all pieces of my heart are missing you

77 8 9
                                    

Rindu itu curang.

Taehyung menggerakkan tangannya untuk menutup kaca jendela pesawat.Sinar mentari sore benar benar membuat matanya silau.Ia menghela napas,melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

Pukul 17.55

Masih setengah jam lagi pesawat yang ia dan teman temannya tumpangi mendarat.Taehyung menyandarkan kepalanya pada sandaran dibelakangnya.
Semburat jingga masih bisa menyelinap masuk kedalam pesawat.Hanya berupa garis garis vertikal yang menyapa wajah namja dengan obsidian hitam tajam itu.Sepotong cheese cake masih terletak diatas meja.Taehyung belum menyentuhnya.

Namja itu kehilangan selera makannya.Kapan pesawat ini mendarat?Terasa terlalu lama.Bahkan gumpalan awan diluar sana tak lagi menarik seperti biasa.
Taehyung tersenyum kecil ketika seorang pramugari yang cantik mendekatinya.Seok jin yang duduk disebelahnya menjunjung alis heran.Tidak seperti biasanya.

Bagi Taehyung,tak ada satupun yang menarik kali ini.Gumpalan awan,sepotong cake,pramugari cantik atau apalah itu.Hanya satu yang ia inginkan,sampai dibandara lebih cepat dan pergi kedorm untuk istirahat.
.
.
Incheon International Airport,(18.30 KST)
"Ambil ranselmu Tae,jangan terus melamun",namja bertubuh tinggi itu menyikut lengan Taehyung,ia tersentak.Dengan segera,Taehyung menarik ranselnya dari bagasi.
...
Incheon Internasional Airport,(18.35 KST)
Yeoja berambut ikal itu terlihat sedang mencari sesuatu. Matanya mencoba mencuri celah untuk melihat pada gerbang kedatangan.Terlalu banyak orang disana.

Seragam sekolah yang sangat khas masih terpasang rapi ditubuh yeoja itu.Byun Jihae,begitu tulisan pada nametag yang tersemat dibagian kiri blazernya.

Tepat sebelum Jihae menyerah dan berserah pada takdir,kerumunan manusia didepan gerbang kedatangan seketika berteriak menyebut tujuh nama berbeda.
Jihae membalikkan badannya,didapatinya tujuh namja bermasker perlahan keluar dari kerumunan.Mata bulatnya melebar ketika satu dari tujuh namja itu membuka maskernya.

Kim Taehyung.

Antara sengaja atau tidak,Taehyung melewati Jihae begitu saja.Sejenak waktu terasa berhenti.Kerja jantung Jihae tak karuan.Ia terlalu terkejut.Padahal bahu mereka saling bersentuhan,Jihae yakin itu.

Otak Jihae mulai memikirkan kemungkinan terburuk. Jangan jangan Taehyung melupakanku.Saat kalimat itu menari mengusik pikirannya,ia menggelengkan kepala, berusaha mengusir kalimat itu jauh jauh.

Disisi lain,Taehyung menatap jalanan dengan pandangan kosong.Namja itu terlihat seperti kehilangan setengah hidupnya.Manik hitamnya yang dulu selalu berkilat ceria,kini terkuasai sendu.Manik hitam memukau itu berubah tajam.

Taehyung benar benar berubah.Bahkan keenam "saudara" nya tak mengerti sebab perubahan sikap Taehyung yang signifikan.Terlalu signifikan malah.

Semua itu terjadi tiga hari yang lalu,ketika semua anggota berkumpul untuk menikmati makan malam bersama dengan produser.

Taehyung tertawa seperti biasa,makan dengan porsi besar seperti biasa,jahil seperti biasa.Tapi ketika handphonenya bergetar,ketika sebuah pesan singkat itu terbaca habis, namja itu keluar.Keluar dari garis kehidupan bahagianya.

Malam itu Taehyung masuk kekamarnya lebih awal. Mengunci dirinya didalam sana,entah apa yang ia lakukan. Semenjak hari itu,Taehyung kehilangan semangat hidupnya.
Benci.Taehyung benci dunia.
.
.
Angin musim gugur sore hari menyentuh lembut kulit Jihae.Yeoja bermata hazel itu tengah duduk dikursi taman sambil mengayunkan kakinya.

