Tak lama kami akhirnya sampai dibandara tempat JIDA berkumpul, dan ternyata disana sudah sangat kacau, lihat saja ada semacam rantai dengan ujungnya mirip anak panah yang membunuh hampir sebagian pasukan. Beruntung para pelayanku masih hidup, tapi masalahnya panah-panah itu menuju kearah Shiona dan beniat menusuknya. Segera saja aku menarik pedangku dan menangkis serangan panah itu.
“Rexachan?.”
“Shinoa kamu gak apa-apakan?.” Tanyaku tanpa menoleh padanya.
“Ya tadi itu hampir saja, sepertinya kamu juga membawa Yuu-kun kembali.” Jawab Shinoa menoleh kearah Yuu yang mendekati kami.
“Begitulah, masih ada yang harus aku selesaikan disini.”
“Kalian tidak apa-apakan?.” Tanya Yuu yang dijawab anggukan kepala oleh Shinoa.
“Seharusnya kita tidak datang kesini.” Komentar Mika bersama Kirito yang juga ikut mendekati kami.
“Manusia menyerang manusia lainnya, sepertinya apa yang ojouchan perkirakan menjadi kenyataannya.” Timpal Kirito menatap sekeliling begitu juga kami semua.
“Tidak, justru aku bersyukur karena kita sudah datang.” Jawabku menatap kearah Kureto yang berdiri tak jauh dariku.
“Jadi ini rencanamu Hiiragi Kureto-san, alasan kenapa kamu menyuruh kami berkumpul ditempat ini karena kamu ingin menjadikan kami sebagai tumbal?, kenapa aku tidak terkejut ya, apa kamu tidak memikirkan konsekwensinya saat ingin mengendalikan malaikat yang terkurung.” Ucapku menatap datar padanya.
“Huh aku sudah memikirkannya matang-matang Rexa, dan aku yakin kalau aku bisa mengendalikannya.” Jawab Kureto sambil menyeringai lalu Aoi yang berada disampingnya pun menyuruh panah-panah berantai itu untuk menyerang kami.
“Rantainya keluar dari kotak itu Yoichi.” Perintah Kimizuki dan segera saja Yoichi menyerang rantainya dengan anak panah miliknya, tapi sepertinya tidak berpengaruh sama sekali.
“Ojouchan.” Panggil Red mendekat padaku beserta para pelayan lain.
“Kalian tidak apa-apa kan?.”
“Kami tidak apa-apa ojouchan, hanya saja kami bingung benda apa yang dibawah Kureto-san?.” Ucap Akaba.
“Kami mencoba menyerangnya tapi sama sekali tidak berhasil.” Timpal Ayame.
“Benda itu tidak akan bisa diserang sebelum terbuka, kalian sebaiknya menghindari serangannya sebelum mengenai kalian, dan juga aku butuh topeng kalian jika keadaan semakin gawat, untuk saat ini kita harus mundur.” Perintahku yang dijawab anggukan kepala oleh mereka semua.
Pada akhirnya kami hanya bisa menangkis semua serangan dari rantai-rantai itu sambil mencari jalan untuk kabur, tapi saat kami berbalik ternyata pasukan vampire sudah datang mendekati kami. Ukh masalah ini saja belum selesai sekarang ditambah ini yang benar saja, tapi ini bisa menjadi langkah bagus untuk pergi dari sini.
“Sial apa yang harus kita laku-.” Ucap Yuu terputus begitu aku memegang pundaknya.
“Jangan panik, ini bisa jadi kesempatan bagus.” Ucapku.
“Ya mereka tak lagi menargetkan kita dengan memanfaatkan kekacauan ini kita bisa-.”
“Kalian anak-anak lari saja.” Ucap Goshi memotong perkataan Mika.
“Biar kakak-kakak ini yang melindungi kalian.” Lanjutnya bersama pasukan Guren yang ada disampingnya.
“Baiklah aku akan membuka jalan, kalian pergilah.” Ucap Shinya sambil menembakkan senjatanya.
“Kalau begitu ayo kita pergi.” Perintahku dan segera saja kami pergi dari tempat itu sambil menyerang beberapa vampire yang melewati kami.
“Ojouchan aku merasakan sesuatu.” Ucap Sebastian dikepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Phantomhive 2 (ONS Crossover)
FanfictionPeperangan masih berlanjut, kali ini para vampire berniat untuk menyerang Nagoya. Yuu dkk pun dilatih oleh Rexanne untuk dapat menguasai pedang iblis mereka, dia juga bertemu dengan seseorang yang tak diduga-duga dan mengatakan kalau Rexanne di inca...