Hei, cinta itu apa?
Mungkin aku adalah contoh orang yang tak pernah tahu apa itu cinta. Aku bersungguh-sungguh, 17 tahun hidupku tak pernah aku mendapatkan cinta. Pilu? Kau harus mendengar kisahku.
Huang ZiTao kecil ini terlahir dari hubungan gelap orangtuanya. Hingga umurku yang ke-4 yang ku dapatkan hanyalah luka-luka dan kenyataan aku mengalami gizi buruk. Dua bulan aku dirawat secara intensif hingga benar-benar sembuh dengan biaya dari pemerintah.
Ketika aku dibawa pulang, hal pertama yang dilakukan orangtuaku adalah mengemasi barangku yang hanya terdiri dari sedikit pakaian. Bahkan mereka tak membiarkanku setidaknya mengistirahatkan tubuhku dengan duduk di sofa, mereka segera membawaku pergi.
Kemudian aku dibuang di panti asuhan yang sungguh tak layak. Semua orang membenciku dan seolah menaruh dendam padaku.
Di umurku yang ke-6 aku ikut mendaftar ke sekolah seperti halnya anak panti asuhan yang lain. Menjadi di peringkat pertama dari semua orang yang mendaftar kala itu ternyata semakin membuat orang-orang memicingkan mata padaku. Aku menjadi satu-satunya anak di panti asuhan yang mendapatkan beasiswa atas kepintaranku bukannya karena tak mampu seperti anak panti asuhan yang lain.
Ketika aku di tingkat 4 sekolah dasar, aku memutuskan mengikuti sebuah kelas wushu. Ketika aku lebih cepat menguasai jurus-jurus wushu daripada anak-anak lain sepantaranku maupun satu-dua tahun di atasku, aku lagi-lagi menjadi objek yang dibenci.
Aku mulai mengumpulkan uangku sendiri dengan mengikuti kejuaraan wushu maupun lomba akademik. Ketika sampai di tingkat Junior High School, aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan mencari flat kecil untukku tinggal dengan uang yang ku kumpulkan selama ini. Beruntung aku mendapatkan beasiswa penuh berupa uang pembayaran sekolah, buku, seragam, bahkan uang saku selama tiga tahun penuh sehingga aku hanya perlu mencari pekerjaan untuk biaya hidupku.
Dan kini aku berada di tingkat kedua High School, dengan setiap mata di kelasku yang selalu memandangku benci. Ya, aku berada di kelas dimana persaingan akademis menjadi hal pokok. Ketika aku mendapatkan beasiswa penuh lagi dari sekolah dan menjadi juara satu paralel, aku tentu menjadi objek yang dibenci.
Ya, aku mengingat semua yang terjadi dalam hidupku bahkan sejak umurku satu tahun yang sayangnya tak dapat ku lupakan satupun. Aku memiliki ingatan fotografis, dalang dibalik kebencian setiap orang kepadaku.
Ketika umurku satu tahun dan aku sudah dapat bicara, orangtuaku mulai berbuat semakin semena-mena padaku. Sekali membaca atau menangkap data apapun itu akan melekat erat di ingatanku, itulah yang membuatku berada di peringkat pertama, dan menjadi objek kebencian banyak orang.
Hari ini aku memutuskan membolos kelas dan tiduran di lantai atap sekolah, memandang awan yang bagai beriak tertiup angin. Kedua mataku masih enggan terlelap karena sinar matahari yang hari ini terasa lembut di kulitku, namun ketika sang bayu mulai berhembus kedua obsidianku terasa kabur. Aku masih tak mengerti kenapa pertanyaan konyolku tadi dapat melintas di pikiranku. Ah, mungkin karena ucapan Sungjae tadi pagi yang berkoar-koar tentang cinta.
Sudahlah, toh aku tak pernah merasakan cinta dan tak akan ada orang yang memberitahuku cinta. Mataku mulai terasa berat dan angin yang berhembus lembut membuat suasana yang mendukung untukku terlelap. Untuk apa memi. . .
Kriettt
"Oh, ada orang ternyata."
"Apa aku mengganggumu?" Aku tersentak bangun ketika mendengar suara berat seorang pria mendekat ke arahku. Siapa dia? Tak pernah ku lihat sebelumnya. Oh, dan apa itu? Kenapa dia justru tertawa?
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love? [TaoRis/KrisTao]
FanfictionTao seorang pemilik ingatan fotografis yang membuat 17 tahun hidupnya tak pernah mendapatkan cinta. Apa dengan kedatangan Kris yang menawarkan cinta untuknya dapat membuka pintu hati yang telah berkarat milik Tao?