiba tiba seseorang datang memanggilnya,

"Digo!",

BUGH

# # # # # # # # # #

By: D.R
Jambi, 15 okt 2016
Pukul 06.06

WANITA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang