Kelas berukuran besar itu sudah sunyi sepi. Meninggalkan seorang laki-laki bertubuh tegap yang sedang sibuk membaca buku di sebuah bangku di samping jendela. Yonghwa yang berdiri di depan pintu kelas tersenyum sengit. Tepat sekali prediksinya : Seohyun telah pergi, dan laki-laki itu sendiri di kelas ini.
Yonghwa sengaja berjalan pelan mendekati laki-laki itu. Suara sepatunya berhasil mengalihkan perhatian laki-laki itu.
Sebelum laki-laki itu bersuara, Yonghwa mendahuluinya, "Apa kau mengenalku?"
Buku yang sejak tadi ditekuninya segera ia tutup, laki-laki itu menunduk, "Jung Yonghwa-seonbaenim,"
Yonghwa tersenyum malas, "Kau tahu aku ini siapa?" tanyanya, dengan suara yang lebih tinggi beberapa oktaf.
Laki-laki itu sempat terkaget. Ia menatap Yonghwa takut-takut.
"Kenapa kau tidak menjawab, bodoh?!" seru Yonghwa penuh emosi, sebuah bogem mentah ia layangkan ke arah tulang pipi laki-laki yang ternyata bernama Jung Jinwoon itu. Entah mengapa tangan Yonghwa terasa ringan saat itu. Hanya satu pukulan untuk Jung Jinwoon, tetapi sukses membuat wajahnya biru lebam.
Jung Jinwoon terus menunduk, Yonghwa bisa melihat rahang laki-laki itu mengeras. Seperti menahan sesuatu yang hampir saja keluar dari mulutnya.
"Aku tahu, kau pasti paham kenapa aku melakukan ini. Jadi aku tidak perlu menjelaskannya padamu, bukan?" ujar Yonghwa, kesal menatap Jinwoon yang hanya terdiam. Ternyata laki-laki ini tidak seseru yang ia bayangkan. Ia pikir akan ada pertempuran yang seru ketika ia menyerangnya.
Yonghwa membalikkan badannya, hendak pergi meninggalkan Jinwoon. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, "Ah, jangan lupa sampaikan pada dua orang temanmu itu, Kim Kibum dan Kim Junsu. Katakan bahwa aku membuat peringatan untuk mereka."
Tidak peduli lagi dengan laki-laki itu, Yonghwa kembali membalikkan badannya. Baru saja ia akan melangkah, ketika tiba-tiba suara langkah yang menggema di koridor di luar sana membuatnya menghentikan gerakan kakinya.
Betapa terkejutnya Yonghwa ketika mengetahui bahwa suara langkahan itu adalah milik Seohyun. Gadis itu tak kalah terkejut ketika melihat Yonghwa ada di kelasnya.
"Oppa?"
Yonghwa hanya terdiam menatap gadis itu. Baru saja ia akan mengajak gadis itu untuk pergi, tapi terlambat, Seohyun-nya sudah berseru panik melihat Jinwoon yang terdiam di belakangnya.
Yonghwa membalikkan badannya, memperhatikan apa yang Seohyun lakukan. Ia tersenyum pahit melihat gadis itu. Bahkan Seohyun-nya sama sekali tidak peduli padanya, ia sibuk memapah tubuh Jinwoon keluar kelas. Sama sekali tidak menganggap keberadaannya disana.
Jinwoon memang terluka karena dirinya, tapi mungkin Seohyun-nya tidak pernah tahu siapa yang paling terluka pada situasi ini. Hanya Tuhan dan dirinya yang tahu, hatinya-lah yang paling terluka saat ini.
Oh, mungkin saja peristiwa manis kemarin malam hanyalah mimpinya. Mimpi memanglah mimpi, selalu tidak nyata. Jadi, apakah ia harus menyudahi mimpinya selama ini?
***
"Oppa?"
Yonghwa membalikkan badannya, menatap Seohyun yang berjalan menghampirinya.
"Kenapa kau tidak pulang?" tanya gadis itu, matanya yang jernih menatap kedua mata Yonghwa dengan tatapan polos.
Hampir saja Yonghwa terbius. Kalau saja ia tidak ingat apa yang akan dikatakannya kepada gadis itu, pastilah ia sudah terbius dengan tatapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars
Fanfiction[COMPLETED] Yonghwa tidak tahu harus berbuat apa ketika Seohyun-nya tiba-tiba berubah sikap. Gadis itu selalu terlihat tenang, air mukanya tidak mudah ia tebak. Yang ia tahu, ia hanya melakukan hal yang menurutnya terbaik untuk gadis itu. Tapi apa y...