Just One Part

1.1K 123 14
                                    

Just Two POV, Taehyung POV & Jimin POV
.
.
.

-Regret-

~Taehyung POV~
Kulangkahkan kakiku menyusuri koridor kampus. Setiap kakiku melangkah selalu ada saja yang menyapaku dan hanya kubalas dengan senyuman. Itu sudah cukup bukan? Aku tidak ingin repot-repot mengeluarkan suaraku pada orang banyak hanya untuk berkata 'hai'. Apa kalian pikir aku sombong? Jangan berpikir seperti itu dulu oke. Coba saja kalian pikir, kalian membalas sapaan mereka yang bahkan kalian tidak tau namanya? Oke mungkin tidak semua aku tidak tau namanya tapi, hey ini hanya sekedar sapaan saja tidak terlalu penting.

Lebih baik aku memperkenalkan diriku dulu pada kalian. Aku Kim Taehyung, aku cukup atau bahkan aku sangat populer di sekolahku. Aku berada di tingkat akhir dan ya tahun ini aku akan segera melepas seragamku dan tentunya setelah aku lulus. "Yak! Taehyung!" kutolehkan kepalaku ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilku.

Ternyata itu Jimin, Park Jimin sahabatku. Aku dan dia sudah bersahabat sejak kecil. Dari kecil hingga sekarang aku selalu satu sekolah dengannya, tidak heran jika ada yang mengatakan kami seperti anak kembar yang di mana ada aku, di sana pasti ada seorang Park Jimin. Cukup aneh bukan? Ya tapi seperti itulah kami. "Ada apa?"  tanyaku padanya setelah dia berdiri di sebelahku.
"Dasar bodoh, kenapa kau meninggalkanku?" ucapnya padaku.
"Kau pikir kau siapa harus kutunggui? Biasanya juga kau yang meninggalkanku"
"Dasar idiot, sudah kubilang kalau aku pulang bersamamu hari ini. Apa kau tuli?" keluhnya.

Dasar Park Jimin sialan, dia ingin pulang bersamaku tapi dia mengataiku seperti ini. "Park Pendek kalau kau mengataiku sekali lagi, pulanglah dengan berjalan kaki. Aku tidak peduli kalau kakimu itu harus patah" ucapku yang mampu membuatnya berhenti mengataiku.
"Yak, apa kau tega pada kembaranmu yang tampan ini?" cih percaya diri sekali dia mengatakan dirinya tampan dan lagi apa katanya, kembaran?

Dasar teman gila, dia sudah mulai seperti yang lain mengatakan dirinya kembaranku. "Aku tidak ingin memiliki kembaran pendek sepertimu" ok, ucapanku memang terdengar jahat tapi memang terkadang seperti inilah aku jika bersama Jimin.
"Sudahlah, ayo jalan. Aku ingin cepat sampai rumah" sambungku lagi.

Aku dan Jimin kembali berjalan menuju loker terlebih dahulu untuk mengambil buku tugas besok. Saat kubuka lokerku, aku melihat sebuah kertas berwarna biru yang di lipat. Kuambil kertas itu dan kubuka lipatannya.

Annyeong Taehyung Sunbae
Sunbae, kudengar kau akan menjadi salah satu murid yang akan mengikuti kompetisi dance antar sekolah. Apa aku benar?  Kuharap yang kudengar itu benar
Fighting sunbae, aku yakin kau pasti bisa^^

PJ -Neo Hoobae-

Aku membaca surat itu dalam diam hingga membuat Jimin melihat kearahku. "Wow, kau mendapat surat itu lagi? Apa kali ini isinya?" ucap Jimin lalu mengambil surat yang berada di tanganku.
"Daebak, dia benar-benar stalkermu Tae. Padahal kau baru di beritau hari ini dan itu juga baru beberapa orang saja yang tau" ucap Jimin setelah membaca surat itu.

Memang benar apa kata Jimin, ini bukan pertama kalinya aku mendapat surat dengan pengirim 'PJ' dan dia selalu tau semua hal tentangku. Bahkan saat aku terluka karena bertanding basket pun hari itu juga aku menemukan obat dan surat dengan inisial pengirim 'PJ'. Padahal saat itu hanya pertandingan antara anggota tim basket saja dan tidak ada orang lain selain tim basket yang tau mengenai hal itu.

PJ, dia benar-benar membuatku penasaran selama 3 bulan ini. Sebenarnya siapa dia? Kenapa dia bisa tau semua tentangku? Memikirkan ini membuatku pusing. Kuambil surat yang berada di tangan Jimin, lalu kumasukan kedalam tas. "Ayo pulang, sudah semakin sore" ajakku pada Jimin.

Regret [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang