From : VianPauangP
Cinta? Aku tak tahu cinta itu seperti apa. Yang aku tahu, aku merasa nyaman, aman, diperhatikan, dan disayangi bila aku berada di dekatnya. Apakah ini yang disebut dengan cinta? Entahlah. Aku bingung mendefinisikan arti dari kata cinta itu sendiri.
Awalnya aku tak dekat dengannya. Entah mengapa dan bagaimana, aku jatuh cinta dengannya. Pertemuan pertamaku dengannya berawal dari tempat kursus yang aku ikuti.
Hari hari yang kulewati bersamanya sangat indah namun berasa singkat. Mulai dari belajar bersama sampai larut malam, menginap bersama di tempat kursus, tidur bersama didalam ruangan, makan bersama, nonton bersama, dan yang terakhir yakni bercerita masa lalu yang kelam hingga menangis bersama. Itu semua berasa singkat bagiku. Mungkin dari situlah aku mulai jatuh cinta padanya. Cinta tumbuh dari waktu yang dihabiskan bersama, bukan? Aku menyimpan rasa ini sendirian dan juga dia tidak mengetahui bahwa aku mencintainya.
Menyimpan rasa cinta sungguh menyakitkan. Saking menyakitkannya sampai-sampai aku tak bisa melihatnya dekat dengan cewek lain yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Setiap aku melihatnya dengan sahabatku, aku merasa cemburu. Tapi apalah dayaku? Aku bukanlah siapa-siapanya hanya sebatas TEMAN, tidak lebih.
Hingga waktu itu tiba, waktu dimana rasa cemburuku sampai dilevel paling tertinggi, aku langsung mendatangi mereka yang sedang asik berduaan di sebuah taman. Kemudian sampai di hadapan mereka, aku langsung menampar sahabatku dan juga memarahinya. Setelah aku melakukan itu, akupun pergi meninggalkan mereka dengan air mata yang mengalir deras di pipiku. Aku tidak sanggup lagi melihat mereka berduaan dan aku juga tidak sanggup lagi menahan rasa sakit dari rasa cemburuku.
Hubunganku dengan mereka kini mulai renggang sehabis pertengkaran itu. Hingga suatu hari, aku bertemu dengan mereka dan mencoba menjelaskan semuanya tapi aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari mereka. Aku terlanjur sakit. Sakit karena mereka telah membuatku merasakan rasa yang namanya CEMBURU. Beberapa kali aku pun bertemu lagi dengan mereka dan mencoba lagi untuk menjelaskan semuanya tapi aku tetap saja masih menolak. Hingga di acara sekolah, aku bertemu dengan sahabatku seorang diri saja dan itu membuatku heran. Heran karena dia tidak bersama cowok itu lagi disini dan juga ini kali pertama aku melihatnya jalan sendirian. Aku hendak pergi dari hadapannya namun dia menahan ku. Dia ingin aku mendengarkan penjelasannya kali ini saja. Aku tidak menolaknya karena aku pikir mungkin inilah saatnya aku mendengarkan penjelasannya dari beberapa kali dia mencoba menjelaskan. Mulailah dia menjelaskan bahwa selama ini aku telah salah paham dengan mereka berdua.
Si cowok mendekati dia karena ingin mencari tahu semua tentang diriku dan juga meminta bantuannya agar aku dan si cowok jadian. Setelah penjelasannya selesai, dia menyuruhku datang ke taman saat itu juga.
Taman yang menjadi puncak kecemburuanku dan tempat pertengkaran antara aku dengan mereka. Aku menelusuri taman itu. Sebuah cahaya menarik perhatianku. Akupun segera menghampiri cahaya tersebut. Dan ternyata cahaya itu berasal dari lilin yang menyala yang berada di sepanjang taman itu. Aku mengikuti lilin itu dan sampailah aku di lilin terakhir yang masih berada di taman ini. Aku menatap sekeliling taman ini. aku dibuat takjub dengan apa yang kulihat. Bagaimana tidak? Di taman ini terdapat rumah pohon yang di hiasi dengan lampu yang kerlap kerlip, balon yang menghiasi taman ini, bunga mawar putih pun ikut menghiasi taman ini dan terdapat pula bunga mawar putih yang berbentuk love di tengah-tengah sungai.
Di sisi lain taman ini, ada sebuah piano yang samar-samar aku lihat akibat tidak adanya cahaya disana. Aku me.dengar alunan piano tersebut berbunyi dan juga disaat yang bersamaan seseorang pun ikut bernyanyi. Aku tidak tahu siapa orang tersebut. Orang itu mulai mendekatiku sambil bernyanyi hingga dia berada tepat dihadapan ku. Ternyata orang itu adalah DIA. Dia yang telah memberikan rasa itu. Rasa yang sangat menyakitkan.
Selesai ia bernyanyi, bunyi petasan mulai terdengar di langit. Aku menangis membaca tulisan petasan itu. Petasan yang bertuliskan "WOULD YOU BE MINE" langsung saja aku mengangguk sambil berkata "Ya, aku mau". Sungguh aku merasa bahagia ternyata selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Sepulang kami dari taman itu, kami berencana ingin nonton bersama. Di perjalanan, aku melihat penjual es krim yang berada di seberang jalan ini. Dia pun mengikuti arah pandanganku dan berinisiatif untuk membelikanku es krim itu tanpa aku mengetahuinya. Aku tersadar di saat aku melihatnya menyeberang jalan ini. Tiba di tengah jalan, sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya dan menabraknya. ia pun terlempar sangat jauh. Tak lama dari itu, sebuah mobil truk ikut melindasnya dan iapun meninggal di tempat dengan keadaan kepala hancur dan darah yang keluar disekujur tubuhnya. Ya Tuhan, aku baru saja merasakan bahagia karena aku dan dia menjadi "kita" tapi mengapa kejadian ini harus terjadi? Mengapa aku kehilangan dia untuk selamanya? Mengapa aku harus lagi merasakan sakit untuk kesekian kalinya? Mengapa? Apakah ini akhir dari kisah cintaku bersamanya? Bila begitu, aku harus belajar merelakan dia pergi untuk selamanya. Aku tahu bahwa Tuhan lebih menyayanginya dibandingkan denganku maka Tuhan mengambilnya dariku. setidaknya aku sempat memiliki dan bahagia bersamanya walaupun itu sangat singkat.