Aku memasuki rumah dengan langkah lemas. Bagaimana tidak? Aku terus kepikiran akan bertemu siapakah Aldi nanti. Aku merebahkan badanku ke atas spring bad dan menghembuskan nafas kasar. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas kecilku. Melihat layar ponsel yang biasanya terdapat notif line dari Aldi,sekarang tak ada satu pun.
"Ya ampun gini doang kok aku galau ya,mending mandi deh"
Aku memutuskan untuk mandi guna menetralkan pikiranku yang penat saat ini. Tetapi saat aku memasuki kamar mandi,tiba-tiba saja badanku terjatuh ke lantai karena licin. Kepalaku membentur gagang pintu kamar mandi,pusing sekali rasanya. Untuk bangun pun aku tak kuat,alhasil aku menuju kasur dengan cara ngengsot. Aku meraih ponselku guna memberitahu Aldi bahwa aku membutuhkan bantuan nya.
Tetapi saat aku hendak memencet tombol calling,aku segera membatalkan niatku ini. Menurutku aku terlalu lebay,jatuh dari kamar mandi saja sampai menelfon segala. Aku juga tak mau terlihat lemah didepan Aldi. Dengan usahaku sendiri,aku menelfon tukang pijit langganan mamiku untuk mengurut.
23:30
Aldi belum juga pulang. Ingin sekali aku menelfon nya dan menyuruh pulang sekarang,tapi sekali lagi aku tak punya hak untuk itu. Aku hanya bisa menunggu nya dan berharap dia segera datang dan menyapa ku lembut dengan pelukan dan ciuman yang biasa diberikan nya. Ah sudahlah vel, kau terlalu berharap sekali.Tanpa disangka aku mulai mengantuk. Sedikit demi sedikit pun mataku tertutup. Ini karena aku terlalu lama menunggu Aldi. Dengan posisi duduk di kursi,aku tertidur dengan pulas.
"Nia, apa kau mau berjanji padaku jika sudah besar nanti kita akan bersama lagi?"
"Iya Gathan aku berjanji"
Senyum senang pun merekah di wajah tampan milik lelaki kecil itu.
"Aku ingin sekali hidup bersamamu jika aku besar nanti" laki-laki itu tampak malu-malu.
"Kamu ini, masih kecil juga" gadis itu tertawa kecil diikuti mencubit pinggang nya.
"Apa salah nya berharap"
"Yasudah lah. Terserah apa katamu saja"
*2 tahun kemudian*
Sudah 2 tahun mereka tak saling bertatap muka, hari-hari nya pun dijalani dengan kebosanan yang teramat dalam. Hingga pada suatu hari, Nia terjatuh sakit. Dia sangat ingin bertemu dengan Gathan. Tapi apalah daya,kini jarak mengalahkan semua nya. Nia hanya bisa pasrah pada waktu yang akan mempertemukan nya kembali.
Aku merasakan badanku seperti terangkat ke atas. Ku intip dengan sedikit membuka mataku dan melihat siapa yang membobongku saat ini. Lelaki itu! Iya,Aldi. Siapa lagi kalau bukan dia, lelaki yang sedari tadi aku tunggu kedatangan nya. Dan aku masih mengintip sambil memandangi dagu nya yang indah. Kumis tipis yang tercukur rapih membuat aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa begitu sempurna nya ciptaan Tuhan yang sekarang sedang ku pandangi diam-diam. Saat Aldi menatapku,dengan cepat aku segera menutup mataku kembali dan berpura-pura masih tidur.
Sekarang aku sudah berada di atas kasur milikku. Sepertinya Aldi ikut tidur bersamaku, lelaki itu mengambil selimut dan segera menyelimuti badan kami berdua. Aku begitu kaget saat Aldi memelukku, aku yang hanya berpura-pura tidur ini seperti tak bisa bernafas,untuk bernafas pun seperti kehabisan oksigen. Bagaimana bisa dia langsung tertidur pulas dengan keadaanku yang tak karuan ini karena ulahnya. Hffttt sebal rasanya. Tapi semakin lama, aku merasa ngantuk lagi. Dan aku menyusul Aldi ke alam mimpi.
"Kebo bangun,udah jam setengah enam itu" Aldi mengguncang-guncangkan badanku.
Tak ada jawaban dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
RandomDiawali dengan paksaan hingga akhirnya satu sama lain bisa saling nyaman. Karena mencintai tidak dari paksaan orang lain,melainkan bagaimana kita menjalankan nya dengan sepenuh hati