1.Judul Buku : Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman
2.Penulis : KH Fahmi Basya
3.Penerbit : Zaytuna
4.Kota Terbit : Jakarta Selatan
5.Tahun Terbit : 2013
Al Quran adalah Bukti untuk tiap sesuatu dan Penjelasan tiap sesuatu. Maka di mana Negeri Saba itu tentulah dapat dijelaskan dan dibuktikan dengan Al-Quran. Satu ciri negeri Saba ialah , ia pernah disinggahi oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya. (8) Di sana ada sebuah bangunan yang dipindah dengan cara yang tidak biasa. ( dan itu adalah Borobudur bagian atas (arupa dhatu) yang dipindah dari Istana Ratu Boko ) Jika kita dapat menemukan kembali bangunan yang dipindahkan itu, tentu ia menjadi bukit negeri Saba. Dan di bagian timur Indonesia dekat Lautan Pasifik ada Kepulauan yang dinamakan Kepulauan Sulaiman. Di sinilah kisah itu bermula. Di antara deburan ombak pasifik. Di antara dunia nyata dan alam ghaib. (9)
Borobudur, yang terletak di desa Boro itu kemudian tiba tiba terbudur , itulah awal penamaan Borobudur . (24) Sebab itu kalau kita lihat relief Borobudur di dinding lantai 5 rupa Dhatu yang terletak di atas Kama Dhatu, ada 4 kotak yang berulang. 1.Seorang wanita, 2.seorang laki-laki diaoit dua wanita, 3 seorang wanita, 4.seorang sedng duduk. Gambar itu terulang terus dengan mengubah-ubah wajah sebagai wakil dari umat manusia. Tidak mudah membuat beranekaragam wajah di atas batu , kalau bukan Kerajaan ini telah menaklukkan bangsa-bangsa. Kerajaan siapa kira-kira yang mampu menaklukkan bangsa-bangsa?Bagaimana tentara Kerajaan itu hingga mampu menaklukkan bangsa-bangsa? Jadi, Borobudur sebenarnya adalah berisi monumen bangsa-bangsa yang dibuat Nabi Sulaiman setelah menakukkan bumi. Bumi yang bulat tentulah diketahui Nabi Sulaiman, karena (27) jin sebagai tentara Nabi Sulaiman telah meraba-raba langit. Meraba-raba langit berarti naik ke suatu ketinggian melihat bumi bulat. (28) Teknik pemahatan di Borobudur dengan cara melunakkan batu itu dilakukan oleh jin, bukan manusia yang memahatnya. (33) Kalau ada orang yang mengatakan bahwa sebagaian kisah Buddha ada di Borobudur, berarti kisah Buddha ada dalam kitab Zabur. Maka tidak mesti sandi itu adalah milik Buddha. Karena saya bisa bilang itu milik Yunus.(38) Batu Gangsing tidak di pahat. (43) Batu itu tidak di pahat, ia dibuat seperti membuat guci dan tanah liat dengan cara diputar. Hal itu hanya bisa dilakukan jika batu itu dulunya bisa dilunakkan. Tidak ada tanda-tanda dipahat pada batu ini. Semuanya sama besar sama beratnya. Seperti dahulu itu ada semen yang kalau kering menjadi batu. Batu lunak atau bisa melunakkan batu. Ini bukan pekerjaan makhluk biasa seperti manusia. (44) Ghilman dibuat sedikit tua agar kita mengenali yang muda. Anak Muda Laki-laki itu di dalam Al-Quran dinamakan Wildan. Coba kita perhatikan kedua bibirnya. Bibirnya lebar, dan tidak pendek. Tamatsil bibir pendek kita temukan pada halaman lain, yaitu pada Tamatsil serah terima kerajaan antara Daud dan Sulaiman. Jadi, kalau kita meletakkan surat Al-Insan disebelah barat Arupa Dhatu, dan berhitung sesuai nomor ayatnya, maka pada ayat ke-19 kita menemukan kata Wildan. (49) Sulaiman adalah anak Nabi Daud. Dengan fakta-fakta yang terlihat apakah Ibunya dari Pulau Jawa ? Itu sebabnya ia diberi nama Su dan Man. Su artinya baik dan Man artinya hamba. Dan ini disebut dalam Al-Quran bahwa Sulaiman sebai-baik hamba dengan istilah ni'mal abdu. (53) Di lantai tiga dari atas, pada Borobudur, kita temukan gambar tongkat yang pendek seperti tongkat komando. Dengan tongkat pendek inilah Nabi Sulaiman bertekan. Ia berada pada khiyam nomor 6 di lingkaran pertama Arupa Dhatu. Ia tidak jatuh ke kiri dan ke kanan karena terhalang relung. Ketika ia telah lama wafat, belum juga diketahui oleh jin. Jin terus bekerja menyelsaikan patung-patung. Ketika patung itu tinggal satu belum selesai, ada dabbah bumi memakan tongkat Nabi Sulaiman, sehingga ia rubuh dan jin-jin meninggalkan pekerjaan. Akibatnya ada Tamatsil yang belum selesai. (56) Nabi Daud dikatakan sebagai Raja Gunung . (185)
608 Kata .
KAMU SEDANG MEMBACA
Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman
Non-FictionJudul Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman Penulis : KH Fahmi Basya Penerbit : Zaytuna Kota Penerbit : Jakarta Selatan Tahun Terbit : 2013 TUGAS PAK AWO BAHASA INDONESIA