Aku melihat Hide dibawa oleh seorang ghoul, tubuhnya bersimbah darah dan sudah memucat. Namun ia masih berusaha untuk menatapku. Matanya kosong, tidak dapat kulihat kehidupan di mata coklatnya. Secara tidak langsung aku merasa bersalah yang sangat luar biasa. Seharusnya ini semua tidak terjadi.
"Kenapa kau melukai Hide? Dia tidak ada hubungannya sama sekali."
"Memang benar. Tapi dia termasuk orang terdekatmu bukan? Ini hal yang sama dengan apa yang kami lakukan pada Hokane Mika." Ujar Tatara.
"Jadi kau yang membunuhnya?!" aku berusaha menyerang mendekat ke jeruji sangkar namun tubuhku tertarik lagi karena rantai. "Sialan!" umpatku.
"Daripada kau marah-marah tidak jelas. Bagaimana jika kau melakukan sesuai yang kami minta? Atau kau butuh pengorbanan yang lebih dari ini? Kau ingin kami membantai satu per satu teman-temanmu di hadapanmu?"
Aku menatap Tatara dengan amarah, namun aku tak bisa melakukan apapun. Aku hanya bisa menatapnya. Sebenarnya aku menahan air mataku. Aku benci jika aku adalah sumber kesedihan seseorang. Apalagi akulah yang membuat kedua orangtuaku dan teman-temanku mati. Mereka semua mati karenaku.
"Kenapa aku begitu special? Tidakkah kalian cukup mengetahui data yang kubawa?!"
"Data ini maksudmu?" Dr. Kanou menunjukkan kertas-kertas hasil operasi percobaan miliknya. Semuanya sama persis denganku. "Ini hanya bagian dari rencana kami. Kami tidak pernah menginginkan data ini ataupun keluargamu. Kami hanya ingin dirimu, Akina-chan. Kau sangat special."
Aku hanya akan memberikan kesengasaraan bagi umat manusia bila aku memberikan DNA-ku pada mereka. Apa yang harus kulakukan? Apa? Apa? Mereka tidak akan mendapatkan DNA-ku bila aku mati dan memiliki keturunan. Tunggu, bila aku mati maka mereka tidak akan mendapatkan DNA-ku. Aku hanya perlu mati.
Aku melihat sekitar, aku mendapati lempengan besi tajam di dekatku. Hanya bisa kuraih bila aku menggunakan kaki, itu pun akan ketahuan oleh mereka. Aku tidak dalam posisi bisa mengancam mereka atau apa. Namun mungkinkah aku bisa negoisasi?
"Tatara, aku ingin meminta imbalan atas DNA-ku." Kataku tegas. "Aku akan menyerahkan DNA-ku, tetapi kau harus memastikan keseimbangan populasi manusia dengan ghoul."
"Bicara apa kau? Kau mengubah semua tujuan awal kami."
"Kalau begitu aku akan membunuh diriku sendiri." ancamku.
"Hahahahaha." Dr. Kanou tertawa. "Gadis sepertimu tidak akan memiliki keberanian."
"Baiklah, kalau begitu ajari aku cara kerja kubah itu."
"Kenapa?"
"Ajari saja karena aku tahu tak lama lagi akan ada yang segera menjemputku."
"Baiklah. Langkah pertama..."
"Cukup rumit. Apa kau mengerti?"
"Lumayan, yang penting dasarnya aku sudah mengerti."
"Gadis pintar." Puji Dr. Kanou.
DDUUUMMMMMMMM!!!!!!!!
"Awasss runtuh!!!!!" seru Ayato.
Batu-batu yang berada di atas sangkarku mulai berjatuhan. Mereka berbenturan dengan jeruji besi yang rapuh, aku tidak tahu sampai kapan mereka bisa menahannya.
"Akinaaaa-chan!!"
Suara itu.
"Akinaaaa-chan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
White Apple (Kaneki x Reader)
FanficKusajishi Akina adalah anak dari Kusajishi Hiro dan Kusajishi Kikuno. Kikuno meninggal karena kanker, maka dari itu Hiro menikah lagi dengan wanita lain. Namun Akina tetap tidak mau mengakui wanita baru itu sebagai ibunya dan menetap di rumah lamany...