"Abaaang ..." rengekan manja itu membuat seorang cowok berambut cepak yang sedang menata makanan di meja makan menoleh. Lalu tersenyum kearah adik semata wayangnya.
"Eh ara udah bangun yah ?" sapanya sambil menatap adiknya yang sekarang tengah menguap, berjalan dengan mata yang masih setengah terbuka menghampiri kakak laki-lakinya.
"Iya abang Ara masih ngantuk" katanya sedikit merajuk membuat si cowok terkekeh, mengelus puncak kepala adiknya dengan sayang.
"Tapi kan kamu harus sekolah, sweatheart ..." ucap si cowok membuat adiknya tertunduk lesu.
"Iya abang Ara tahu" ucap Alira lalu duduk di kursi makan.
Ya, Alira Bagaskata atau yang biasa dipanggil ara oleh abang satu-satunya ini, Arfa Nadewa.
Gak banyak hal untuk mendeskripsikan gadis manis yang satu ini.
Yang pasti dia cantik. dengan mata belo berwarna kecoklatan, rambut coklat sebahunya yang dibiarkan tergerai membuatnya kelihatan imut, hidung mancung, bibir tipis.
Dia juga bisa dibilang murid pintar di sekolahnya. Bahkan bisa dikategorikan murid terpintar.
Dan juga yang tak boleh dilupakan dari sosok gadis yang satu ini adalah, dia polos. Bahkan diusianya yang sekarang sudah menginjak 17 tahun Lira belum pernah merasakan yang namanya pacaran apalagi melihat sikap ke-overprotectiv-an Arfa membuat cowok-cowok mikir dua kali untuk mendekati Lira.
Ngomong-ngomong soal Arfa, dia itu segalanya bagi Lira. Arfa gak cuma bisa dijadiin abang yang dengan sikap ke-overannya melebihi apapun. Tapi cowok itu juga bisa dijadiin sahabat sekaligus orang tua, apalagi ditambah kedua orangtua mereka yang sudah meninggal membuat Lira sangat bergantung pada Arfa. Ya, orangtua Lira telah meninggal. Tepatnya tiga tahun yang lalu saat pesawat yang ditumpangi ayah dan ibunya itu mengalami kecelakaan yang mengenaskan.
Padahal mereka telah berjanji untuk pulang setelah selama hampir 4 tahun merantau di negeri orang. Dan Lira kecil yang waktu itu masih duduk di bangku kelas 1 SMP harus menerima kenyataaan pahit. Mengingat itu Lira menghela napas.
"Hei, ara . kamu gak papa sayang ?" tegur Arfa saat mendapati adiknya yang melamun. Lira menatap Arfa dengan kedua mata belonya, sekali mengerjap gadis itu lantas menggeleng.
"Ara gak papa kok abang, ara cuma ngantuk aja" alibi Lira yang hebatnya dipercayai oleh Arfa.
"Yaudah kalau ngantuk ara mandi gih, abis itu sarapan" titah Arfa yang langsung dipatuhi Lira.
***
"Lira, oh my god pacar gue yang imut udah dateng" teriakan kevin membuat Lira tersenyum geli. Sementara seorang cewek berkacamata bulat melirik kevin dengan ujung matanya jijik, lalu berjalan menghampiri Lira.
"Gila tuh si kevin, tiap hari gangguin lo mulu, ra."
Lira tersenyum kecil, "gak papalah Tasya, kan kevinnya juga cuma bercanda, iya gak vin ?" Lira melirik kevin, kevin menganguk .
"Iya, sirik aja lo ! lo cemburu ya, kalau gue godain Lira. Mau juga digodain ?" Kevin menaik-turunkan alisnya membuat Tasya berekspresi seperti ingin muntah.
"Dasar sinting!!" kata gadis itu jengkel sebelum mengambil posisi duduk di sebelah Lira. Lira menggeleng-gelengkan kepalanya aneh.
"Tasya jangan gitu ih sama Kevin, kan kasihan" nasiha Lira yang mendapat putaran mata malas dari cewek disebelahnya.
"Iya, lo tuh jangan marah-marah mulu sama gue Tas. Gini-gini juga kan gue jodoh lo nantinya" kata Kevin.
Tasya mendengus, "jodoh? Keneraka aja lo!!" kesal Tasya tanpa ampun."Ah terserah lo aja deh sya, yang penting sekarang bidadari gue udah dateng" ucap Kevin saat melirik siska yang baru datang, cewek bermata abu itu juga tak luput dari godaan Kevin, yang notebane nya Playboy XI IPA 3.
"hai, Siska baru dateng yah? Abang udah nungguin kamu dari tadi loh cantik"
Melihat pemandangan itu, Lira menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum geli.
Sementara Tasya, bahkan siapapun tak menyadari bahwa tangan gadis itu terkepal kuat.***
Lelaki itu menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangan.
Dengan kedua telinga yang disumbat earphone ia tak menghiraukan suara berisik nya kelas saat jam istirahat.
Rambut nya berantakan, bajunya kusut dan tidak dimasukan kedalam celana.
Kesan pertama jika kalian melihat cowok ini adalah dia,
Nakal.
Tapi perempuan manapun tidak akan mengelak untuk mengakui kalau lelaki ini tampan.
Dengan mata yang berwarna biru terang, Rambutnya berwarna coklat tua,
Kulitnya putih sedikit pucat, hidungnya mancung dan bibirnya sedikit tebal kemerahan membuat lelaki itu bagai mahakarya ciptaan tuhan yang sempurna.Tapi tak banyak yang mengetahui cowok itu. Dia tak dikenal, bahkan nyaris tak diakui keberadaannya kalau saja namanya tak pernah ditulis dalam buku jajaran siswa paling bermasalah.
Kecuali seorang gadis bermata belo yang sekarang tengah menatapnya tanpa berkedip.
Saat lelaki itu balik menatapnya dengan kedua alis terangkat, gadis itu memalingkan wajah nya yang bersemu kemerahan.
***
Thanks, buat kalian yang udah nyempetin buat baca cerita saya yang masih berantakan ini. Mohon dimaklum karena saya masih dalam tahap pembelajaran oleh karena itu kritik dan saran sangat saya butuhkan.
Jangan lupa vote dan commentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girl
Teen FictionAlira bagaskara, gadis itu terlalu lugu untuk seorang Ardafa Baradewa, si bad boy sekolah yang terkenal dingin dan tak berperasaan. Ardafa jatuh hati pada kepolosan Lira. Dan Lira terlena dengan janji yang diucapkan Dafa kalau cowok itu akan selalu...