Cpt. 2 : Namanya Dheva

559 20 1
                                    



"Perlu bantuan Angger?" Ibu Utami seorang guru mata pelajaran Sejarah menghampiri meja Angger, dia hanya menggelengkan kepalanya sambil berkata "Enggak Bu, kan udah ada asisten hehe" jawab Angger sambil menepuk-nepuk ringan pundak Hesti, Ibu Utami hanya membalasnya dengan senyum dan melanjutkan berkeliling kelas.

Semua siswa dikelas tampak sedang sibuk menyalin catatan yang tertera di papan tulis, Hesti membatu mendikte catatan dari papan tulis untuk Angger dengan membisikinya Angger menyalin catatan ke laptopnya

"Evernote close dialogue menu, contain 3 items right arrow to select, save, don't save, cancel"

suara voice over narrator dari laptop Angger memecah keheningan kelas

"Opps maaf" kata Angger sepontan, dia lupa mengcilkan volume suara laptopnya Angger sengaja tidak menggunakan headphones karena akan menganggunya mendengarkan penjelasan dari guru, dan beberapa guru dan siswa di kelasnya sudah terbiasa dengan hal itu.

"Left arrow to kill yourself so you can stop making that noise, bersisk woy! Lagi konsen nih! Lagian sekolahnya nyampur sama orang normal ya ganggu lah" celetuk Lukas

Dia adalah salah satu siswa kelas itu mendengar hal itu beberapa siswa di kelas itu ikut tertawa mendengar hal itu Hesti langsung berdiri dari kursinya dengan muka merah dan hati yang memanas Hesti pun melemparkan pulpen ke arah Lukas

"Heh! Aku ngerti kalo kamu itu lebih rendah dari babi tapi bisa gak kamu coba pura-pura jadi orang yang bermoral seenggaknya selama di kelas hah?!" sontak suasana kelas menjadi tegang

"Lukas, Hesti sudah kalian tidak usah ribut" tegur Bu Utami.

Dengan mata yang berkaca-kaca dan emosi yang tidak terkontrol Hesti pun melanjutkan kata-katanya "Maaf Bu tapi saya ga terima kalo temen baik saya diperlakukan kaya gitu, eh Lukas kamu tau rasanya ga bisa liat, semuanya gelap!? Nek kowe pengen ngerti tak culek sisan mripatmu asu!"

Angger segera menarik tangan Hesti agar duduk kembali ke bangku, air mata Hesti pun tidak bisa ditahan lagi "udah Ti bajingan kaya dia ga usah diladenin, malah malu sendiri kan? Udah yah gak usah nangis aku aja santai kok" kata Angger sambil menepuk-nepuk pundak Hesti.

"Lukas, kamu keluar ke kantor kepala sekolah, karena sudah jelas sekolah ini tidak memiliki toleransi untuk siswa yang bersikap diskriminatif" Kata Bu Utami dengan nada yang keras, dia pun menuliskan memo kecil kemudian menyerahkannya kepada Lukas sambil menyruhnya keluar menemui kepala sekolah, seisi kelas pun menjadi hening dan tegang.

Di tengah-tengah keheningan tersebut terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari pintu kelas tersebut.

"Maaf bu ini XI IPS 3?" tanya seorang siswa yang baru saja mengetuk pintu tersebut, Bu Utami pun menanggukkan kepalanya tanda mengiyakan kemudian dia memeriksa daftar hadir siswa yang ada di mejanya "Nama?" tanya Bu Utami datar "Dheva Hartono, bu" jawab siswa tersebut "kenapa jam segini baru datang Dheva?" tanya Bu Utami dengan tegas

"Dheva welcome to XI IPS 3" celetuk Lukas lagi, "Lukas cepat kamu keluar dan temui kepala sekolah, jangan lupa kasih memonya ya" Bu Utami menjawab celetukan lukas dengan nada yang sarkastik. Lukas pun segera keluar dari kelas tersebut dengan sengaja dia menyenggol Dheva yang bediri di dekat pintu.

"maaf bu tadi saya telat terus dihukum deh bu berdiri di lapangan sama pak Andika" jawab Dheva dengan agak ragu karena dia sadar kalau mood di kelas tersebut sedang tidak bagus, dan dia tidak mau menambah masalah baru entah apa itu masalahnya pun dia tidak tahu tapi jelas kalau kelas tersebut dalam keadaan tensi tinggi.

"Okay kamu bisa duduk di situ, dan tolong cepat catat yang ada di papan tulis, sebenar lagi Ibu akan menjelaskan dan saya tidak mau ada siswa yang melakukan kegiatan lain selain memperhatikan saya ketika sedang menjelaskan materi" Ucap Ibu Utami sambil menunjukkan bangku kosong di belakang Angger. Ketika melewati bangku Angger perhatian Dheva tertuju pada tongkat yang terlipat yang diletakkan di mejanya, dia juga memperhatikan cara Angger menggunakan keyboard braille untuk mencatat materi ke dalam laptopnya.

Bawa Aku Melihat Duniamu (Smut / bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang