19. Tentang Bintang : Confession

31.3K 1.1K 17
                                    

Kika meletakkan pena nya diatas meja kayu itu. Ia menyedot jus stroberinya sebelum memandang kertas dihadapannya. Puas.

Pacaran antara ia dan Bintang adalah dengan kertas dan pena. Masing-masing menuliskan daftar hal-hal yang ingin ditanyakan. Kika selesai duluan. Tulisan acak-acakan ala dokter memenuhi kertas HVSnya.

"Aku selesai" kata Kika. Kalimat pertama sejak mereka sibuk konsentrasi dengan kertas masing-masing.

"Bentar Ka bentar. Lima menit lagi"

"Dangdut banget sih" Kika membalikkan kertasnya sehingga yang tampak hanya bagian putihnya saja. Ia beralih kepada cheesecake pesanannya. Menikmati betapa lembut kue itu di mulutnya.

"Oke selesai" Ucapan Bintang bertepatan dengan potongan terakhir cheesecake masuk ke mulut Kika.

"Hayo mulai" Ujar Kika dengan mulut penuh kue. Bintang menyentil dahinya.

"Habisin dulu baru ngomong" Kika menurut meski heran kenapa Bintang tidak bosan-bosan mengomelinya karena hal yang sama.

"Ayo mulai" Kata kika setelah kuenya pindah ke perut.

"Siapa duluan?"

"Suit"

"Okay"

Kika mengeluarkan telunjuknya sementara Bintang kelima-lima jarinya membuka. Telunjuk vs kertas. Siapa yang menang?

Tanpa berunding, mereka suit lagi.

Kika mengeluarkan genggaman tangannya sementara Bintang hanya menunjukkan kelingking. Batu vs kelingking. Siapa yang menang?

Kesal, akhirnya Kika menentukan kalau mereka suit dengan gunting kertas batu.

Kika kalah saat memilih batu sementara Bintang mengeluarkan kertas.

"Jadi..siapa duluan?" Tanya kika.

"Aku yang menang jadi terserah aku. Kamu duluan yang nanya Ka"

"Okay" Kika berdehem dan mulai membacakan pertanyaannya. "Nama lengkap?"

"Bintang Tunggal Angkasa"

"Nama panggilan?"

"Sejauh ini cuma Bintang"

"Tempat tanggal lahir?"

"Surabaya, 8 Agustus 1989"

"Riwayat imunisasi?" Bintang bengong. Apa ia salah dengar? Baru kali ini seorang gadis menanyakan riwayat imunisasi padanya. "Bi?" Bintang berdeham dan menjawab.

"Yang dasar lengkap. Tambah Hepatitis B dan meningitis"

"Lets see.. makanan favorit?"

"Lenggang dan belut" alis Kika terangkat sebelah karena jawaban tidak terduga Bintang.

"Minuman favorit?"

"Sop duren dan americano"

"..."

"Udah segitu aja?" Kika menggeleng. Ia bingung bagaimana menanyakannya. Bintang meraih cangkir americano-nya. "Tanya aja. Aku bakal jawab jujur apapun pertanyaannya" ia menyesap kopinya sebelum menenggaknya.

"Riwayat.. seksual?"

Hampir saja ia menyemburkan kopi ke muka istrinya.

Bintang terbatuk karena tersedak kopi panas. Kika yang khawatir segera meraih tisu dan mengelap sisa kopi di bibir Bintang sambil tangan satunya mengusap lembut punggung laki-laki itu.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang