Semua berawal ketidak sengajaanku bertemu dengan seseorang bernama Min Yoon Gi. Sifatnya yang dingin diluar dan sangat tidak peduli membuatku terkagum. Seseorang yang benar-benar akan melakukan apapun untuk hal yang dicintainya terutama musik. Dia sangat menyukai musik. Laki-laki itu bisa menghabiskan waktunya seharian di dalam studio musik miliknya. Meski setelah itu aku mendapatkan kabar kalau dia jatuh sakit.
Aku bekerja disebuah perusahaan swasta yang letaknya tidak jauh dari apartemen yang juga di design sebagai studio Min Yoon Gi. Setiap hari saat jam makan siang dan pulang kerja aku selalu menyempatkan diri makan bersamanya karna aku tahu dia bisa tidak makan seharian jika tidak ada yang menjenguknya. Kedua orang tuanya memang berada di Daegu, tempat kelahirannya.
Hari ini seperti biasa sepulang kerja aku datang ke apartementnya. Dia memberiku kebebasan untuk datang kapanpun yang kuinginkan. Aku langsung menuju dapur dan memasakkan bubur untuknya. Porsi makannya sangat sedikit untuk ukuran laki-laki. Tepat pukul 20.00 KST aku selesai memasak. Kuletakkan mangkuk berisi bubur dan sayur di nampan diatas meja ruang tengah.
"Yoon Gi ah" Aku mengetuk pintu studionya. Tidak ada jawaban darinya akhirnya aku memutuskan untuk membuka pintu dan masuk.
Aku melihat Yoon Gi yang membelakangiku masih fokus dengan kertas-kertas yang ada dihadapannya. Laki-laki itu masih mengenakan hoodie hitam dan ripped jeans yang sama dengan kemarin. Surai dark brown nya sangat berantakan. Perlahan aku melingkarkan kedua tanganku dileher Yoon Gi. Meletakkan daguku di bahunya.
"Yoon Gi-ah, kau bau"
"Aku sedang sibuk. Pergilah"
Aku berdiri disamping Yoon Gi dan memutar kursinya menghadapku. Dia menatapku heran. Sesaat kemudian aku membungkuk mensejajarkan wajahku dengannya. Tersenyum padanya sebelum merapikan surai dark brown miliknya dengan jariku.
"Aku tunggu diluar. Cepat selesaikan lalu mandi. Sudah berapa hari kau tidak mandi? Eoh?"
"Baiklah. Aku mandi sekarang"ucapnya berdiri dari tempat duduknya. "Setelah itu aku antar pulang"lanjutnya mengacak rambutku.
***
"Yoon Gi-ah"
Yoon Gi menatapku heran karna aku selalu tersenyum memandanginya. "Ada apa?"tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tetap menatapnya yang sedang memakan masakanku.
"Yoon Gi-ah"
Yoon Gi kembali menatapku. Menaikkan kedua alisnya tak mengerti.
"Ada apa?"
"Aku hanya ingin melihatmu dan memanggil namamu. Tidak boleh?"
Yoon Gi meletakkan sendoknya. Ia menarik nafas panjang dan menghempaskannya. Ia mengalihkan pandangannya ke piano yang menghadap tepat kearah balkon. Perlahan dia berdiri dan duduk didepan piano. Yoon Gi menepuk bangku disebelahnya menyuruhku duduk disampingnya.
"Kau mau memainkannya?"
Yoon Gi mengangguk. Perlahan jarinya menari dengan lincah diatas not piano. Aku belum pernah mendengarkan lagu yang dimainkan olehnya. Perlahan aku tersenyum dan bersandar dibahu laki-laki ini.
"Bagaimana?"tanyanya begitu selesai.
"Lagu siapa? Aku baru..."
"Laguku"potongnya.
"Benarkah? Pantas saja aku belum pernah mendengarnya"
"Kau orang pertama. Terima kasih"ucapnya.
"Kenapa?"
"Selama ini kau selalu mempercayai kemampuanku hingga aku bisa bertahan. Kau tidak pernah marah padaku ketika aku mengabaikanmu. Bahkan kau lebih marah jika aku tidak mandi atau makan dari pada membalas pesanmu. Aku tidak pernah menjadi laki-laki yang baik untukmu. Maafkan aku tapi sungguh aku ingin kau tetap disini. Disisihku. Apapun yang terjadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionAku tidak ingin meninggalkanmu tapi jika Tuhan berkata lain apa yang bisa aku lakukan? -Kim Hyejin