Chapter 15

2.5K 309 47
                                    

"Dia hanya akan jadi milikku !, akan aku pastikan itu sampai kapanpun... "

- Al Farizi  -

>>>

Matanya bergerak ke sembarang arah untuk mencari siapa si pemilik suara yang memanggilnya. Suaranya tak asing, ia sering mendengarkan suara yang memanggilnya ketika masa kuliah dulu.

Pikirannya menerawang, kembali ke masa perkuliahan dulu. Yuki sangat suka bahkan mencintai alam bebas, ia sampai ikut komunitas Mapala dan komunitas adventure lainnya di kampus.

Masa dimana ia dipertemukan dengan Cio Caisar Manessaro. Masa PDKT yang sampai saat ini tak terlupakan olehnya. Ingatannya begitu jelas tentang masa itu, padahal itu sudah cukup lama.

"Kenapa aku jadi merindukan kehadirannya?" gumam Yuki begitu pelan.

Rasanya jahat sekali masih memikirkan lelaki lain, padahal sudah ada Al yang kini mengisi relung hatinya. Al Farizi adalah laki-laki yang kini menuangkan cinta pada hatinya yang kosong. Mungkin memang tidak sepenuhnya kosong.

"Kok bengong sih, kamu Yuki Prameswari kan?" tanya seorang laki-laki yang kini berdiri di hadapan Yuki dengan senyum tipis yang mengembang.

"Masih ingat gue kan ?, eh maksudnya aku..." timpal laki-laki itu lagi.

"Gibran bukan sih?" tanya Yuki memastikan , sambil mengernyitkan dahinya dengan ekpresi yang begitu menggemaskan.

"Iya, Gibran yang dulu ikut komunitas Mapala di kampus" balas Gibran dengan antusias.

Yuki tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya pada Gibran, lama tak bersua, berjabat tangan adalah hal yang harus dilakukan sekarang.

"Hehe...ternyata kamu masih inget aku ya?" kekeh Gibran ketika menyudahi jabat tangannya dengan Yuki.

"Iya dong, kamu dulu kan yang paling ribet soal dokumentasi, paling rempong pokoknya..." tutur Yuki mengingat masa lalu.

"Aku kan yang jadi tukang fotonya Ki!, maklumlah cerewet sedikit haha " balas Gibran.

Mereka asik bercengkrama mengenang masa kuliah dahulu.

"Kamu koq bisa ada di sini sih?" tanya Yuki.

"Aku kan kerja di sini Ki, inikan perusahaan milik..." sebelum Gibran menyelesaikan kalimatnya , suara seorang wanita dari atas panggung menghentikan kalimatnya.

"Aku harus pergi Ki, sampai ketemu nanti!" pamit Gibran dengan terburu-buru.

"Eh...tapi, bye...see you Gib!" balas Yuki dengan berat hati, sungguh ia begitu penasaran dengan kalimat Gibran yang belum terselesaikan.

Sudahlah, Yuki harus fokus kembali pada anak buahnya.

>>>

Gibran segera menghampiri Al yang kini sedang berbincang dengan salah satu koleganya. Ia harus memberikan informasi penting ini pada sahabat sekaligus atasannya.

Apalagi kini, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan baru saja turun dari panggung menghampirinya.

"Kenapa buru-buru banget Gib?" tanya Ira menghentikan langkah Gibran.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang