Rina yang sedari tadi mendengar percakapan Vania dan Dion pun sudah tak tahan untuk meledek mereka berdua
"Ciee baru jadian" celetuk Rina sambil membawa 3 gelas teh hangat
"Ih Rina apaan sih" Vania yang mulai salah tingkah dan menggaruk lehernya yang tak gatal
"Oh iya, kenalin ini Rina sahabat aku dan ini Dion pacar gue" Rina dan Dion pun bersalaman
"Lo masih kuliah apa udah kerja?"
"Gue masih kuliah"
"Dimana?"
"Dion satu kampus sama lo Rin" jawab Vania
"Serius? Kapan-kapan gapapa dong kalo gue nebeng nyampe kampus?" jawab Rina disertai jurus genitnya
"Rina apaan sih" seketika wajah Vania ditekuk
"Ya ampun Van gue becanda kali, masa cemburu sama sahabat sendiri"
"Emmm kayaknya ujan udah reda deh, gue pamit pulang dulu ya"
"Cepet banget"
"Kapan-kapan main ke sini lagi, lagian juga kan gak enak kalo lama-lama di rumah gadis" celetuk Dion
"Yaudah sono balik, nanti kalo udah nyampe kabarin ya" ucap Vania sambil mengantarkan Dion ke depan teras
"Iya pacarku". Seketika mobil Dion melesat jauh dari rumah mereka
"Dion ganteng yak, buat gue gapapa kan?" celetuk Rina
"Lo apaan sih, udah punya Alvian juga serakah banget. Candaan lo gak lucu tau gak!!" . Lalu Vania meninggalkan Rina di teras dan menuju kamarnya.
Rina tahu mungkin Vania sedang sensitif. Rina membiarkan Vania meredam emosinya sendiri. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore, hujan memang sudah reda sejak tadi, namun udara dingin masih begitu terasa hingga memasuki setiap sudut ruangan rumah mereka.Terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga. Rina yang asyik menonton tv pun sudah hafal kalau yang turun itu Vania, sahabatnya. Vania berjalan menuju dapur, Rina tahu kegiatan Vania sore hari ini adalah memasak. Rina pun mengikuti Vania dari belakang.
"Rin maafin sikap gue tadi ya, gue lagi sensi banget sekarang"
"Vania denger ya, kita tuh udah lama sahabatan, gue udah tahu sikap lo kayak gimana, apalagi kayak tadi. Udah deh gue ngerti kok"
"Makasih ya, lo emang sahabat terbaik gue" balas Vania sambil memeluk tubuh Rina.
"Yaudah, sekarang lo mau masak apa?"
"Mie instan aja, tadi pagi gue gak sempet belanja dulu"
"Yaudah gapapa, ayo"
Mereka memasak untuk makan malamnya, meskipun makan malam dengan mie instan, tetap saja yang kebagian merebusnya itu Vania.
Dalam hal memasak, Rina menyerah. Memasak apapun selalu hasilnya ancur, maka dari itu Rina sudah malas berurusan dengan dunia masak. Bahkan ia berharap bisa memiliki suami yang jago masak. Kebetulan sekali, Alvian adalah pria yang hoby memasak, jadi itu yang membuat Rina makin cinta.-------------------------***-----------------------
Maaf kalo masih banyak typo atau gak nyambung. EYDnya juga masih berantakan, masih belajar 😁✌
Jangan lupa vote & commentnya yaa 👇makasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Defense
Fiksi Penggemar"Aku menangis tidak dengan air mata. Aku menangis dengan hati. Biarkan bibirku tersenyum dengan hati menangis"