Choi Minho, Assistant © 2016, Acilestari (acilChoi). All rights Reserved.
(THE BOSS SERIES #3)
MATURE FOR LANGUAGE CONTENT
DON'T BASH, DON'T COPY AND LEAVE YOUR COMMENT. ITS MUST.
" Sulli tolong keruangan saya sebentar " Ucap Bosnya pada Sulli, sudah hampir enam tahun ia mengabdi pada perusahaan ini dan hampir enam tahun juga ia sudah mengenal sekali bagaimana watak atasannya itu. Sulli mengangguk lalu membiarkan kaki jenjangnya mengikuti sang bos masuk kedalam ruangannya.
" Ada yang bisa saya bantu pak? " Tanyanya. Ia duduk diantara celana bahan ketatnya yang membungkus kaki indahnya. Bibirnya dibiarkan tersenyum menggoda sembari memberikan pertanyaan pada sang atasan. Pria itu menatapnya , walau tatapannya hanya tatapan biasa bukan tatapan lapar seperti para rekan satu kantornya yang lain.
" Tolong bantu saya merevisi data ini, masih ada yang kurang. Dan persentasinya tidak sesuai dengan laporan yang diberikan pada saya minggu lalu " Katanya, Sulli mengernyit. Kenapa harus dia, bukan yang mengerjakan datanya.
" Saya bisa memanggilkan orang yang mengerjakannya Pak, kalau tidak keberatan " Ucapnya , berusaha sesopan mungkin. Tapi Pria itu malah tersenyum dan menggeleng padanya.
" Please, Cukup kamu saja. Aku benci suasana bising " Ya! Itulah kemauannya. Cukup berdua, rapat ditemani olehnya, semua pekerjaan dilakukan bersamanya. Besok apalagi.
" Baiklah " Dan dengan pasrah ia menggeser kursinya hingga mendekati kursi kebesaran milik bosnya. Dari tempatnya, aroma maskulin Bulgari Man tercium jelas dari tempatnya. Hidungnya tergoda untuk menghirup wangi harum milik bosnya itu dengan rakus. Sejenak ia memejamkan matanya untuk menghirup nafas.
" Bagian yang mana Pak? Apa saya harus pakai laptop saya? " Bosnya hanya kaku dengan nada sensual milik sekertarisnya yang menggoda itu. Tapi ia hanya memendam perasaannya tanpa mau berkata apa-apa.
" Tidak usah, pakai punya saya saja. Eh, Mau minum apa? " Tawarnya. Sulli menatapnya dan menepuk jari telunjuknya untuk menimang-nimang apa yang akan diminumnya.
" Anggur ada? " Pintanya. Tapi Bosnya menggeleng.
" Saya tidak minum itu Sulli, Kopi mau? "
" Apa saja, tapi gulanya sedikit saja "
" As your wish " Ucapnya. Dan Bosnya mulai meraciknya kopinya dan tentunya dengan permintaan asisten setianya yang cantik dan seksi itu. setelah selesai ia membawanya kesamping laptopnya untuk miliknya dan milik Sulli diletakkan disamping tangannya.
" Ini Kopimu, sudah sampai mana? "
" Untuk total penjualannaya saja salah memasukkannya bagaimana bisa sama " Keluahnya. Good~ asistennya itu memang pandai menganalisa data. Sedangkan dirinya, kalau kacamata tertinggal pasti ia tidak bisa menganalisa dengan baik. Sepertinya diumur tiga puluh tiga ini ia harus segera memakai kacamata kuda. Ia mendekatkan dirinya lagi kedepan computer membuatnya bisa melihat dengan jelas bagaimana warna tali berwarna merah darah itu mencetak dibalik kemeja putih transparan milik asistennya itu.
Dan wangi tubuhnya juga. Wangi Floral dari parfum Chloe yang dipakainya itu menguar saat hidungnya menangkap dengan jelas parfum merk dunia itu. penampilan memang jadi nomer satu untuk Sulli. Bukan hanya pintar, tapi kecantikan dan keseksiannya itu menjadi nilai plus bagi Minho, orang yang kini tengah tegang berada disampingnya. Sulli menoleh karena nafas hangat terasa menyentuh tengkuknya yang dibiarkan terlihat , rambutnya dibiarkan dicepol keatas memperlihatkan rahang, serta leher putih mulus miliknya. Siapapun ingin berlama-lama mengubur wajahnya disana. Dan saat itu juga wajahnya hampir saja bersentuhan dengan hidung mancung milik bosnya. Ia menunduk dan bergumam maaf walau matanya berkilat geli.
" Saya, Maaf saya tak sengaja Pak? "
" Eh, saya permisi toilet sebentar. Tolong selesaikan " Pintanya. Dengan gugup ia buru-buru keluar.
Dan diluar sana ia menutup pintunya kencang. Bersamaan dengan jantungnya yang berdebar menggila. Dan disana ia memejamkan matanya, tidak bisa dibiarkan bila terus seperti ini. Sulli sudah seperti hidupnya, tidak bahkan lebih dari itu. Ia begitu menggoda dan liat, hingga secara tak langsung menariknya kedalam pesonanya.
Pada awal pertemuannya pun, ia sudah tertarik secara fisik pada Sulli. Ia pintar, cantik dan mempesona tak ada satupun pria yang melewatinya, tapi dirinya saja yang begitu kolot. Tak ingin mengutarakan perasaannya sampai sekarang ini.
" Apa yang kau lakukan? " Tanya Seseorang, wajah khas Tionghoanya itu begitu menonjol. Zhoumi, Marketing Manager diperusahaan miliknya.
" Hanya menenangkan diri, Kau mengagetkanku saja "
" Menenangkan diri dari Sulli, Ayolah Bung. Sampai kapan kau seperti ini , mengaguminya diam-diam? Seperti Pria yang sedang onani dikamar mandi sendirian " Minho meninju lengannya. Zhoumi, pandai menggodanya. Dan datang satu lagi si tampan ketiga Chang Wook.
" Kalian membicarakan apa sih? "
" Ini, si tampan Minho. Habis marathon, dadanya naik turun padahal mah habis menatap Sulli "
" Sialan kau Choi Minho, kau berduaan lagi? " Tanya, Tapi Minho hanya diam tak menjawab. Ia sudah pasrah kalau dijadikan bahan olok-olokan kedua sahabatnya ini. Tapi tiba-tiba pintu ruangannya terbuka secara asal, dan disanalah Sulli berdiri , dengan wajah takutnya, entah apa yang dilihatnya. Minho yang melihatnya pun ikut menegang, karena Sulli memegang lengan kirinya dan tubuhnya memeluk otot bisepnya dari sampingnya.
Sedangkan kedua sahabatnya hanya menatapnya iri. Enak sekali dipeluk Sulli, batin mereka.
" Ada apa, Kau mengagetkan kita Sulli " Tanya Chang Wook. Sulli merengut, karena ia tak ingin ditanya oleh laki-laki itu. Sedangkan Minho masih menegang ditempatnya.
" Pak? Maaf. Itu ada kecoak diruangan bapak " Ucapnya , ia merinding sendiri.
" Ehem, Tolong dilepaskan dulu Sulli. Ini dikantor " Ucapnya geram, walau sebenarnya ia gugup. Sulli melepaskan pelukannya walau tak rela. Mereka semua masuk diikuti Sulli yang masuk belakangan. Minho dan kedua sahabatnya memeriksa semua ruangan Minho dan tak ada tanda-tanda kecoak yang hadir.
" Tidak ada apa-apa? " Sahut Minho. Kedua sahabatnya ikut mengangguk membenarkan.
" Tapi aku tidak bohong, tadi ada disitu " Tunjuknya pada bawah kaki meja Minho. Ia hanya mendesah kasar dan berbalik menatap datar Sulli.
" Jangan mempermainkan aku Sulli, selesaikan pekerjaanmu " Bentaknya. Sulli menunduk dan tak berani menatap siapapun. Tapi saat sesuatu sudah mendesah ingin keluar dari matanya, ia keluar dari ruangan Minho dan menumpahkannya dimeja kerjanya. Zhoumi maju untuk menutup ruang kerja Minho.
" Jahat sekali kau Minho " Ucap Chang Wook. Minho mengusap wajahnya kasar.
" Aku tak tahan dengan sikapnya " Jujurnya. Zhoumi menepuk pundaknya.
" Susah sekali menahan pesonanya, ia begitu menggoda dan seksi. Aku pasti akan frustasi kalau terus bertatapan seperti tadi " Akunya. Minho mengangguk pelan dan mengusap tengkuknya.
" Aku harus minta maaf padanya , tapi susah sekali menahannya. Aku sudah muak dengan perasaanku " Katanya lagi.
" Ya sudah ungkapkan saja " Suruh Chang Wook. Minho menggeleng.
" Takut ia tak tertarik padaku "
" Kenapa pesimis duluan "
" Ia wanita bebas, bagaimana bisa diikat oleh sebuah pernikahan " Ucapan Minho membuat kedua sahabatnya menganga.
" Bagaimana mau dia denganmu, kalau kau langsung mengajaknya menikah " Ledek Chang Wook. Minho hanya tersenyum.
" Aku sudah tak cukup umur untuk pacaran. Aku ingin menikah dan memiliki anak "
" Kau adalah bos yang sinting " Sahut Zhoumi.
" Karena aku sudah mencintainya sejak pertama kali bertemu. Tepatnya enam tahun lalu, Jadi kalau ia ingin bersamaku, jadi ia seharusnya sudah siap menikah denganku "
..to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi Minho, Assistant! ✔
FanfictionKaya, tampan dan menjadi seorang bos disebuah perusahaan besar. Wanita mana yang tidak mau? Tapi bagaimana kalau dia kaku , dingin, dan perfeksionis. Adakah yang masih mau? Amazing poster : Xchee @Poster Channel NOTE : 11~END (PRIVATED)