'SHORT STORY'

637 38 4
                                    

"Hm, bunga mawarnya satu." Ucap seorang namja berseragam sekolah menengah atas itu. Sang penjual segera meraih sebuket bunga mawar yang tersusun di dekatnya lalu diserahkan kepada namja tersebut dengan senyuman umum yang sering di lontarkan kepada pembeli lainnya.

"Gomawo sudah berkunjung."

Awan kumolunimbus sudah bergerak menyelimuti seluruh atap kota Seoul, semilir angin juga ikut menanti turunnya hujan. Tepat saat namja itu -Jongin- keluar dari toko bunga, setitik air mulai berjatuhan. Satu, dua, tiga dan sampai tak terhitung lagi. Dalam sekejap jalanan sudah basah karena air hujan, walaupun hanya gerimis tapi tetap saja kalau airnya jatuh secara bersamaan dan dalam jumlah yang banyak sekejap saja permukaan akan di selimuti oleh percikan air-air hujan.

Jongin gelagapan, seharusnya dia membawa jaket atau semacam baju lainnya yang mampu melindungi dirinya dari hujan dadakan seperti ini. Pikirnya, hujan akan turun pada sore hari. Dan seharusnya lagi dia tidak membuat firasat gila seperti itu. Jongin menepi di teras toko, mengusap wajahnya yang sudah terkena air hujan. Jongin mengedarkan pandangannya ke segala arah, dan berhenti tepat dimana motornya terparkir.

Lari kesana, menyalakan motor, lalu pergi menembus hujan. Itu sepertinya kalimat yang paling masuk akal yang tertera di kepala Jongin. Detik berikutnya dia ingin melakukan hal tersebut, tapi saat seorang yeoja berjalan ke arahnya fi iringi dengan kabut yang seolah adalah bayangannya.
Jongin terpekik kaget saat menyadari siapa yeoja itu.

Yeoja yang membuatnya tidak tenang selama 24 jam ini.

"Kyungsoo!" Tanpa pikir panjang Jongin segera menerobos hujan untuk menghampiri yeoja itu, dan berniat membawanya menepi ke teras toko. Tapi niatnya langsung tak terlasanakan saat Kyungsoo mencekal pegangan erat Jongin. "Untuk apa kau disini? Bukankah kau sakit? Seharusnya kau di rumah sakit, dan kau disini bersama siapa? Kenapa hujan-hujanan, eoh?"

"Jongin-ah, kita ke taman ya, kajja."
Kyungsoo menyela ucapan Jongin yang seolah-olah tidak menganggap kalimat penuh khawatir namja tan ini.

Jongin mengernyit. Mereka berdua sudah basah karena air hujan.

"Tapi kau--"

Kyungsoo kembali menyela Jongin, kali ini tidak dengan ucapan melainkan tangannya yang meraih pergelangan tangan Jongin dan mereka segera berjalan ke arah taman kota.

Hujan terus mengguyur kota ini. Tidak memperdulikan pedagang kaki lima yang terseok-seok panik karena hujan dadakan ini. Angin semakin membabi buta, sesuatu kasat mata itu berubah sedingin es dan menampar-nampar kulit manusia yang telanjang.

"Kyungsoo-ya!" Jongin naik pitam, tidak seharusnya dia mengikuti ide gila yeoja ini, pergi ke taman dalam kondisi hujan.

"Kajja, kita pulang. Kau masih sakit!" Benar ucapan Jongin, yeoja ini terlihat pucat dan bibirnya terlihat kering walaupun air hujan membasahinya.

Kyungsoo terdiam. Bahunya bergetar, merasakan atmosfer bentakkan Jongin menyelubungi sel-sel tubuhnya. Sejenak di menatap Jongin dengan pandangan tidak percaya sekaligus sepasang matanya yang berubah nanar.

Ekspresi wajah Jongin berubah menjadi merasa bersalah. Akh! Kyungsoo selalu seperti ini. "Kau masih sakit chagi-ya, aku tak ingin sakitmu menjadi tambah parah dan kau akan menjadi sakit-sakitan." Tangan Jongin reflek mengusap air hujan yang membasahi wajah Kyungsoo. Benar itu air hujan?.

"Aku cuma ingin menghabiskan waktu bersamamu. Hari ini."

"Masih ada hari besok. Sekarang hujan, Kyungsoo-ya"

"Kita sudah terlanjur basah Jongin-ah. Jadi apa salahnya sih."

"Tapi kau sedang sakit."

"Gwaenchana. Aku sudah sembuh." Air wajah Kyungsoo berubah ceria, dan itu seakan-akan membuktikan kepada Jongin kalau dia baik-baik saja.

Can You Feel Me? [KaiSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang