Unexpected

27 1 0
                                    

Bau anyir darah menusuk hidung, suara sirine ambulance menjadi pengisi ketegangan didalamnya. Petugas medis itu segera membawa anak kecil itu masuk ke rumah sakit sesaat setelah ambulance itu sampai disana, sayup-sayup suara sirine ambulance itu mulai menghilang dari pendengaran.

Sakura Alexandra Cloe, gadis berusia 18 tahun high schooler itu kini duduk dibangku ruang tunggu rumah sakit, rambutnya berantakan, wajahnya pucat, lelah tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya duduk disana bersama pemuda itu, tak ada yang memulai pembicaraan.
'what the hell I am doing in here?' kata-kata itu terus berputar dikepala Sakura, gadis itu memutar kepalanya mencoba mengamati pemuda yang duduk disebelahnya.
'well, he's fit(?) Blonde hair, silver eyes, pale skin what a perfect combination for a Prince' itu lah yang dipikiran Sakura well sebelum....

"What are you looking at?" Kata pemuda itu tajam.

"Sorry, I'm just ehhm...."
"What?!"
"Nothing" ucap Sakura singkat.
'He definitely has a temper' pikir Sakura, tak tau lagi apa yang harus ia katakan untuk memulai pembicaraan, Sakura hanya diam memandangi sepatunya sambil sesekali meremas ujung roknya. Hal itu terus belanjut, Sakura mulai tidak tahan karena sudah hampir 15 menit lebih mereka hanya duduk diam tidak melakukan apa-apa. Ia mencoba merogoh saku roknya tapi tidak menemukan apa-apa, 'uhh, I left my cellphone!!' Sakura mulai tidak sabar, seolah ia ingin berteriak dan kabur dari tempat itu sekarang juga.
'first, I was late for school, no, actually I cut classes. Second, there was an accident and the Stupid Sakura Alexandra Cloe just sticking her nose on that matter. Third, a cooled arrogant Prince just keep snapping at me and now he won't talk to me, geez we just talked about two or three words. My day is completed' Sakura mulai memutar otaknya berusaha memikirkan bagaimana memecah kesunyian diantara mereka, well mungkin ketegangan diantara mereka.

"Ehmm, I, why was I am here again?"
Sakura memulai pembicaraan, pemuda itu hanya memutar kepalanya, memandang Sakura seolah ada tanduk mucul dikepalanya. Pemuda itu hanya mengamati Sakura, sejurus kemudian ia menautkan alisnya seolah mencari kata yang pas untuk menggambarkan gadis yang ada didepannya itu, wajahnya yang kucal, rambutnya tidak beraturan, seragam sekolah nya penuh bercak darah, semuanya bisa di katakan 'berantakan' ya satu kata 'berantakan', kemudian Ia memalingkan wajahnya lagi tanpa menjawab pertanyaan Sakura.
Mendapat perlakuan yang menurut Sakura tidak sopan, ia mulai menghentak-hentakkan kakinya dan menggembungkan pipinya, tanda kalau ia sedang sebal.

"I'm just asking you know!"
Ucap Sakura dengan sedikit membentak, sambil mencoba menjaga emosinya. Pemuda itu kembali memalingkan wajahnya kepada Sakura, untuk sekian detik Sakura merasa pemuda itu akan mengacuhkannya lagi.

"You will know."
Balas pemuda itu singkat tanpa menunjukkan emosinya, 'that's it, i have enough! Arrogant! Cooled! Go to hell'
snapped!! Emosi Sakura pasti sudah meledak-ledak sekarang kalau saja ia tidak ingat dimana dia sekarang. 'Calm down Sakura, calm down, maybe he just worried about the kid' Sakura mencoba kembali mengontrol emosinya.

"Well, I hope I.." kata-kata Sakura terputus begitu saja sesaat dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Sakura dan pemuda itu berdiri menghampiri dokter tersebut.

"What happened? Is Devlin alright? How is he?" Pemuda itu mulai memberondong dokter itu dengan pertanyaan nya, Sakura hanya diam saja sesekali melirik pemuda itu, berusaha menangkap ekspresi pemuda itu.
'He is worried, of course he is you stupid Sakura' Sakura mengomeli dirinya sendiri.

"Slow down Mr. Rosier, everything at once." Dokter itu berusaha menenangkan pemuda itu, 'Rosier? I've heard that name before' Sakura kembali memutar otaknya berusaha mengingat dimana ia pernah mendengar nama itu.

"He's fine Mr. Rosier, it just shocked, I think he bumped his head so that the blood dripping from its temples. But everything is fine, no brain or neural damage. He will conscious in a couple of hours. I takes my leave from here, good day Mr. Rosier and Mrs."
Just that, dan dokter itu pergi meninggalkan mereka berdua tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pemuda itu berjalan melewati Sakura masuk keruangan tempat anak itu dirawat 'Devlin, his name is Devlin' Sakura membuat note dalam otaknya 'Devlin', pemuda itu sudah menghilang dibalik pintu, Sakura hanya memandanginya tak tahu harus berbuat apa. Ia kembali memikirkan dimana ia pernah mendengar nama Rosier. Ia hanya berdiri disana didepan pintu ruangan nomer 48, memandangi pintu yang sudah tertutup sejak tadi. And then,

Snap!!

Sakura ingat!

"Oh my goodness!" Matanya membulat, kedua tangannya menutup mulutnya, Sakura seolah disiram air es. Ia ingat! Ingat pembicaraan dengan Ayahnya 3 hari lalu.

"Oh no, no, no it can't be this Rosier, right?" Sakura mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
'it can't be this Rosier! No way!' Sakura terus mengulangi kata-kata itu dalam otaknya. Kini ia ingat sepenuhnya, Ayahnya, Jefri Cloe sudah menjodohkannya dengan salah satu rekan bisanya, seorang Rosier. 'But which Rosier? Maybe there are another Rosier' pikir Sakura mantab.
'just not this Rosier please, I can't stand another conversation with him! Oh god please not him'


Sincerely
Aθηvá

Accidental Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang