two

86 33 8
                                    

Aldo melempar tasnya ke kursi yang terdapat di pojokan dan langsung berjalan ke luar kelas, untuk nongkrong dengan teman-temannya di taman depan sekolah. Aldo lumayan memiliki banyak teman anak kelas 11 dan 12, itulah yang membuat dirinya cukup dikenal oleh teman-teman seangkatannya di kelas 10. Aldo salah satu pemain basket yang desas-desusnya akan menggantikan posisi Arkin menjadi ketua basket, saat naik kelas nanti.

"Cewek, mau ga sama gue?" Pernyataan berunsur menggoda itu, dilayangkan Imron kepada salah satu cewek yang lewat di depan mereka.

"Ga ada kerjaan lo, tiap pagi godain cewek orang." Seruan itu datang dari Arkin yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Yee... Bilang aja lo sirik ga bisa godain cewek-cewek yang lewat."

"Ngapain juga Arkin sirik sama lo, orang dia punya cewe yang diimpikan satu sekolah juga." Pernyataan itu keluar dari mulut Aldo yang ditanggapi oleh Imron dengan sungutan.

"Tumben lo baik, mau bantu belain gue." Pernyataan itu membuat Aldo nyengir ke arah Arkin, sambil lebih mendekatkan diri ke Arkin.

"Eh gue masih normal ya, ngapain lo deket-deket gue." Aldo mengerucutkan bibirnya membuat Arkin jijik kepadanya.

"Bantuin gue dong," Kata-kata itu sarat akan keputusasaan.

"Gue waktu itu nabrak adiknya Keira, mana gue sok keren banget lagi pake segala marahin tuh anak. Mana tau gue dia adiknya cewek lo." Tatapan seram langsung dilayangkan Imron, Arkin, Denny dan anak-anak cowok yang lain pada Aldo.

"Wah bagus tuh kata-kata lo kerekam, trus gue kasih ke Keira, biar nanti lo tinggal nama doang." Sungutan keluar dari bibir Aldo disertai tawaan dari teman-temannya.

"Pucuk dicinta ulam pun tiba, noh si Keira sama adiknya." Pandangan bersungut-sungut Aldo langsung berubah menjadi pandangan horor, saat Arkin melambaikan tangannya untuk mengajak Keira datang ke arahnya.

"Kenapa, Kin?" Tanya Keira bingung.

"Gue duluan ya, Kak." Keira menahan tangan Kezia, menyuruhnya untuk menunggu sebentar takut nanti adiknya itu akan tersesat lagi.

"Emh, lo kan mau ngobrol sama Arkin. Gimana kalau adek lo sama gue aja. Gue anterin selamat sentosa sampe di kelasnya deh. Janji." Awalnya Keira ragu menitipkan Kezia kepada Aldo, apalagi saat Kezia menatapnya dengan gelengan kuat yang menyatakan bahwa adiknya itu tidak mau diantar Aldo.

"Gapapa kok, tenang aja. Biarin si Aldo nganterin Kezia. Kayaknya ada yang mau dibicarein sama Aldo." Aldo menatap Arkin dengan tatapan berterimakasih yang dijawab Arkin dengan memutarkan matanya.

Akhirnya setelah meyakinkan Keira, Aldo mendapatkan ijin untuk mengantar Kezia ke kelasnya disertai dengan beberapa ancaman dari Keira apabila adiknya tidak tiba dengan selamat sentosa di kelas, sesuai janji Aldo.

"Emh.. Sorry ya soal yang kemarin," Kata Aldo seperti bisikan yang hanya dapat didengar oleh Kezia.

Keadaan hening, Kezia pun tak membalas perkataan Aldo dan hanya terus berjalan menuju ke arah kelasnya.

"Jawab kek elahh." Kezia hanya memandang Aldo yang sekarang beridiri di hadapannya sebentar, lalu berjalan melalui sisi kanan Aldo tanpa satu katapun.

"Astaga, tinggal ngomong 'Iya, gue udah maafin lo kok' susah amat." Sungutan itu jelas terdengar oleh Kezia yang langsung ditanggapi oleh cewek itu.

"Udah sampe, lo bisa pergi sekarang," Perkataan Kezia membuat Aldo mendongak melihat papan hitam bertuliskan 'X MIA 2'

Aldo menghela nafasnya pelan saat melihat Kezia yang berjalan menjauhi dirinya, menuju ke arah temannya.

FOOLS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang