°°°Belle merenggangkan otot-otot lelahnya setelah menghempaskan dirinya keatas sofa lembut diarea living room. Rasanya hari ini ia mendapatkan kedewasaannya, menghasilkan uang sendiri adalah salah satu pembuktian bahwa seorang manusia sudah bisa dikatakan berdiri diatas kakinya sendiri.
Belle memejamkan matanya seraya menghela nafas. Indra penciumannya masih normal setahunya, tapi entah bagaimana ia menangkap aroma aftershave cytrus yang menyeruak masuk kedalam penciumannya.
Aroma yang tidak asing.
"Darimana?" Suara berat itu menyadarkan Belle kalau dia tidak sendiri. Mata biru Belle kembali terbuka dan menemukan pemandangan Maxim yang menatapnya garang dengan posisi bersedekap dan menyender kesudut tembok ruangan.
Belle mengerjapkan matanya. Ada sesuatu yang aneh. Bukan pada Maxim melainkan padanya.
Deg.
Deg.
Deg.
Belle menggeleng ringan seraya menyentuh dadanya, astaga jantungnya sudah gila.
"Darimana?" Ulang Maxim dengan nada meningkat satu level seketika menyadarkan Belle yang sibuk dengan degup jantungnya sendiri.
Belle membuang pandangannya dari Maxim seraya menjawab "Memangnya kenapa?"
"Memangnya kenapa kata kamu, Belle?" Ucap Maxim memandang Belle tidak percaya. Astaga, gadisnya ini mulai nakal rupanya.
Belle mengerjap polos. Bingung melihat Maxim yang menjadi aneh. Sangat aneh.
"Hm. Aku tidak mengerti." Gumam Belle bingung.
Maxim berdecak "Kalau begitu lupakan saja." Jawab Maxim ketus seraya berjalan melewati Belle dengan acuh.
Belle mengerutkan dahinya dengan tampang bingung yang begitu lucu, sesaat mulutnya terbuka ingin berbicara namun diurungkannya dan hanya mengedikkan bahu sambil berjalan kearah kamarnya. Belle benar-benar bosan jika harus bertengkar lagi dengan sosok alien seperti Maxim itu.
"Belle"
Deg.
Lagi-lagi jantung Belle bereaksi berlebihan bahkan saat suara itu hanya menyapanya, kakinya yang semula tergerak menuju peraduannya kini berhenti selaras dengan suara bariton yang mengucapkan namanya.
"Besok aku akan pulang terlambat atau mungkin tidak pulang." Lanjut Maxim.
Belle memutar badannya dan memiringkan kepalanya, Belle tidak mengerti kenapa Maxim merasa penting memberitahukan Belle mengenai hal barusan. Bukankah mereka hanya orang asing yang terdampar pada takdir yang kebetulan sama?
Belle memilih diam, menanti kata-kata Maxim selanjutnya.
Sorot mata Maxim memancarkan keputus asaan yang Belle dapat tangkap, ia tidak mengerti kenapa dan apa yang terjadi.
"Belle, apakah..." Maxim menggantung kalimatnya seakan ragu untuk melanjutkan.
"Apakah apa?" Tanya Belle.
"Apakah kamu pernah jatuh cinta?" Ucap Maxim dengan suara yang dipelankan.
Belle mengerjap beberapa kali memastikan dirinya tidak salah dengar, Apa Maxim mabuk? Kelakuannya benar-benar aneh.
"Max... Apa kamu mabuk?" Tanya Belle polos.
Maxim mengernyit "Bisa jawab saja?"
Belle menggeleng pelan "Tidak. Aku tidak pernah jatuh cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wrong Soulmate ( #wattys2016 )
RomanceSelembar surat wasiat berhasil menyeret takdir Maxim(24) dan Belle(20) kedalam sebuah pernikahan yang penuh masalah, Maximus Kingsley mencintai wanita lain yang notabene adalah sepupunya sendiri, sementara Chrisabelle Winter dipaksa membunuh suaminy...