Chapter 1 : my name is Dafi

19 0 0
                                    

"Dafinah Faeyza." seorang pria paruh baya di depan kelas memanggil seorang perempuan yang sedang asik melamun menatap jendela yang berada disamping kanannya.

"Dafinah kalau kamu tidak mengacungkan tangan untuk absen, saya anggap kamu tidak mengikuti kelas saya hari ini." Ujarnya kembali

Athalia menyikut tangan perempuan yang namanya dipanggil oleh pria paruh baya tersebut. Dan sialnya perempuan itu gue yang asik memandang kaum adam yang bermain futsal ditengah lapangan sekolah. Athalia bergumam "Fuck Dafi, lo daritadi diabsen Mr. Mike. Kalo lo masih ga ngacung, gue ga yakin keberadan lo di planet bumi ini terjamin karena omelan si Mickie Mouse."

Gue mengarahkan tangan kanannya keatas menunjukan dia hadir didalam kelas. "Hadir pak. Sori" ucapnya.
"oke saya maafkan dan saya absen kali ini kamu Dafinah Faeyza. Tapi jangan harap kamu bisa lolos dari hukuman saya. Harap kerjakan makalah Sosiologi dari apa yang akan kita pelajari hari ini. Got it?" tanya sinis Pak Michael atau lebih senang dipanggil Mr. Mike.

"yes sir" jawab gue. Iya gue yang dengan bodohnya memandang segerombolan anak laki-laki bermain futsal dengan sangat seksi itu dan mengabaikan kalau sekarang sedang pelajaran mister killer ini.

Pelajar sosiologi bener-bener buat gue gila. Pertama gue ga suka pelajaran berbau-bau sosial dan gue terdapampar di jurusan sosial. Yup, gue masuk jurusan ips. Sebenarnya cita-cita gue dari kecil pengen jadi dokter. Yah walaupun cita-cita yang mainstream, gue dari dulu ingin menjadi ibu dokter yang modis dan cantik. Yah akhirnya cita-cita gue hilang seketika gara-gara terjebak. Oh iya gue baru masuk ke sekolah menengah atas katolik di kota gue. Bukan berarti gue beragama sama dengan sekolah gue. Tapi emang gue menggemari sekolah ini. Dan gue satu-satunya murid muslim di sekolah ini. Itulah yang gue seneng toleransi beragama.

Jam istirahat pun sudah berbunyi, gue dan Lia langsung menuju ke food court sekolah kita sambil menunggu teman kita satu lagi si ganteng maut Axelle tapi gue dan Lia lebih menyukai dengan memanggil El. Gue langsung ke konter makanan dan minuman biar nanti ketika El datang kita langsung bisa makan. Eh jangan salah, walaupun gue, Lia dan El baru bersahabat. Kita udah tau sifat termasuk makanan-minuman yang disuka. Memang sih terdengar menggelikan kalau kita suka Ber-pajamas Party apalagi notabene El seorang lelaki tulen.

"hei udah nunggu lama?" sapa seorang lelaki dari belakang sambil merangkul leher gue dan Lia yang tak lain El.

"udah lumutan keles dari tadi sampai-sampai gue bisa sanggulan terus ke kondangan." Jawab gue dan Lia menganggukan kepala menandakan setuju dengan pernyataan gue.

"ya ampun, lo mau ke ondangan siapa Pi? Kan kita juga belum nentuin tanggal yang pas buat diresmikan. Segitunya elo kebelet nikah sama gue?" tanya Axelle melepaskan rangkulannya sambil mendudukan bokongnya di bangku disela-sela gue dan Lia.

Gue menghela nafas kemudian memalingkan muka ke kiri tepat berhadapan dengan muka El dan menoyor telunjuk kanannya ke kepala El sambil menjawab "Pi, Pi, Pi kepala lo peyang lo kira gue sapi apa? Harap manggil gw Dafi pake ef bukan pe. Dan satu lagi yeh, lo tuh jauh banget dari tipe gw yang High Class ini."

Begitulah kalau gue sudah ketemu Athalia dan Axelle pasti ada ajah yang dipermasalahkan. Mungkin dunia ga rame kali yeh kalau ga denger kita bertiga rebut. Hingga akhirnya 3 mie ayam dan 3 es jeruk datang baru gue dan El istirahat adu mulut.

"eh El, lo kemana ajah tadi? Tumben banget kalau elo bener-bener fokus belajar dan lupa jam istirahat." Tanya Lia.

"gue rajin? You wish. Gue tadi tanding futsal sama kelompok Ben, si kembar, dan Leandra. Yah uji coba jadi eksul futsal sekolah lah." Jawab Axelle sambil meneguk es jeruknya.

"buset berarti lo tadi ikutan futsal sama cowok-cowok sekseh dan menggoda itu? Kok gue ga liat yah ada curut macam elo disana? Lo kagak masuk kelas apa?" tanya gue bertubi-tubi kepada El.

"elo ngehina gue lagi, gue cipok bolak balik elo Daf. Lagian woles ajah pertanyaannya satu-satu kali. Tapi karena gue di kelas unggulan gue jawab langsung pertanyaan elo. Pertama, iya gue mau ikutan klub futsal sekolah tapi yang perlu diinget mereka ga sekseh karena Cuma gue yang sekseh. Kedua, lo butuh ganti kacamata usang lo soalnya jelas-jelas gue bintangnya pertandingan tadi. Ketiga, gue males belajar dan lagipula kelas gue emang kosong alias guru lagi ga ngajar. Udah gue jawab kan. Sini bibir lo biar gw cipok terus elo ga nyerocos terus kaya kereta api." Jawab datar El.

*mulmed : Dafinah

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BeDa (A story from Ben and Dafi)Where stories live. Discover now