Pagi ini Naura berangkat dengan perasaan malas. Entahlah, ia merasa malas bertemu Putri, atau Valdo. Karena kejadian terakhir kemarin, Naura jadi malas dengan Putri.
Mood nya dapat berubah hanya karena memikirkan Valdo. Padahal sebelumnya, Naura ingin bertemu Putri dan menanyakan hal ini dengan senang hati. Tapi karena asumsi Naura sendiri tentang Valdo dan Putri, Naura menjadi malas menanyakan hal ini pada Putri.
Semalaman Naura memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi antara Valdo dan Putri, walau apa yang dipikirkan Naura belum tentu benar—atau malah sangat salah.
Apakah sebenarnya Valdo menyukai Putri? Atau malah sebaliknya? Atau diam-diam mereka berdua melakukan pendekatan tanpa sepengetahuan Naura? Melihat alasan Valdo selalu menyangkut Putri.
Naura memasuki kelas dengan gontai. Dilihatnya Putri sudah duduk di bangku sebelah Naura. Rupanya Putri sudah sembuh.
"Pagi, Ra! Lo kenapa, sih? Kok lesu gitu?" tanya Putri setelah melihat temannya yang tidak bersemangat sama sekali padahal ini masih pagi.
Naura hanya menggeleng singkat sambil tersenyum tipis. Mungkin malah senyumnya tidak terlihat, karena terlalu tipis.
Putri yang melihat itu mengernyitkan kening. Seingatnya kemarin, Naura baik-baik saja. Putri malah berpikir bahwa Naura kelewat baik, sampai pesan singkat yang Putri kirimkan tidak dibalas oleh Naura.
"Ra! Lo kenapa, sih? Sakit ya lo?" tanya Putri lagi.
Naura yang kini sudah duduk di bangku sebelahnya masih tetap terdiam. Tidak ada tanda-tanda akan menjawab omongan Putri.
Putri hanya bisa berdecak kesal. "Ra, kalo gue ada salah, lo bilang sama gue. Jangan di kacangin dong gue nya."
Terdengar helaan nafas kasar dari Naura. "Gue mau nanya sama lo."
"Nah, gitu dong ngomong sama gue! Lo mau nanya apa?"
"Lo, deket sama Valdo?" tanya Naura ragu-ragu.
Putri mengernyitkan keningnya singkat. "Ya deket biasa lah, Ra. Kenapa emang?"
"Nggak, gue Cuma nanya."
Putri memicingkan matanya kearah Naura. "Jangan-jangan lo mikir yang aneh-aneh ya? Sumpah ya, Ra. Gue deket sama Valdo juga cuma kalo ada lo doang. Sekalipun nggak ada lo, gue ketemu sama dia ya buat nanyain lo, kayak yang waktu itu pas lo ditinggalin Valdo di halte. Selebihnya, gue nggak pernah coba deketin Valdo tanpa sepengetahuan lo, kok."
"Iya-iya, Put. Gue percaya sama lo." Naura menjawab sambil memberi senyum tipis.
"Nah, gitu dong, Ra! Yaudah, jangan kacangin gue lagi, oke?"
Dan Naura hanya mengangguk.
Seharusnya Naura memang tidak curiga dengan Putri. Lagipula Putri temannya sendiri. Putri juga selalu mendukung apa yang Naura lakukan. Naura jadi merasa jahat karena menuduh dan berpikiran tentang Putri yang tidak-tidak. Saat hendak beranjak dari tempat duduknya, Naura tiba-tiba mengingat sesuatu yang perlu ia tanyakan kepada Putri dari kemarin.
"Oh iya, Put," panggil Naura kepada Putri.
Putri yang sedang bermain game di ponsel nya mendongakkan kepalanya. "Iya, Ra?"
"Lo kemarin nyuruh Valdo supaya ngajak gue pergi?" tanya Naura langsung.
"Lo pergi sama Valdo?! BENERAN?! Gitu ya lo, nggak cerita-cerita. Pantesan kemarin sms gue nggak lo bales."
Naura mengernyitkan kening. "Jadi, lo nggak tau kalau gue pergi sama Valdo?"
Putri menggelengkan kepalanya, tanda tidak tahu. "Kalo lo nggak tanya itu tadi, gue malah nggak tau apa-apa soal lo yang diajak Valdo jalan. Emang kenapa deh?"
"Kemarin, gue nanya ke Valdo kenapa gue diajak jalan sama dia. Dia bilang, dia mau hunting foto. Dan katanya, dia ngajak gue karena dia disuruh lo buat gantiin yang kemarin, waktu gue sama dia nggak jadi pergi sama lo dan Reon karena motor lo mogok. Dan ternyata, lo malah nggak tahu kalau gue pergi sama Valdo," jelas Naura.
"Gue nggak ada bilang ke Valdo buat suruh dia gantiin yang kemarin, Ra. Beneran, deh!," aku Putri, "—atau jangan-jangan, Valdo ngajak lo jalan karena sebenernya Valdo suk—"
Pletak!
"Aduh!" Putri mengusap kepalanya yang menjadi korban pukulan penggaris Naura.
Naura melihat Putri tajam. "Nggak usah ngaco deh lo."
"Padahal di dalem hati udah kesenengan, tuh, denger omongan gue," goda Putri sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
"Heh!"
=====
udah lama nggak update semenjak masuk sekolah. Tugas sama ulangan udah banyak banget kayak apaan tau. maaf banget baru bisa apdet sekarang. nggak tau juga bakal ada yang masih baca tau nggak, tapi aku sangat berterimakasih buat kalian yang masukin Nauracamera ke reading list kalian.
oiya, makasih buat yang kemarin comment @sheirafirdarumanda , dedikasi di part ini buat kamu ya:)
makasih juga buat yang setia vote.
yuk diliat trailernya bagi yang belum liat
[3/09/16]
-IGN-
KAMU SEDANG MEMBACA
Nauracamera
Short StoryValdo menyukai fotografi. Bisa dibilang, fotografi adalah hidupnya, dunia nya. Kamera tidak pernah terlepas dari genggamannya, saat berada di sekolah sekalipun. Naura menyukai Valdo. Dapat dikatakan bahwa Valdo juga sebagian dari hidupnya, dunia nya...