Seperti kaset lama yang kembali diputar,semua kenangan manis,pahit menguasai memori Jihae.Yeoja itu tersenyum kecil,semua kenangan itu sayang untuk dilupakan.Apalagi dimusnahkan dalam dalam.

Menyadari keberadaan orang lain,Jihae memutar kepalanya.Pupilnya menangkap bayangan seorang namja yang sangat ia rindukan.Kim Taehyung.

Namja itu menggenggam sebuket mawar putih ditangannya.Perlahan ia berjalan mendekat.Kalau Jihae tidak mempedulikan harga dirinya,ia pasti sudah berlari dan memeluk Taehyung erat erat.Jihae memilih tersenyum, menunggu lanjutan garis takdir sore ini.

"Byun Jihae",Taehyung berujar pelan,suara itu membuat Jihae tersenyum kembali.
Taehyung terus berjalan maju,melewati kursi taman yang diduduki Jihae.Langkahnya berhenti tepat semeter didepan sebuah pohon.Ia membiarkan tangannya menyentuh kulit pohon didepannya.

Sesaat Jihae merasa kesal dengan tingkah Taehyung.Ini kedua kalinya namja berambut coklat tua itu melewatinya.

"Siapa yang jahat sebenarnya?",mendengar kalimat Taehyung,Jihae mengerutkan alisnya.

"Siapa yang akhirnya mengingkari janji?",Jihae semakin tak mengerti.Ia bangkit dari duduknya.Genggaman tangan Taehyung pada buket bunga itu menguat.Buku buku tangannya hampir memutih.

"Kenapa kau tega membuatku hidup seperti orang bodoh eoh?!"

"Tae..Taehyung-ah",Jihae menyadari suaranya bergetar.

"Kenapa kau pergi?!",Taehyung memukul pohon didepannya.Setetes liquid cair jatuh bebas menembus kelopak matanya.

"Aku disini.."

"Kau pikir mudah bagiku untuk melupakanmu?",mata Jihae melebar seketika.Refleks,ia memandang seluruh tubuhnya. Transparan.

"A..aku..sudah mati?"

"Kau berbohong tentang menungguku kembali"

Karna rindu itu curang..
Ia selalu bertambah tanpa tau caranya berkurang..

Taehyung tak dapat menahan tangisnya.Isakannya yang terdengar begitu pilu membuat hati Jihae ikut teriris.Kata 'andai' memenuhi ruang pikirnya.

Andai ia dapat memeluk Taehyung.

Andai ia dapat menghapus air mata itu.

Andai ia masih hidup..

Taehyung mengangkat kepalanya,berusaha mengatur napasnya yang berhembus tak beraturan.

"Aku tidak berbohong tentang menunggumu kembali,,kau hanya tidak melihatku karna dimensi kita berbeda"

"Kumohon..",ujar Taehyung lirih.Lebih terdengar seperti bisikan.Ia tak mampu mengontrol dirinya untuk berhenti terisak.

Tanpa disadari,buket bunga itu jatuh dari genggaman Taehyung.Puluhan tangkai mawar putih terletak berserakan ditanah.Jihae hanya dapat memaksakan sebentuk senyum.Ia tak bisa membantu apa apa.

"Kumohon kembali..",lanjut Taehyung disela isakannya. Jihae menutup mulutnya,memaksa air matanya tetap bertahan.

"Bodoh!Jangan menangis!"

Dedaunan pohon yang Taehyung jadikan tempat bertopang bergerak perlahan.Tangannya menghapus kasar jejak air matanya.Perlahan namun pasti,ia meninggalkan membalikkan badannya.Meninggalkan buket mawar putihnya dengan pohon besar tempat abu Jihae ditanam.

Do you see how much I need you right now?

When you're gone

All pieces of my heart are missing you..

"Setiap yang bernafas pasti akan mati..dan..satiap pertemuan pasti ada perpisahan"

아냥하세요!!
Akhirnya fanfic ini selesai juga
Tinggalkan vomment ya!!
Don't be a silent reader
Berhubung ini post pertama,jadi kritik dan saran sangat diperlukan
Thanks for reading ≧﹏≦


All Pieces Of My Heart Are Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang